NATECO HIJAB, PRODUK INOVATIF RAMAH LINGKUNGAN

Mahasiswa sebagai bagian dari generasi Z, diharapkan memiliki berbagai ide yang kreatif dan inovatif. Generasi millennial diharapkan bisa berkontribusi membangun perekonomian bangsa dengan turut andil menciptakan berbagai peluang usaha baru. Mencermati fenomena di masyarakat kemudian mencetuskan ide berwirausaha.

Hal ini juga yang diterapkan oleh Dina Kurniasari, Anisa Solihati dan Mariska  Naila Zifi An Najmi. Ketiganya adalah mahasiswa program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIDAR. Dina dan tim memperkenalkan dan mempopulerkan kepada masyarakat produk fashion berbahan alam yang ramah lingkungan. Mulai dari serat, pewarna, dan motif semuanya terbuat dari bahan alami. Dengan populernya tekstil berbahan alam, Dina berharap dapat mengurangi penggunaan pakaian berbahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Selain itu, kepopuleran produk ecoprint ini diharapkan mampu meningkatkan produk fashion yang bermuatan lokal.

Fashion atau gaya saat ini menjadi suatu hal yang diminati masyarakat. Ketertarikan akan fashion diikuti maraknya keberadaan industri fashion. Namun, selama ini industri fashion banyak sekali menghasilkan limbah berbahan kimia dan menyebabkan polusi. Salah satunya adalah penggunaan pewarna sintesis seperti naftol, remasol dan indigosol. Bahan pewarna tersebut tergolong tidak ramah lingkungan. Apabila limbah-limbah mengalir ke dalam tanah, bahan-bahan tersebut akan merusak ekosistem tanah karena bakteri tanah tidak mampu mengurai bahan-bahan kimia. Jika dibiarkan, maka bumi akan semakin tercemar. Oleh karena itu, Dina dan tim berinisiatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan membuat produk berbahan dasar alami dan ramah lingkungan.

“Produk yang kami hasilkan adalah jilbab bermotif dan berbahan dasar alami. Jilbab yang menarik tentunya adalah yang unik dalam segi bentuk, model, warna maupun motifnya. Orang tentunya lebih tertarik untuk memiliki jilbab yang motifnya exclusive dan hanya dimiliki oleh dia sendiri. Karena inilah kami membuat dan mempopularkan produk yang cukup unik yaitu motif dedaunan, yang diambil dari motif daun sungguhan, yang warna dan motifnya dipindahkan ke dalam kain. Proses ini biasa disebut dengan ecoprint”, jelas Dina.

“Keunggulan produk kami dibandingkan dengan kompetitor yaitu motif tidak ada yang menyamai (limited), menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan sehingga mengurangi pencemaran. Selain itu di Magelang belum banyak yang memproduksi ecoprint untuk kerudung. Yang pasti pembeli bisa memilih motif sesuai selera dengan nilai estetika yang tinggi”, tambah Dina.

Dina menjelaskan bahwa segmentasi usahanya dibagi menjadi dua, yaitu kalangan muda dan dewasa. Untuk kalangan muda cenderung menyukai warna-warna pastel. Disamping itu kalangan muda kondisi keuangannya masih terbatas. “Jadi untuk kalangan muda, kami fokus dan menargetkan warna pastel dengan motif sederhana yang ramah di kantong. Sedangkan motif istimewa, kami fokuskan kepada khalayak dewasa karena harganya yang lebih tinggi”, ujar Dina.

“Saya dan tim merasa sangat senang ketika proposal usaha Nateco Hijab (Natural Ecoprint Hijab) yang kami cetuskan, bisa lolos dan mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek melalui program KBMI tahun 2021. Tentunya ini membuat kami begitu bersemangat untuk mengembangkan Nateco Hijab dan berharap produk kami ini bisa diterima oleh masyarakat”, pungkas Dina mengakhiri wawancara.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

COCOFE, KREASI MAHASISWA UNTIDAR KEMBANGKAN POTENSI KOPI LOKAL TEMANGGUNG

Petani kopi di Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung selama ini hanya menjual hasil panennya dalam bentuk barang setengah jadi. Hal inilah yang melatar belakangi Muhammad Affan Aqdam, mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTIDAR bersama dengan anggota tim yang kesemuanya adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Sri Wulandari, Upik Setyorini, dan Iin Widia Ningsih meluncurkan produk Cocofe.

“Kami ingin memberdayakan petani kopi Kecamatan Gemawang yang selama ini hanya menjual hasil panennya dalam bentuk barang setengah jadi. Kami berusaha untuk mengolah biji kopi agar menjadi kopi yang mudah dikonsumsi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, kemudian mempromosikan Kopi Robusta Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung ini ke seantero negeri. Jika usaha ini berhasil tentu bisa menunjang perekonomian petani kopi Kecamatan Gemawang. Tingkat kesejahteraan petani kopi meningkat,  anak-anak petani pun bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi,” ungkap Affan.

“Saat panen raya, harga kopi cenderung turun. Oleh karena itu, melalui produk Cocofe ini, kami berusaha untuk mengolah biji kopi lokal Kabupaten Temanggung tersebut agar menjadi kopi yang mudah dikonsumsi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Penikmat kopi yang tidak akan ada habisnya membuat kami berinisiatif dalam mengolah biji kopi dan membuat varian rasa kopi. Kami juga berusaha mempermudah penikmat kopi dalam mendapatkan produk melalui teknologi berbasis media sosial, seperti WhatsApp, Instagram, Shopee, dan Tokopedia,” jelasnya.

Kopi bubuk yang diproduksi oleh Affan dan tim merupakan kopi bubuk (kopi robusta) asli dari Kecamatan Gemawang, yang merupakan sentra kopi terbesar di Kabupaten Temanggung. Kopi ini diolah dengan bahan berkualitas dan tanpa campuran (asli). Kopi robusta Kecamatan Gemawang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu memiliki aroma yang lebih harum dibandingkan kopi lain. Adapun kopi yang diproduksi ada dua jenis, yaitu Kopi Robusta Original dan Kopi Lanang Robusta.

“Produk kami harganya cukup terjangkau yakni Rp. 5000,00/bungkus dengan berat bersih 45 gram yang dapat diseduh untuk 4 cangkir. Keunggulan produk kopi ‘Cocofe’ adalah rasa dan aroma kopi yang sangat khas, yang tidak didapatkan di produk kopi lain. Kopi robusta ini diolah dengan bahan yang langsung diambil dari petani kopi daerah Gemawang. Biji kopi ini memiliki tingkat keasaman dan kepahitan yang pas karena ditanam di wilayah Gemawang yang memiliki ketinggian 600 Mdpl dengan suhu antara 20-30 ℃. Meskipun proses produksi Cocofe ini dengan alat yang sederhana, tetapi tetap mengutamakan pengolahan yang higienis dan tanpa bahan pengawet”, urai Affan.

Cocofe, Kreasi Kopi untuk Mengembangkan Potensi Kopi Lokal Kabupaten Temanggung, adalah salah kegiatan bisnis yang tahun 2021 ini berhasil didanai oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui program Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia. Affan dan tim berhasil lolos seleksi setelah berkompetisi dengan ribuan usulan usaha yang diajukan oleh kelompok mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

“Kami sangat senang bisa lolos, karena selain bantuan pengembangan usaha, kami mendapatkan banyak manfaat dari program KBMI ini seperti pendampingan usaha melalui program Pendampingan Wirausaha Mahasiswa Indonesia (PWMI) dan juga CEO Academy, workshop pengembangan usaha oleh praktisi dan pengusaha muda, serta jejaring mahasiswa berwirausaha dari seluruh Indonesia yang tergabung di Indonesia Student Entrepreneurship Network (ISEN)”, ujar Affan.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

BANTU PETANI DESA SAMBUNGREJO, MAHASISWA UNTIDAR CIPTAKAN ALAT PENGERING KOPI

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Iptek (PKM-PI) Universitas Tidar  mengembangkan mesin pengolah hasil pertanian berupa mesin pengering kopi. Mesin  dihibahkan kepada petani kopi Desa Sambungrejo, Kabupaten Magelang. Karya ini berhasil lolos dalam seleksi pendanaan oleh Kemendikbud Ristek Tahun 2021.

“Mesin pengering ini merupakan teknologi tepat guna dalam bidang pertanian yang bertujuan untuk memudahkan petani dalam pengolahan kopi pasca panen. Keunggulan produk ini adalah praktis, mudah dalam perawatan dan tentunya terjangkau oleh petani,” ujar Feri Irawan selaku Ketua Tim PKM PI.

Tim ini di ketuai oleh Feri Irawan (S1 Teknik Mesin) dan memiliki 4 orang anggota. Anggotanya adalah Mahdalina mursilati (S1 Agroteknologi), Wahyuchandra Ramadhani (S1 Teknik Mesin), Adi Riski Setiawan (S1 Teknik Mesin), Fina Al Fatikhiah (S1 Pendidikan IPA). 

“Mesin pengering kopi dengan metode auto ht control merupakan terobosan terbaru dari mahasiswa kami yang bisa memberikan solusi terbaik kepada petani kopi yang masih menggunakan matahari karena memakan waktu yang lama, adanya mesin pengering bisa jadi alternatif terbaik. Hal ini bisa jadi salah satu cara memperkenalkan kampus dan sarana mahasiswa mengabdi pada masyarakat,” ucap Xander Salahudin, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing PKM PI UNTIDAR.

Mesin pengering kopi dengan metode auto ht control merupakan terobosan baru dalam teknik pengolahan kopi dengan basis pemanfaatan teknologi dimana mesin ini memiliki sistem kerja sebagai pengering kopi dengan kontrol suhu otomatis. Mekanisme kerjanya menggunakan energi panas yang dihasilkan oleh kompor gas untuk mengeringkan kopi. Gaya putar yang dihasilkan motor listrik berfungsi untuk memutar penampung agar panas yang dihasilkan kompor dapat menyebar keseluruh ruang tampung kopi.

Mesin pengering kopi ini juga dilengkapi alat kontrol suhu ruangan yang digunakan untuk menjaga citarasa kopi. Keberadaan mesin ini membantu petani mengolah hasil panen kopi secara efisien dalam hal waktu untuk pengolahannya menjadi lebih singkat dan meningkatkan pendapatan petani.

“Mekanisme kerja mesin pengering kopi dengan metode auto ht control sangatlah sederhana, dengan menghubungkan ke saluran listrik dan menyalakan kompor, maka alat ini akan memulai proses pengeringan kopi,” tambah Wahyuchandra Ramadhani selaku anggota tim.

Mesin pengering kopi dengan metode auto ht control ini memanfaatkan energi panas yang dihasilkan kompor. Ketika mesin ini dinyalakan maka motor listrik akan memutar wadah penampung kopi supaya panas yang terjadi di bak penampung dapat merata sehingga kekeringan kopi merata. Bersamaan ini sensor panas yang dipasang didalam bak penampung akan memberikan sinyal kepada arduino, dan arduino akan mematikan dan menghidupkan blower sesuai tempeatur yang diinginakan, selain itu petani juga dapat mengatur batas suhu minimal dan suhu maksimal yang ingin digunakan.

Mesin pengering kopi dengan metode auto ht control merupakan solusi bagi para petani kopi Desa Sambungrejo yang selama ini mengeluhkan tentang sulitnya mengeringkan kopi karena lahan yang tidak memungkinkan.

Mesin pengering kopi dengan metode auto ht control dianggap sesuai dengan kebutuhan para petani. “Kami berharap dengan adanya mesin pengering kopi dengan mesin ini dapat membantu memberikan solusi terbaik kepada para petani kopi yang ada di Desa Sambungrejo. Mengingat salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi adalah Pengabdian kepada Masyarakat salah satunya dengan cara kami yaitu melalui implementasi mesin pengering kopi,” pungkas Feri.

Penulis : Feri Irawan

Editor : Kusumo Wardani

FURNITURE KAMAR KOST, PELUANG USAHA MENNJANJIKAN DI LINGKUNGAN KAMPUS UNTIDAR

Melihat peluang banyaknya mahasiswa yang membutuhkan meja dan rak buku untuk furniture kos, sementara barang-barang tersebut di Kota Magelang masih sulit dicari dan harganya relatif mahal. Mudhofar Zudi Tobiin, mahasiswa S1 Hukum UNTIDAR bersama dengan Muhammad Yazid Fathoni (S1 Manajemen), Hanafi Mazi Syaputra (S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Tri Hendri Saputra (S1 Hukum) berinisiatif untuk membuka usaha Asesoris Kos: Furniture Kamar.

“Kami hadir untuk menawarkan produk penunjang bagi mahasiswa ataupun pelajar agar mendapatkan kenyamanan dalam belajar, sehingga hasil studi yang didapatkan lebih maksimal,” jelas Mudhofar.

“Berkat usaha tim, proposal usaha kami ini lolos program KBMI (Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia) Tahun 2021 sehingga kami mendapatkan dana stimulus dari Kemendikbudristek yang bisa digunakan untuk memajukan usaha ini,” tambah Mudhofar.

Mudhofar menjelaskan perdagangan eceran furniture berbahan dasar kayu dipilih setelah sebelumnya menyebarkan kuesioner kepada 100 orang calon pelanggan. Hasil kuesioner menunjukkan responden yang memilih perlengkapan kamar/kos yang berbahan dasar kayu sebanyak 65 %, 30% responden menyukai yang berbahan plastik, dan 5% responden menginginkan berbahan besi.

Dalam menjalankan bisnis kami bermitra dengan beberapa pihak, yaitu mitra pengrajin kayu, mitra pengrajin cermin, dan organisasi perkumpulan mahasiswa serta komunitas kampus yang membantu promosi produk.

“Keunggulan produk kami dibandingkan kompetitor diantaranya harga yang jauh lebih murah, barang dapat diantar sampai lokasi konsumen, produk ringan dan mudah dipindah, bentuknya sederhana dan tahan lama setidaknya hingga 5 tahun. 6, serta ramah lingkungan karena terbuat dari kayu sehingga mudah terurai. Adapun produk yang kami jual yaitu meja besar untuk belajar, meja kecil untuk belajar, rak besar untuk menyimpan buku, meja besar 1 meter, rak kecil untuk menyimpan buku, meja saku kecil dengan alas dibawah, meja saku besar dengan alas dibawah, rak susun serbaguna, rak hexagonal kecil, rak hexagonal besar, stand cermin kecil,  stand cermin besar, cermin tembok kecil, dan cermin tembok besar”, urai Mudhofar.

Asesoris Kos: Furniture Kamar adalah satu dari 5 proposal mahasiswa Untidar yang lolos program Kegiatan Berwirausaha Mahasiswa Indonesia (KBMI) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam rangka mendorong munculnya wirausahawan muda di perguruan tinggi.

Program KBMI diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah yang tertuang dalam Renstra Kemendikbudristek dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui pengembangan kewirausahaan mahasiswa. Program KBMI diharapkan juga dapat menghasilkan karya kreatif dan inovatif dalam membuka peluang usaha yang berguna bagi mahasiswa setelah menyelesaikan studi.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

MAHASISWA UNTIDAR KEMBANGKAN KREATIF PALM SUGAR DI DESA SUMBERARUM TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG

Tahun ini, 6 proposal mahasiswa Untidar berhasil lolos Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Salah satu dari 6 proposal yang lolos berjudul Pengembangan Ekonomi Kreatif Palm Sugar Dengan Penerapan Inovasi Teknologi Kristalisator, Dalam Upaya Optimalisasi Air Nira di Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran, yang diinisiasi oleh Hasna Kurnia Mirta sebagai ketua tim bersama dengan 10 orang anggota yaitu Ariska Maulita, Andini Rahman, Meita Ika Setiowati, Lutfia Ika Cahyani, Arini Lestari, Gita Frahmah Diah, Aufar Adhi Permana Firdaus, Bagas Daifullah, Mochammad Aulia Rizky Ramadhan, dan Zacky Anwar Mubarok. Kesemuanya adalah mahasiswa Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIDAR. Sasaran pendampingannya adalah masyarakat dusun Teluk desa Sumberarum Tempuran Kabupaten Magelang. Di dusun Teluk terdapat banyak pohon kelapa. Oleh karena itu banyak masyarakat yang menderes nira kelapa. Kegiatan menderes nira dan mengolahnya menjadi gula jawa sudah menjadi kegiatan yang dilakukan masyarakat dusun Teluk guna mencukupi kehidupan mereka. Namun, tersedianya air nira yang melimpah di Dusun Teluk Desa Sumberarum belum dimanfaatkan masyarakat secara maksimal dan inovatif. Hal ini dapat dilihat dari pengolahan air nira yang hanya dijadikan gula jawa dan produktivitas dalam pembuatan gula jawa yang belum maksimal.

Dalam pengolahan gula jawa kebanyakan masyarakatnya masih menggunakan cara tradisional yaitu mengaduk air nira menggunakan adukan kayu panjang serta dimasak di atas tungku kayu. Padahal, di masa sekarang ini pengolahan gula jawa bisa menggunakan teknologi yang lebih maju yaitu menggunakan teknologi mesin pengaduk otomatis. “Setelah melakukan observasi, kami berinisiatif untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat dusun Teluk. Air nira yang biasanya hanya dijadikan gula jawa dapat diubah menjadi palm sugar/gula semut. Dalam pengembangan inovasi pengolahan air nira  menjadi palm sugar, masyarakat Dusun Teluk Desa Sumberarum dapat memanfaatkan teknologi yang ada yaitu mesin kristalisator. Mesin kristalisator merupakan mesin dengan sistem kerja pengaduk untuk membuat air nira menjadi kristal. Tentunya ini bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi masyarakat Dusun Teluk Desa Sumberarum dalam memproduksi palm sugar”, jelas Hasna.

“Pengembangan inovasi palm sugar melalui teknologi merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan nilai produk olahan air nira menjadi lebih tinggi. Karena di pasaran harga palm sugar lebih tinggi dari gula jawa atau gula merah. Palm sugar juga merupakan alternatif yang baik untuk pengganti gula biasa karena indeks glikemik yang rendah dan tanpa efek samping sehingga lebih baik untuk kesehatan dibanding penggunaan gula biasa / konvensional maupun pemanis natural lainnya”, tambahnya.

Hasna menjelaskan di awal program akan dilakukan sosialisasi terkait pengolahan air nira dan penggunaan teknologi kristalisator pada pengolahan air nira. Sosialisasi akan diadakan secara langsung di Dusun Teluk dengan protokol kesehatan yang ketat mengingat pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Sosialisasi akan didampingi oleh narasumber dari Dinas Perindustrian. Setelahnya tim PHBD akan membuat struktur pengelola dari warga dusun Teluk yang akan dibagi sesuai dengan bidang & keahliannya masing-masing. Dalam Tim Pengelola ini ada bidang administrasi yang bertugas sebagai pengelola kearsipan, bidang pemasaran sebagai pembuat strategi pemasaran (branding), memahami dan mencukupi kebutuhan konsumen, melakukan riset dan menentukan harga, lalu bidang keuangan yang akan mengurus pengeluaran dan pemasukan, serta bidang produksi yang bertugas untuk mengembangkan kualitas dan kuantitas dari produk palm sugar tersebut.

Di tahap selanjutnya Tim PHBD akan melakukan pelatihan bagaimana menggunakan teknologi kristalisator. “Kami berharap, melalui program ini masyarakat yang terhimpun dalam pemberdayaan Palm Sugar memiliki pengetahuan baru tentang pemanfaatan teknologi mesin kristalisator dan bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi produk. Semoga program pemberdayaan ini bisa membantu masyarakat Dusun Teluk, Desa Sumberarum untuk dapat meningkatkan perekonomiannya. Palm sugar yang mereka produksi memiliki kualitas yang baik dan bisa terkenal di seluruh penjuru negeri”, pungkas Hasna.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

MAHASISWA UNTIDAR GERAKKAN MASYARAKAT DESA KERTOJAYAN, MANFAATKAN PLTB UNTUK BUDIDAYA UDANG VANAME

Desa Kertojayan adalah sebuah desa yang terletak  di pesisir Pantai Kertojayan Kabupaten Purworejo. Penduduknya sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani palawija dan petani tambak udang vaname.  Pemanfaatan pesisir pantai untuk budidaya udang vaname merupakan langkah yang sangat baik, akan tetapi dalam prosesnya budidaya udang vaname masih terkendala alat yang digunakan. Sirkulasi oksigen masih menggunakan mesin diesel, sedangkan bahan bakar solar untuk mesin diesel memiliki harga yang cukup tinggi. Pengadaan bahan bakar pun sulit karena letak geografis desa Kertojayan yang jauh dari pusat kota.

Di lain sisi sebenarnya letak Desa Kertojayan yang dekat dengan pantai memiliki keuntungan yaitu suplay tenaga angin yang sangat melimpah. Berangkat dari kondisi yang ada, Mahasiswa UNTIDAR yang tergabung dalam tim PHP2D (Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa) memiliki inisiatif untuk melakukan pendampingan pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Angin untuk menggerakkan motor listrik sebagai pengganti diesel. “ Alat tersebut dapat membantu perekonomian para petani tambak udang vaname di desa Kertojayan. Petani tambak udang biasanya menggelontorkan pengeluaran kurang lebih sebesar Rp. 8.000.00,- hanya untuk biaya solar selama 3 bulan.  Diharapkan mereka dapat terbantu dengan adanya kincir angin, mengingat sumber daya tenaga angin di pesisir pantai sangat melimpah. Hal ini tentunya juga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat desa Kertojayan”, jelas Pradita Eka Cahya Fajariyanto, yang merupakan Ketua Pengusul Kegiatan Pemberdayaan Petani Udang Vaname di Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini digagasnya bersama dengan 13 anggota tim lainnya yaitu Feni Nur Arofah, Laula Suryaning Tyas, Muhammad Farhan Mahfuzh, Muhammad Ma’ruf Nur Rifai, Rinaldy Tyas Wibowo, Rifqi Fahriza, Sobri Khausan Al Muis, Novi Ismawati, Wildan Rizky Pamungkas, Taufan Restu Mulianto, Anisa Puji Handayani, Oktaviana Dwi Anjarsari, dan Diky Yusuf Kurniawan. Pemberdayaan Petani Udang Vaname di Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo adalah satu dari 6 proposal Mahasiswa UNTIDAR yang lolos PHP2D Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021.

Eka menjelaskan ada 3 program yang akan dilaksanakan, yaitu Program Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Program Konsep Kuliner Khas Kertojayan, dan Program Pengembangan Pariwisata Desa Kertojayan. Program ini nantinya akan dikoordinir oleh tim PHP2D dengan dibantu oleh tokoh masyarakat, perangkat desa, dan pemuda setempat. “Kami akan mengawalinya dengan sosialisasi. Setelahnya Tim PHP2D dan masyarakat desa Kertojayan akan membuat kincir angin bersama-sama. Dengan praktek pembuatan secara langsung ini diharapkan masyarakat  dapat membuat sendiri dengan bekal pelatihan yang sudah diberikan. Setelah dilakukan pelatihan, kami dari tim PHP2D akan melakukan pendampingan, pemantauan kegiatan, pelaporan dan pencatatan berbagai program yang dilaksanakan sehingga dapat menjadi bahan evaluasi di kemudian hari”, tutur Eka.

“Terkait Program Konsep Kuliner Khas Kertojayan, kami akan  mengajak kelompok remaja perempuan atau ibu-ibu PKK untuk mengikuti penyuluhan mengenai pengolahan udang vaname yang gagal panen atau yang kurang bagus kualitasnya untuk diolah menjadi olahan kuliner khas desa Kertojayan. Penyuluhan ini dilaksanakan guna memaksimalkan hasil produksi dari tambak udang vaname, dimana setiap kali panen belum tentu semuanya memiliki kualitas yang bagus. Udang dengan kualitas kurang bagus harga jualnya tentu akan lebih murah. Oleh karena itu olahan kuliner diharapkan dapat menaikkan harga jual udang gagal”, tambahnya.“Tim PHP2D juga akan memberikan pengertian mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan bagaimana melakukan pengelolaan potensi wisata yang ada di desa Kertojayan. Bersama dengan Kelompok Sadar Wisata, Tim PHP2D akan memasang dekorasi yang dapat mengundang minat dari para wisatawan, melakukan penataan tempat wisata, menetapkan area parkir, memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan wisata pantai, dan melakukan promosi dengan memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang yaitu melalui platform social media supaya wisatawan dari luar tertarik berkunjung ke desa Kertojayan”, ungkap Eka menutup wawancara.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

TIM DEBAT UNTIDAR, SIAP MELAJU DI AJANG KDMI TINGKAT NASIONAL 2021

Setelah mengikuti seleksi tingkat wilayah (wilayah VI Jawa Tengah), saat ini Tim KDMI Untidar yaitu Muhammad Khoiruddin, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia semester 7 dan Danar Putri Miranda, mahasiswi Program Studi S1 Akuntansi semester 7, bersiap untuk mengikuti seleksi KDMI tingkat nasional.

Sebelum maju ke tingkat wilayah, telah diadakan seleksi KDMI tingkat Universitas.  Perwakilan dari 5 fakultas dengan masing-masing 3 perwakilan harus melalui babak preliminary, semi final, dan grand final untuk menentukan Juara 1, 2, dan 3 tingkat universitas.  Setelah selesai kompetisi tingkat universitas, peserta dari 8 besar tim terbaik mengikuti seleksi individu untuk mendapatkan 2 perwakilan yang akan mewakili UNTIDAR menuju ke tingkat wilayah.

“Sebelum berlaga di tingkat Wilayah VI Jawa Tengah, kami digembleng dengan latihan rutin dan pemantapan selama 12 hari oleh Muhammad Rafy, praktisi debat yang juga salah satu juri seleksi KDMI tingkat UNTIDAR. Beliau ini memiliki banyak pengalaman menjadi mentor untuk mahasiswa peserta KDMI yang akan bertanding di tingkat Nasional. Kami juga didampingi oleh beberapa dosen yaitu Bu Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, S.S., M.Pd., Bu Firstya Evi Dianastiti, S.Pd., M.Pd., dan Bu Agnira Rekha, M.Pd”, tutur Putri. “Seleksi dan latihan yang kami jalani sangat menguras tenaga, pikiran dan emosi, karena durasi latihan yang padat dan tantangan latihan yang berat. Tapi kegiatan ini sangat menyenangkan karena kampus mendukung penuh, dan alhamdulillah kami bisa meraih rangking 4 dari 31 tim yang berlaga di tingkat wilayah VI Jawa Tengah. Seperti halnya tahun lalu, seleksi KDMI tahun 2021 menggunakan sistem daring. Yang pasti kami akan berjuang semaksimal mungkin di tingkat nasional, dan berharap bisa mempersembahkan kemenangan untuk UNTIDAR”, tambah Putri.

Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia adalah ajang tahunan yang diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya untuk membangun 6 C, yaitu collaboration (kerjasama), creativity (kreatifitas), critical thinking (berfikir kritis), communication (berkomunikasi), citizenship (kewarganegaraan), dan character (karakter) pada generasi muda.  Keleluasaan mahasiswa dalam mengolah informasi dan membuat keputusan yang rasional sangat lekat dengan prinsip kemerdekaan dalam belajar. Aktualisasi mahasiswa dalam kompetisi debat merupakan wujud dari kebijakan Kampus Merdeka. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk menunjukkan sekaligus meningkatkan kemampuan akademis mereka melalui wahana kompetisi.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

LABORATORIUM AGRONOMI FAPERTA UNTIDAR BUDIDAYAKAN ANGGREK HIBRIDA DENGAN METODE KULTUR JARINGAN

Fakultas Pertanian UNTIDAR menginisiasi pembudidayaan dan pengembangkan anggrek hibrida secara kultur jaringan. Diharapkan nantinya Anggrek Hibrida (anggrek hybrid) ini menjadi produk unggulan ciri khas dari Fakultas Pertanian (Faperta).  Selain itu anggrek hibrida diharapkan  dapat menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa, sehingga dapat dikembangkan sebagai kegiatan wirausaha setelah lulus kuliah”, jelas Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, Kepala Laboratorium Jurusan Agronomi Faperta yang menjadi PIC pilot project anggrek hibrida ini. “Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah kepala laboratorium dan teknisi laboratorium  dengan dukungan penuh dari Pimpinan Fakultas. Nantinya mahasiswa akan dilibatkan ketika kegiatan belajar mengajar dan praktikum sudah bisa dilakukan secara tatap muka”, tambahnya.

Proses Penanaman Anggrek di Laboratorium kultur jaringan (Dokumentasi Faperta UNTIDAR)

Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih menjelaskan bahwa anggrek hibrida merupakan tanaman anggrek yang tumbuh dan berkembang dengan adanya campur tangan manusia, baik disilangkan antar kultivar, populasi atau antar galur dalam satu spesies, dengan tujuan untuk mencari bibit unggul yang mampu memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap suhu suatu lingkungan. Agar budidaya anggrek hibrida membuahkan hasil seperti yang diharapkan dibutuhkan konsistensi dalam perawatannya.

Bunga Anggrek bulan yang telah berhasil disilangkangkan (Dokumentasi Faperta UNTIDAR)

“Dalam membudidayakan anggrek hibrida, Faperta memilih metode kultur jaringan. Proses pelaksanaan kultur jaringan berlangsung di dalam ruangan dengan berbagai alat dan bahan tertentu (laboratorium), membutuhkan modal awal yang besar dan harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian khusus dalam bidang ini. Kultur Jaringan  sering disebut juga perbanyakan tanaman secara in vitro, yaitu budidaya tanaman yang dilakukan dengan media khusus dan alat-alat yang serba steril. Sistem perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Tanaman baru yang dihasilkan mempunyai sifat-sifat fisiologi dan morfologi. yang sama dengan sifat induknya. Sehingga sistem budidaya jaringan ini lebih hemat tenaga, waktu, tempat dan biaya. Dibidang pengendalian penyakit tanaman, kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman yang bebas patogen yaitu melalui kultur meristem. Dibidang konservasi, dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman yang hampir punah, atau untuk penyimpanan plasma nutfah.” terangnya.

Bunga Anggrek Dendrobium Siap disilangkan (Dokumentasi Faperta UNTIDAR)

Hony Kharisma Sejati, S.P., teknisi laboratorium Faperta yang juga turut serta dalam project ini menyampaikan dengan metode kultur jaringan pengecambahan bibit anggrek lebih efektif dibandingkan dengan cara konvensional. “Ini merupakan metode dengan pemeliharaan minimal, dan dapat digunakan untuk menyelamatkan hibrida dari spesies yang tidak kompetibel”, jelasnya.

“Laboratorium Faperta sudah mengembangkan anggrek hibrida sejak 1 tahun yang lalu. Kami memiliki target Fakultas Pertanian dapat memproduksi anggrek hibrida skala besar”, jelas Dr. Tri Suwarni menutup wawancara.

Penulis : Tri Endah Retno Kusumaningrum (Humas UNTIDAR)

VIRTUAL EXCHANGE PROGRAM FALL SEMESTER 2021 ASIA UNIVERSITY

Universitas Tidar memfasilitasi 20 mahasiswa untuk mengikuti Virtual Exchange Program Fall Semester 2021 Asia University. Syarat dan ketentuan dapat dilihat pada pengumuman berikut :

Virtual Exchange Program Fall Semester Asia 2021 Asia University



PENGUMUMAN PEMENANG NUDC DAN KDMI TINGKAT UNIVERSITAS TIDAR TAHUN 2021

PENGUMUMAN PEMENANG KDMI UNIV 2021



Surat Keputusan Rektor Pemenang KDMI Tingkat Universitas Tidar Tahun 2021 KLIK DISINI

PENGUMUMAN PEMENANG NUDC UNIV 2021



Surat Keputusan Rektor Pemenang NUDC Tingkat Universitas Tidar Tahun 2021 KLIK DISINI