UNTIDAR JUARA DI PIMNAS DAN PCTA 2019
Universitas Tidar menjuarai Lomba Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) dan Parade Cinta Tanah Air (PCTA) Tahun 2019 yang keduanya berlangsung di Bali. Meraih Juara Presentasi Favorit dalam kategori PKM-PE (Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta ) kelas 2 dalam PIMNAS lalu. Tiap kelas dibagi menjadi 20 tim dari 120 tim PKM-PE yang maju. Berbeda dengan PCTA yang lombanya bertingkat dari tingkat provinsi ke tingkat nasional, UNTIDAR lolos hingga tingkat nasional dan meraih Juara Favorit tahun ini.
Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) 2019 di Bali pada 09-13 September 2019 lalu, UNTIDAR mengusung inovasi alat Hydroponic Fodder with Temperature Sensor and Automatic Sprayer (Hydertetoyer) sebagai media tanam hidroponik fodder yang merupakan teknologi alternatif untuk memproduksi pakan hijauan tanaman jagung yang dibuat dengan bahan seadanya. Pasangan Sri Widiastuti dan Nur Achmad Purnama Nugraha pada awalnya membuat alat tersebut dengan menggunakan kayu dan triplek dengan dipadukan alat semprot otomatis secara sederhana. Kedua mahasiswa dari program studi peternakan tersebut berangkat mewakili UNTIDAR dalam bimbingan Tri Puji Rahayu, S.Pt., M.P. dan Retno Dewi Pramodia Ahsani, S.I.P., M.P.A.
Menurut Retno lomba PCTA tahun ini lebih ketat bersaing dan beragam inovasi yang dimunculkan oleh masing-masing peserta. Sebanyak 68 peserta yang mengikuti lomba, UNTIDAR meraih Juara Favorit. “Lomba tahun ini persaingannya lebih ketat dan jumlah peserta yang meningkat, UNTIDAR kali ini meraih Juara Favorit”, jelasnya.
Tim PKM-PE yang maju mewakili UNTIDAR di PIMNAS tahun ini beranggotakan Suwasdi (mahasiswa prodi agroteknologi 2016) selaku ketua, Mahdalina Mursilati (mahasiswa prodi agroteknologi 2017) dan Surya Bagus Purnomo (mahasiswa prodi peternakan 2016). PKM-PE ini membuat inovasi mengolah limbah kulit kacang tanah menjadi Extraordinary Peanut Shells Prebiotic (EXOTIC). EXOTIC menggunakan pemanfaatan limbah dalam bidang teknologi pangan yaitu kulit kacang tanah yang dikaji secara optimal untuk menghasilkan makanan bagi bakteri prebiotik.
Suwasdi mengungkapkan keikutsertaanya dalam PIMNAS mewakili UNTIDAR merupakan suatu kebanggaan dan kesedihan bagi dirinya. “Saya bangga mewakili UNTIDAR di lomba PIMNAS itu sekaligus juga merasa sedih karena ini menjadi tahun terakhir mengikuti PKM, giliran Mahda dan Bagus yang nanti merangkul adik angkatannya untuk ikut serta ke PKM selanjutnya” , ungkapnya. Disisi lain Widi mengungkapkan keikutsertaannya dalam lomba PCTA lalu memicu ia untuk ikut serta kembali tahun depan.” Tahun depan ingin coba lagi dengan lebih mempersiapkan ide yang sesuai dan inovatif”, katanya.
Mahasiswi peraih beasiswa bidikmisi tersebut menambahkan persaingan lomba di tingkat nasional merupakan ajang bersaing antar perwakilan provinsi yang lebih sulit dibandingkan saat lomba di tingkat provinsi, mental peserta harus siap dan dukungan dari pendamping sangat berkontribusi. “Bersaing dengan tiap juara di provinsinya selain mental yang harus disipkan, maka kontribusi pendamping sangat diperlukan mengingat dari persiapan hingga ke tahpa ini meraka yang memberikan arahan dan memotivasi kita agar dapat menampilan yang terbaik”, tambahnya. (HDN)