PROKES KETAT, WISUDA KE 58 UNTIDAR DISELENGGARAKAN SECARA OFFLINE

Universitas Tidar menyelenggarakan Wisuda Pascasarjana, Sarjana dan Ahli Madya ke 58 secara luring/offline pada Sabtu, (25/11) di Gedung Kuliah Umum dr. H. Suparsono.

Dilaksanakan dalam masa PPKM, prosesi wisuda diselenggarakan secara ketat sesuai protokol Kesehatan dalam rangka penyebaran Covid 19. Sedikit berbeda dengan penyelenggaraan wisuda sebelumnya, sesuai anjuran Satgas Covid Kota Magelang para wisudawan membawa bukti Rapid Antigen maksimal 2×24 jam sebelum acara berlangsung.

Wisudawan yang tidak membawa bukti rapid antigen diwajibkan melakukan skrining menggunakan GeNose yang disediakan oleh pihak UNTIDAR. Hanya wisudawan yang boleh memasuki area kampus dan mereka tidak dianjurkan untuk membawa kendaraan sendiri.

Wisuda ke 58 diikuti oleh 266 wisudawan dimana 127 orang diantaranya meraih predikat Cumlaude/Lulus dengan Pujian.

Rincian :

Rincian Jumlah Wisudawan
Fakultas Ekonomi
S1 Ekonomi Pembangunan 34
S1 Manajemen 1
D3 Akuntansi 11
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
S1 Ilmu Administrasi Negara 47
S1 Ilmu Komunikasi 2
S1 Hukum 3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
S2 Pendidikan Bahasa Indonesia 1
S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 48
S1 Pendidikan Bahasa Inggris 36
S1 Pendidikan IPA 16
Fakultas Pertanian
S1 Agroteknologi 19
Fakultas Teknik
S1 Teknik Elektro 24
S1 Teknik Sipil 10
S1 Teknik Mesin 10
D3 Teknik Mesin 4
Jumlah 266

Wisudawan Terbaik

  1. Fitriya Ningrum
3,92 S1 PBSI
  1. Dita Ayu Maharani
3,9 S1 PBSI

Sambutan Rektor :

Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc.

“Pada situasi pandemi saat ini, wisuda kali ini dilaksanakan dengan lebih sederhana tanpa menghadirkan orang tua maupun keluarga wisudawan. Namun kita semua harus teteap bersyukur dapat mengikuti acara hari ini dalam keadaan sehat,” kata Rektor UNTIDAR.

Rektor juga mengucapkan terima kasih kepada para orang tua dan kerabat wisudawan yang menyaksikan prosesi wisuda dari rumah via Kanal Youtube Universitas Tidar telah mendampingi putra-putrinya selama ini sehingga dapat menyelesaikan studinya.

Rektor menyampaikan 3 harapan untuk para wisudawan yaitu tidak terhanyut oleh arus yang sekarang cenderung turbulen, kontribusi pada masyarakat dan tidak hanya mengandalkan predikat lulus dan ijazah untuk meraih kesuksesan.

“Saudara lulus tepat pada saat keadaan anomaly di semua aspek kehidupan, karena hantaman pandemic Corona Virus Desease-19 dan gelombang revolusi Industri 4.0 yang telah dipercepat merambat ke semua sendi kehidupan masyarakat,” jelasnya.

Ribuan jenis pekerjaan yang bersifat rutin dan keterampilan sederhana akan hilang digantikan oleh sistem otomasi, kecerdasan buatan dan hiperkonektivitas digital. Tetapi bersamaan dengan itu akan dating ribuan peluang kerja baru, peningkatan produktifitas dan peningkatan layanan publik.

Sambutan Alumni :

Ratno Timur, S.T., M.T. (Alumni Teknik Sipil 2011)

Selepas mendapat lulus dan mendapat gelar wisudawan diharapkan dapat memenfaatkan ilmu yang dimilikinya sehingga memiliki kebermanfaatan untuk orang banyak.

“Alumni UNTIDAR mampu bersaing dengan lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lainnya. Yakinlah kalian akan menjadi pribadi yang sukses dikemudian harinya,” kata Ratno.

Ratno Timur, S.T., M.T. adalah alumni program studi (prodi) Teknik Sipil, Fakultas Teknik yang lulus pada tahun 2011. Beliau saat ini merupakan Manager Perusahaan Infrastruktur/VP Infrastruktur BUMN Pariwisata PT TWV Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (persero) semenjak tahun 2016.

Selain itu, Ratno juga menggeluti bisnis Akomodasi Homestay “Jogan Gumelar” di Borobudur dan pengembangan suku usahanya meliputi Property Catering/Rental Equipment untuk pesta dan gathering, tourism organizer serta franchise friedchicken.

“Untuk menemukan peluang pekerjaan atau usaha setelah lulus, wisudawan perlu memiliki 4 hal yaitu Visi, Pasion, Action dan Collaboration,” jelasnya.

Visi atau sebuah cita-cita wajib dimiliki untuk mengalirkan energi positif. Tanamkan dalam pikiran “saya akan sukses, saya akan kaya” sebagai motivasi dan semangat. Keinginan yg luar biasa “pasion” harus diimbangi dengan aksi/usaha. Jangan berdiam diri Ketika ada kesempatan yang datang.

“Pada jaman ini tidak boleh bekerja sendiri. Salahsatunya kerjasama dengan teknologi. Bisnis pariwisata mengajari saya kolaborasi dengan teknologi akan membuahkan peluang yang luar biasa serta mampu bertahan dalam kondisi pandemi seperti ini,” pungkasnya.

 

WISUDAWAN TERBAIK

Fitriya Ningrum wisudawan dari Program Studi (prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) berhasil mendapatkan IPK 3,92 dan meraih predikat wisudawan terbaik dalam Wisuda ke-58 Universitas Tidar Tahun 2021 yang diselenggarakan Sabtu, (25/11).

Putri dari bapak Supodo dan Ibu Nurul Ngafiah ini berasal dari Gentan Rt 01, Rw 01 pasuruhan, Mertoyudan, Magelang ini menyelesaikan kuliahnya dalam jangka waktu 3 tahun 9 bulan 23 hari.

“Selepas lulus SMA, sebenarnya saran dari sekolah dijuruskan untuk kuliah jurusan prodi Akuntansi di sebuah perguruan tinggi di Semarang. Namun, orang tua tidak memperbolehkan kuliah di luar Magelang lalu saya merubah pilihan ke UNTIDAR dan memilih prodi PBSI,” kata Fitriya,

Anak pertama dari 2 bersaudara ini awalnya mengaku pesimis mengambil jurusan PBSI karena menurutnya nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia tertinggal jauh daripada nilai ilmu sosial dan matematika. Tapi berkat ridho kedua orang tua dan kemantapan hati, saya diterima di UNTIDAR lewat jalur SNMPTN di prodi PBSI.

“Awalnya pesimis namun setelah saya berkecimpung dalam dunia sastra, ternyata saya menyukainya. Bahkan saya tidak tahu kalau ternyata mempunyai bakat dalam puisi,” tuturnya.

Berasal dari keluarga sederhana, tidak menyurutkan semangatnya untuk mewujudkan cita-citanya sebagai Guru. Walau banyak yang meragukan kemampuannya karena kondisi ekonominya. Fitriya mampu membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi yang terbaik di sekolahnya terdahulu dan sekarang menjadi wisudawan terbaik.

“Sejujurnya, saat  SD dan SMP saya malu karena selalu diejek teman-teman. Mereka bilang bau sampah begitu. Tapi Mak’e dan Pak’e selalu membersarkan hati saya dan mengajak melihat kondisi sekitar dimana masih banyak yang kondisi ekonomimnya jauh dibawah keluara kami,” terang Fitriya

Semenjak itu, Fitriya berusaha selalu membanggakan kedua orang tuanya.  Apapun pekerjaan keduanya, mereka selalu bersyukur dan berusaha keras untuk membuat anak-anaknya lebih unggul dari mereka. Bapaknya dulu bekerja sebagai pemilah sampah di TPSA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) sejak 1998. Kemudian diangkat menjadi tukang sapu oleh DLH Kabupaten Magelang pada 2019 dan pada tahun 2021 dijadikan penjaga malam oleh Dinas Lingkungan Hidup. Ibu saya tetap menjadi pemilah sampah di TPSA sampai saat ini.

Kini Fitriya sudah bekerja sebagai Guru Bahasa Indonesia di MA Al Huda serta menjadi tentor mengajik dan tematik SD kelas 3 di Smart Collage Pandan Sari.

“Seekor burung yang bertengger di ranting tidak takut rantingnya patah, karena mereka percaya dengan kekuatan sayapnya sendiri. Maka buat adek-adek yang sama seperti saya jadilah kalian pribadi yang kuat, tangguh, dan mandiri dalam menggapai mimpi. Yakinlah pada kekuatan diri sendiri karena kekuatan terbesar ada pada kemauan diri kita sendiri. bukan tergantung seberapa kaya materi yang dimiliki orang tua. Selalu cari terobosan buat tetap berdiri dan meraih mimpi,” pungkasnya.

Penulis : Kusumo Wardani

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply