Pelet Super, Produk Inovatif Ramah Lingkungan Solusi Kelola Limbah Organik

Permasalahan yang sering dialami dalam budidaya ikan air tawar adalah mahalnya pelet ikan yang dijual di pasar dan kurangnya nilai gizi yang terdapat didalamnya. Kurangnya nilai gizi dalam pelet menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat dan alhasil berpengaruh terhadap waktu dan hasil panen. Berangkat dari persoalan ini, 5 orang mahasiswa S1 Teknik Mesin yaitu Dzikron Muchlisin, Octavia, Dedy Hermawan, Adam Juan Supriyanto dan Jenalis Qorni memproduksi pelet ikan yang terbuat dari limbah organik seperti sayuran-sayuran kering, limbah daging, limbah ikan, dan lain-lainnya. “Banyak limbah organik yang dihasilkan dari industri rumah makan, pasar, maupun rumah tangga. Kami pun melihat peluang tersebut untuk bisa dimanfaatkan menjadi sebuah produk yang bernilai ekonomis,” terang Dzikron selaku ketua tim.

Ia menjelaskan sayuran sisa selama ini hanya dijual dengan harga murah dan bahkan ada yang dibuang percuma, karena sangat jarang dimanfaatkan. Padahal dalam sayuran sisa terkandung banyak gizi seperti protein , vitamin B1, vitamin C, dan masih banyak kandungan lain. Sayuran sisa bila dijadikan bahan tambahan fermentasi pelet ikan akan mempercepat proses penguraian dan penambahan protein pada pakan, sehingga dapat memberikan tambahan nilai gizi dan mempercepat proses pencernaan pelet tersebut. Ikan akan lebih cepat lapar dan gemuk karena pencernaan pakannya lebih cepat dan sempurna. Dengan proses seperti itu, maka akan mendapatkan hasil budidaya ikan yang bagus dan bernilai ekonomi tinggi  “Kami juga melakukan pemilahan bahan agar kualitas pakan ikan terjamin.  Adapun bahan-bahan yang digunakan berasal dari sekitar agar lingkungan dapat terjaga kebersihannya,” urainya. Menurut Dzikron ada 2 produk pelet yang diproduksi yaitu jenis protein tinggi dan protein yang lebih rendah. Untuk harganya disesuaikan dengan harga pasaran agar produk bisa bersaing.

Minimnya inovasi tentang pengelolaan dan pengolahan limbah organik yang berasal dari lingkungan sekitar menjadi produk pelet atau pakan ikan menjadikan usaha ini mempunyai peluang yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan harga jual murah dengan kualitas yang setara dengan pesaing di bidang sejenis. Dzikron dan tim juga ingin turut membantu pemerintah dalam meningkatkan kepedulian akan pengelolaan limbah yang selama ini dianggap sepele oleh sebagian besar masyarakat.

“Kami memberi nama brand sesuai dengan produk yang kami buat yaitu pelet yang memberikan Solusi Masalah Perikanan, disingkat Pelet Super. Pemberian nama brand tersebut karena memenuhi kriteria unik dan menarik minat calon pembeli, sehingga memiliki nilai jual yang baik. Tujuan lain yaitu mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan limbah organik yang bisa dibuat produk kreatif dan inovatif,” katanya.

Metode yang digunakan Dzikron dan tim adalah memproduksi produk terlebih dahulu kemudian menawarkan ke konsumen. Promosi yang dilakukan dengan dua cara yaitu offline dan online. Cara offline dengan  membuat stand atau lapak jika ada event-event untuk melakukan pemasaran secara langsung. Sedangkan secara online dilakukan dengan cara pembuatan akun sosial media yaitu Instagram dengan akun”@peletsuper3” dan melakukan pemasaran melalui MarketPlace, seperti Shopee, Tokopedia, dan melakukan promosi di setiap akun sosial media anggota tim.

Penulis : Humas

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply