Mesin Perajang Ubi Jalar Karya Mahasiswa Teknik Mesin UNTIDAR Bantu Produktivitas UMKM Berkah Tangkur Desa Menoreh Salaman
Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang memiliki banyak UMKM yang memproduksi grubi. Grubi adalah makanan ringan khas Jawa Tengah yang terbuat dari ubi jalar, dibuat seperti bola-bola kemudian digoreng dan dibumbui gula jawa. Bentuknya menyerupai bola tetapi tidak seperti bola sungguhan karena masih terdapat rongga-rongga di dalamnya. Grubi memiliki cita rasa manis khas gula jawa dan bertekstur renyah.
Salah satu UMKM di Desa Menoreh yang memproduksi grubi adalah UMKM Berkah Tangkur. Permintaan grubi dari konsumen selalu meningkat dan memberikan omset yang cukup besar bagi UMKM Berkah Tangkur, namun permintaan konsumen tersebut tidak sebanding dengan jumlah grubi yang dihasilkan. Ini dikarenakan proses pembuatan grubi yang masih dilakukan secara manual dan menggunakan peralatan sederhana, terutama dalam proses perajangan yang membutuhkan waktu lama serta tenaga yang besar. Tak jarang membuat kelelahan, dan tidak sedikit yang merasakan pegal-pegal bahkan membuat tangan sampai terluka.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa UNTIDAR yang terdiri dari lima mahasiswa program studi S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik yaitu Yuni Nur Diana, Kunti Nafingatul Khusna, Seno Sutrisno, Garin Holiyana dan Masnurojak Bin Khanif bersama dosen pendamping Catur Pramono, S.T., M.Eng. menciptakan sebuah inovasi yaitu Mesin Perajang Ubi Jalar Otomatis menggunakan motor listrik, untuk mengganti proses perajang konvensional menjadi mesin otomatis. Mesin ini dirancang dengan tujuan untuk merajang ubi dengan hasil potongan berupa potongan halus memanjang. Mesin ini memiliki beberapa keunggulan yaitu terjangkau, mudah dalam perawatannya, mampu merajang ubi dengan baik, mampu merajang ubi dengan waktu yang relatif cepat dengan hasil yang maksimum, mudah dan aman dalam pengoperasian, dapat dioperasikan dalam daya listrik rendah, menghasilkan produk yang lebih berkualitas, dan efisien serta ramah lingkungan.
“Mesin yang kami kembangkan, dengan kelebihan dan kesederhanaannya mampu menjawab permasalahan mitra kerja. Mesin yang kami kembangkan memudahkan proses perajangan ubi dan dapat menekan tenaga serta waktu yang harus dikeluarkan oleh mitra kerja,” kata Yuni selaku ketua tim. “Perajangan ubi secara konvensional membutuhkan waktu yang lama, sementara hasil perajangan hanya mencapai 10 kg/jam sesuai dengan cepat lambatnya kinerja tangan. Sedangkan jika menggunakan mesin otomatis proses perajangan dapat mencapai 48 kg/jam. Hasil rajangan tidak hanya berbentuk lembaran namun langsung dapat berbentuk potongan halus memanjang,” tambahnya. Dia menjelaskan mesin yang dibuatnya bersama tim juga mudah dalam perbaikan dan perawatan, serta ramah lingkungan karena tidak menghasilkan polusi yang dapat merusak keseimbangan ekosistem.
“Semoga inovasi mesin perajang ubi otomatis mengggunakan motor listrik ini dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses perajangan ubi, sehingga produksi grubi yang dihasilkan akan semakin banyak, lebih efektif dan efisien serta dapat menyejahterakan mitra kerja,” pungkasnya.
Penulis : Humas
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!