Mahasiswa UNTIDAR Cetuskan Mesin Peningkat Produktivitas Sale Pisang Lidah dengan Metode Translation Pressed Screw
Mahasiswa UNTIDAR mencetuskan sebuah inovasi alat baru, yaitu Mesin Peningkat Produktivitas Sale Pisang Lidah dengan Metode Translation Pressed Screw. Mesin ini menggunakan screw yang berfungsi untuk melumat dan menekan pisang supaya keluar melalui lubang yang sudah berbentuk cetakan sale pisang lidah. Ide untuk membuat Mesin Peningkat Produktivitas Sale Pisang Lidah dengan Metode Translation Pressed Screw berawal dari keinginan untuk turut membantu mengatasi permasalahan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sale Pisang Bunur di Desa Mangli Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.
(UMKM) Sale Pisang Bunur didirikan oleh Ahmad Muhdor. Menurut Ahmad Mudor masih terdapat beberapa kendala pada proses produksi, yaitu proses pemipihan pisang yang masih menggunakan alat yang masih sederhana dan manual. Dibutuhkan waktu 8 jam kerja hanya untuk proses memipihkan 50 kg pisang. Tingkat produktivitas yang rendah tersebut menjadikan mitra tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Rinal Choerul Anam (S1 Teknik Mesin), beserta Wahyucandra Ramadhani (S1 Teknik Mesin), Linda Fauziah (S1 PBSI), Lusida Kiswari (S1 Pendidikan IPA) dan Rusli Kusuma G.A (S1 Teknik Mesin) tergerak untuk memecahkan permasalahan mitra pada proses pemipihan pisang sehingga produktivitas meningkat dan dapat memenuhi permintaan pasar yaitu dengan menerapkan Mesin Peningkat Produktivitas Sale Pisang Lidah Khas Kebumen dengan Metode Translation Pressed Screw.
Penggerak dari mesin ini adalah sebuah motor listrik yang dihubungkan ke gear box untuk menurunkan kecepatan dan selanjutnya dihubungkan poros screw. Mesin ini juga ramah lingkungan dan hemat daya karena menggunakan motor listrik dengan daya rendah. Mesin ini juga lebih produktif karena sistem kerjanya yang kontinyu dan tidak perlu memipihkan satu persatu pisang melainkan cukup memasukan pisang ke mesin untuk diproses dan keluar lembaran panjang sale pisang lidah siap jemur. Hal ini tentu lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan alat manual yang harus satu persatu dalam proses pemipihan. Dengan alat ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, sehingga permintaan pasar dapat terpenuhi dan perekonomian pengusaha sale pisang semakin sejahtera.
“Di tahap awal kami melakukan survei mengenai kondisi dan permasalahan mitra secara daring melalui zoom dan luring dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Data hasil survei kami gunakan untuk analisis menggunakan literatur yang relevan dengan permasalahan tersebut,” kata Rinal. Lebih lanjut Rinal menjelaskan setelah melakukan analisa, dilanjutkan dengan pembuatan Buku Pedoman Aplikasi Mesin sebagai media sosialisasi daring dan luring ke mitra. “Tahap selanjutnya kami memproduksi mesin. Produksi mesin dilakukan menggunakan jasa pihak ketiga dengan desain rancangan mesin dan material dari kami. Mesin ini menggunakan motor listrik sebagai pengerak dan screw sebagai media pelumat dan pendorong pisang ke cetakan pisang, serta meja kerja yang digunakan sebagai penerima sale pisang,” urai Rinal. “Kemudian kami melaksanakan sosialisasi mesin ke mitra secara daring dan luring. Sosialisasi bertujuan untuk memberikan edukasi dan diskusi mengenai spesifikasi mesin, cara kerja mesin, dan cara perbaikan mesin apabila terjadi kerusakan. Setelahnya sampai pada tahap implementasi mesin ke mitra dan tak lupa kami lakukan monitoring dan evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas pada sistem baik dari segi kelebihan dan kekurangan untuk selanjutnya dilakukan penyempurnaan sistem Mesin Peningkat Produktivitas Sale Pisang Lidah Khas Kebumen dengan Metode Translation Pressed Screw,” tambahnya.
Mesin Peningkat Produktivitas Sale Pisang Lidah Khas Kebumen dengan Metode Translation Pressed Screw adalah karya mahasiswa UNTIDAR yang lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 kategori Penerapan Iptek. Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) merupakan program yang mempunyai tujuan utama mendorong mahasiswa mau keluar dari kampus guna melihat segala macam bentuk kebutuhan atau permasalahan pada masyarakat produktif dan sekaligus memberikan solusi IPTEK yang dibutuhkan dan dikehendaki oleh mitra. Lingkup bantuan iptek yang disepakati oleh mitra dapat berupa diversifikasi sumber bahan baku, peningkatan mutu produk, perbaikan proses produksi (perbaikan atau penggunaan alat atau mesin baru), perbaikan sanitasi, diversifikasi dari produk atau luaran, upaya peningkatan kapasitas produksi, penanganan dan pengolahan limbah, sistem jaminan mutu (ISO), kemasan, dan lain lain. Iptek yang akan dikerjasamakan dengan mitra adalah iptek yang sudah siap diterapkan, jadi tidak lagi memerlukan penelitian dan pengujian.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!