BITO WIKANTOSA : MAHASISWA ADALAH MOTOR PENGGERAK PEMBANGUNAN DESA

Universitas Tidar menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema Mahasiswa sebagai Generasi Muda Unggul dalam Membangun Desa dan Daerah Tertinggal secara daring Sabtu (28/08). Kuliah umum ini dapat diikuti kurang lebih 2940 mahasiswa baru UNTIDAR Tahun 2021 via zoom meeting serta ditayangkan secara Live Streaming dari Kanal Youtube Universitas Tidar.

“Mahasiswa sebagai generasi muda dapat menjadi penggerak dalam pembangunan pedesaan yang berarah untuk percapaian Sustainable Development Goals (SDGs) bukan hanya untuk menghabiskan dana yang ada,” jelas Bito Wikantosa, S.S., M. Hum,  Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Kemasyarakatan Kemendesa, PDT dan Transmigrasi RI.

Sesuai yang tercantum dalam, Undang-Undang Desa memandatkan Desa berhak memperoleh sumber-sumber pendapatan salah satunya adalah Dana Desa yang bersumber dari APBN. Presiden Joko Widodo meberikan arahan pada 22 Oktober 2019 bahwa Dana desa harus dirasakan seluruh warga desa, terutama golongan terbawah dan Desa harus berdampak pada peningkatan Ekonomi dan SDM Desa.

Sesuai arahan tersebut Kemendesa PDTT menggunakan metode SDGs Global yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya disusun SDGs Desa sebagai upaya terpadu Pembangunan Desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dan merupakan arah kebijakan Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

“Digitalisasi Desa mulai diselenggarakan untuk menerapkan kebijakan satu desa – satu data –satu peta, keterpaduan pembangunan desa berbasis aset dan digitalisasi pembangunan desa. Data-data desa yang diinput pada dashboard Kemendesa PDTT juga sebagai salah satu upaya pengendalian implementasi SDGs Desa,” tuturnya.

Digitalisasi Desa merupakan salah satu program yang telah disusun Kemendesa PDTT untuk meningkatkan pembangunan Desa tentunya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak salah satunya mahasiswa sebagai motor penggerak dalam pencapaian SDGs Desa.

Keterlibatan mahasiswa dalam pembangunan desa juga merupakan salah satu implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang telah digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

“Banyak jalan menuju kompetensi unggul salah satunya dengan program kampus merdeka. Mahasiswa dapat mengembangkan potensi, cita-cita, aspirasi, passion yang berbeda satu dengan lainnya. Mahasiswa diberi kesempatan merdeka untuk memilih jalan terbaik mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel,” jelas Prof. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Program Kampus Merdeka memberikan kesempatan mahasiswa menjalani perkuliahan 1 semester diprodi lain dan 2 semester di kampus kehidupan/diluar perguruan tinggi. Kegiatan Kampus Merdeka meliputi :

  1. Pertukaran mahasiswa
  2. Magang
  3. Mengajar di sekolah – Kampus mengajar
  4. Penelitian
  5. Membangun desa
  6. Studi proyek mandiri
  7. Kewirausahaan mahasiswa
  8. Proyek kemanusiaan – relawan covid 
  9. Bela Negara

“PTN harus berani keluar dari zona nyaman dengan menyiapkan skil dan kompetensi baru untuk setiap lulusannya. Kita harus siap mengikuti perubahan era dunia kerja baru. Selembar ijazah kini tidak cukup untuk menjamin anda dapat menghadapi dunia kerja pada saat lulus nanti,” tambah Prof. Nizam.

Mahasiswa harus dipersiapkan memiliki kompetensi adaptive, agile learners, self directed, entrepreneur, complex problem solver, digital literacy, multi-diciplinary, dan global citizenship. Softskill tidak bisa didapatkan didalam ruang kuliah maka itu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka dimunculkan.

Mahasiswa harus berkontribusi aktif dan positif dalam melaksanakan pembangunan desa dan daerah tertinggal yang ada di Indonesia. UNTIDAR sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menjadi tempat mahasiswa dalam menuntut ilmu dan memiliki kewajiban untuk membekali mahasiswa, agar mereka mampu berkontribusi secara baik dalam membangun desa dan daerah tertinggal. 

UNTIDAR berkomitmen menjadi lembaga yang mampu memberikan manfaat bukan hanya kepada dunia pendidikan akan tetapi juga pada lingkungan sekitarnya, baik itu dari segi seperti ekonomi maupun sosial budaya. UNTIDAR perlu membekali mahasiswa tentang pentingnya peran mahasiswa dalam membangun desa dan daerah tertinggal dengan kuliah umum Universitas Tidar tahun 2021.

“Kemajuan teknologi dan infrastruktur sudah mulai masuk ke daerah pedesaan. Kini tinggal anda, mahasiswa sekaligus generasi penerus bangsa untuk menggerakkan roda perekonomian pedesaan dengan berbagai ide dan inovasi,” tutur Rektor UNTIDAR, Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc. pada sambutannya.

Rektor UNTIDAR menyampaikan bahwa ketimpangan desa dan kota itu masih ada. Kehadiran teknologi dan infrastruktur memerlukan SDM unggul untuk dapat menggerakkan roda perekonomian desa dengan mempertimbangkan potensi masing-masing wilayah.

“Berdagang atau wirausaha sekarang sudah bisa dilaksanakan di rumah. Hasil pertanian yang ada di pedesaan dapat di pasarkan via online misalnya,” tambahnya.

Mahasiswa perlu mempersiapkan diri dengan era “pekerjaan baru” yang mungkin dahulu belum pernah ada dan kini mulai bermunculan salah satunya perdangan online sekaligus pembayaran dan pengiriman barang yg semuanya bisa dilakukan di rumah saja.

Dunia pendidikan tinggi menfasilitasi pembangunan pedesaan dan daerah tertinggal salah satunya dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mahasiswa diberi kesempatan untuk memberikan ide dan kerja nyata dalam membantu pengembangan pedesaan.

Penulis : Kusumo Wardani

Kuliah Umum UNTIDAR 2021 dapat disaksikan pada Kanal Youtube Universitas Tidar KLIK DISINI

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply