Percepat Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia lewat Talent Bridge Forum
Jakarta, Kemendikbudristek – Talent Bridge Forum yang diadakan secara berkala selama periode empat minggu mulai 28 Februari hingga 20 Maret 2024 merupakan sebuah wujud antisipasi terhadap meningkatnya keterlibatan mitra industri dalam program magang. Kolaborasi yang erat antara industri dan perguruan tinggi diakui sebagai faktor kunci keberhasilan dalam meningkatkan relevansi kurikulum dan keterampilan mahasiswa sesuai dengan tuntutan industri.
Forum diskusi bertajuk “Akselerasi Magang Kampus Merdeka untuk Peningkatan SDM Strategis Indonesia” dilakukan secara daring dalam sesi mingguan di mana aktivitasnya terdiri atas webinar dan panel diskusi dengan topik spesifik per klaster industri dengan narasumber praktisi di bidang sumber daya manusia (SDM), serta sesi pelatihan untuk meningkatkan kualitas program magang.
Peserta yang berasal dari bagian SDM dan perwakilan mitra industri, perguruan tinggi, lembaga pendidikan, serta pembuat kebijakan ini akan membahas tentang perbankan dan keuangan, telekomunikasi, energi dan pertambangan, manufaktur dan transportasi, konsumer dan retail, kesehatan dan farmasi, teknologi, serta agro dan blue economy.
Wakil Ketua II Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Amirmahmud Saatari, menyampaikan bahwa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan solusi dari masalah irelevansi perusahaan, di mana keperluan melakukan pendidikan tambahan bagi mahasiswa yang baru lulus dan masuk di perusahaannya.
“Melalui MBKM ini, mereka ketika lulus tidak hanya dengan membawa pengetahuan tetapi akan juga bisa mendapatkan atau memiliki keterampilan, sikap yang sesuai dengan tantangan real di pekerjaan selanjutnya,” ujar Amir.
Salah satu mitra yang mengisi sesi diskusi klaster perbankan dan keuangan, Vini Daru Pradana, Daya Activation Head BTPN Syariah, berbagi kisah kepada peserta forum bagaimana program MBKM diimplementasikan ke dalam perusahaannya untuk pelaksanaan program magang dan membantu program perusahaan ultra mikro dalam memberdayakan perempuan.
“Saat pertama sebelum bergabung, kami hanya punya 14 mahasiswa untuk mendampingi ultra mikro ibu-ibu ini. Jadi, mendampingi mereka untuk keterampilan meningkatkan usahanya,” ungkap Vini.
Forum diskusi bertajuk “Akselerasi Magang Kampus Merdeka untuk Peningkatan SDM Strategis Indonesia” dilakukan secara daring dalam sesi mingguan di mana aktivitasnya terdiri atas webinar dan panel diskusi dengan topik spesifik per klaster industri dengan narasumber praktisi di bidang sumber daya manusia (SDM), serta sesi pelatihan untuk meningkatkan kualitas program magang.
Peserta yang berasal dari bagian SDM dan perwakilan mitra industri, perguruan tinggi, lembaga pendidikan, serta pembuat kebijakan ini akan membahas tentang perbankan dan keuangan, telekomunikasi, energi dan pertambangan, manufaktur dan transportasi, konsumer dan retail, kesehatan dan farmasi, teknologi, serta agro dan blue economy.
Wakil Ketua II Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Amirmahmud Saatari, menyampaikan bahwa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan solusi dari masalah irelevansi perusahaan, di mana keperluan melakukan pendidikan tambahan bagi mahasiswa yang baru lulus dan masuk di perusahaannya.
“Melalui MBKM ini, mereka ketika lulus tidak hanya dengan membawa pengetahuan tetapi akan juga bisa mendapatkan atau memiliki keterampilan, sikap yang sesuai dengan tantangan real di pekerjaan selanjutnya,” ujar Amir.
Salah satu mitra yang mengisi sesi diskusi klaster perbankan dan keuangan, Vini Daru Pradana, Daya Activation Head BTPN Syariah, berbagi kisah kepada peserta forum bagaimana program MBKM diimplementasikan ke dalam perusahaannya untuk pelaksanaan program magang dan membantu program perusahaan ultra mikro dalam memberdayakan perempuan.
“Saat pertama sebelum bergabung, kami hanya punya 14 mahasiswa untuk mendampingi ultra mikro ibu-ibu ini. Jadi, mendampingi mereka untuk keterampilan meningkatkan usahanya,” ungkap Vini.
Setelah bergabung dengan program MBKM, BTPN Syariah merasakan perkembangan yang pesat keterlibatan mahasiswa dalam program magang. Vini menyampaikan berawal dari 14 mahasiswa berubah menjadi 110 mahasiswa, di mana para mahasiswa ini memberdayakan 1.614 pelaku usaha ultra mikro. Sumbangan mahasiswa ini berasal dari program magang MBKM batch pertama.
Kisah lain dijabarkan oleh Mora Nasution, Head of Learning, Talent, Resourcing & Organization Development Bank Jago. Mora menceritakan bagaimana perusahaannya turut berpartisipasi memberikan pengalaman berharga kepada peserta program magang. “Seluruh tim di perusahaan terlibat dan berkomitmen akan hal tersebut. Jadi mulai dari coaching, mentoring, project, shadowing itu juga clear dan menjadi charter,” papar Mora.
Praktik baik dari mitra telekomunikasi program magang MBKM dijelaskan oleh Sendy Lenvi Regia, Talent Operation dari PT Telkom Indonesia. Sendy mengaku bahwa perusahaannya telah berhasil merekrut 600 mahasiswa batch 2. Selain itu, menurut Sendy, program MBKM sesuai dengan harapan PT Telkom Indonesia, bahkan dapat menjadi solusi ketika perusahaan menemukan mismatch antara kebutuhan perusahaan dan peserta magang yang mendaftar. “Apa yang kami cita-citakan, antara pan fluid problems, kami juga ketemu wadahnya,” ucap Sendy.
Tips mengelola program magang MBKM disampaikan oleh Nashrul Hendarsyah, Head of Learning & Culture Development XL Axiata kepada peserta diskusi. “Kita jaga peserta magang di angka seratus. Kenapa? Supaya kita bisa jaga kualitasnya. Kita ingin develop talent-talent terbaik pilihan untuk mendapatkan pengalaman kerja di industri,” jelas Nashrul.
Dengan diadakannya Talent Bridge Forum ini, diharapkan semakin banyak mitra industri baru yang tertarik bergabung dalam program magang MBKM sehingga pada akhirnya ketidaksesuaian lulusan dengan kebutuhan industri dapat dijembatani. Selain itu, forum ini memberikan peluang bagi perguruan tinggi untuk membangun jaringan efektif demi pengembangan sumber daya manusia Indonesia unggul.*** (Penulis: Tim MBKM/Editor: Denty A.)