Wamen Stella Christie Ungkap Peran Strategis Pendidikan Vokasi dalam Mendukung Ekonomi Indonesia

Yogyakarta – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengungkapkan pentingnya pendidikan vokasi dalam menciptakan inovasi dan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia. Menurutnya, pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam mendukung empat kinerja utama pemerintahan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Keempat kinerja utama tersebut antara lain penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas, ketahanan pangan dan energi, serta terobosan teknologi.

“Pendidikan vokasi tidak boleh lagi dipandang sebagai kelas kedua. Justru di banyak negara maju seperti Jerman, Swiss, dan Belanda, pendidikan vokasi menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi,” ungkap Wamen Stella dalam Dialog Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi: Kolaborasi Strategis Menuju Indonesia Emas 2045, di Ballroom Sekolah Vokasi UGM, Yogyakarta, pada Selasa (4/2).

Ia juga menjelaskan bahwa perubahan struktur kementerian yang kini mencakup pendidikan tinggi, sains, dan teknologi bertujuan untuk mendorong ekosistem inovasi yang lebih inklusif. Dengan tidak adanya pemisahan antara pendidikan akademik dan vokasi, diharapkan kolaborasi lintas sektor semakin kuat.

Dalam diskusi mengenai riset, Stella menegaskan bahwa baik riset terapan maupun riset fundamental memiliki peran penting dalam inovasi teknologi. Ia mencontohkan bagaimana riset fundamental telah berkontribusi dalam pengembangan teknologi GPS dan vaksin COVID-19. Sementara riset terapan memiliki dampak ekonomi yang lebih cepat, terutama bagi dunia usaha dan industri.

“Kami di Kementerian Diktisaintek akan terus mendukung riset-riset di pendidikan vokasi dan politeknik. Program seperti Mitras DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) telah membuktikan bahwa investasi di riset vokasi memberikan return of investment yang tinggi,” jelasnya.

Di akhir paparannya, Stella menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperkuat pendidikan vokasi dan membangun ekosistem yang kondusif bagi inovasi sains dan teknologi. Dengan pendekatan ini, diharapkan Indonesia mampu bersaing di tingkat global dan mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Pelantikan Pejabat di Lingkungan Kemdiktisaintek

Jakarta, 4 Februari 2025 – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggelar pelantikan pejabat struktural, Rektor PTN, dan Kepala LLDikti di lingkungan Kemdiktisaintek. Bertempat di Graha Kemdiktisaintek, Gedung D Kemdiktisaintek, Jakarta pada Selasa (4/2), pelantikan dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Pejabat yang dilantik terdiri dari 5 Staf Khusus Menteri, 1 Penasehat Khusus Menteri, 19 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II), 23 Pejabat Administrator (Eselon III), dan 22 Pejabat Pengawas (Eselon IV). Pada kesempatan yang sama, Mendiktisaintek juga melantik Rektor Universitas Negeri Manado Periode 2025–2030 dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV.

Dalam sambutannya, Mendiktisaintek menekankan bahwa dalam menjalankan tugas jabatan, setiap pejabat harus menjunjung etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawab. 

Setiap pejabat juga disumpah untuk selalu menjaga integritas, tidak menyalahgunakan kewenangan, serta menghindarkan diri dari perbuatan tercela.

“Saya percaya bahwa saudara-saudara akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Saya yakin, dengan pengalaman, integritas, kompetensi yang dimiliki, Saudara-saudara akan menjalankan tugas dan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme,” imbuh Menteri Satryo. 

Menutup sambutannya, Menteri Satryo menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar formalitas, namun sebuah amanah yang mengandung tanggung besar untuk menjalankan peran Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta mendukung Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, 8 Program Hasil Terbaik Cepat, dan 17 Program Prioritas. 

Menteri Satryo mengingatkan Kemdiktisaintek setidaknya memiliki tiga dalam Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden. Pertama, memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa. Kedua, pembangunan sumber daya manusia (SDM) sains, teknologi, dan pendidikan. Terakhir, melanjutkan hilirisasi dan sosialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Pembukaan Pendaftaran KIP Kuliah 2025: Pemerintah Perkuat Komitmen Akses Pendidikan Tinggi yang Merata

Jakarta-Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) secara resmi membuka pendaftaran Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) 2025, Selasa (4/2).

Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak bangsa, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, memiliki akses pendidikan tinggi yang berkualitas. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) pendidikan tinggi, sains, dan teknologi berdaya saing global merupakan prioritas pemerintah ke depan dalam visi Asta Cita Presiden-Wakil Presiden menuju Indonesia Emas 2045.

“Pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang inovatif, adaptif dan mampu menjawab tantangan zaman,” tegas Menteri Satryo.

Saat ini, Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi di Indonesia masih berada di angka 32%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak muda Indonesia yang belum dapat menikmati pendidikan tinggi, salah satunya karena keterbatasan ekonomi. Melalui KIP Kuliah, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan APK tersebut dibarengi dengan mutu yang baik.

“Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi berkomitmen untuk mendukung anak-anak Indonesia yang punya potensi pintar yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi untuk dapat menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Dengan adanya KIP Kuliah, Kemdiktisaintek berupaya meningkatkan akses ke perguruan tinggi untuk mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu,” ujar Menteri Satryo.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek Togar M. Simatupang menjelaskan bahwa Program KIP Kuliah didesain tidak hanya membantu biaya pendidikan, namun juga memberikan bantuan biaya hidup bagi mahasiswa penerima manfaat. Sejak 2020, tercatat penerima manfaat KIP Kuliah lebih dari 1,1 juta mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan setiap tahun rata-rata 200.000 mahasiswa baru menerima manfaat KIP Kuliah.

“Program KIP Kuliah sejak 2020 telah mendanai pendidikan lebih dari 1,1 juta mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Setiap tahun, rata-rata 200.000 mahasiswa baru menerima manfaat dari program ini,” ujar Togar.

Kepala Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi, Henry Tambunan menjelaskan bahwa Kemdiktisaintek berkomitmen meningkatkan manfaat dan layanan program KIP Kuliah berupa jaminan biaya pendidikan dan bantuan biaya hidup yang diterima penerima manfaat secara tepat sasaran. Di tahun 2025, Kemdiktisaintek kembali meluncurkan KIP Kuliah dengan kebijakan baru terkait penguatan prioritas penerima KIP Kuliah untuk PTN dan PTS untuk dapat kuliah pada program studi unggulan di Perguruan Tinggi terbaik baik PTN maupun PTS di seluruh Indonesia.

“Pengembangan program KIP Kuliah ini bertujuan untuk meningkatkan ketepatan sasaran penerima agar sekaligus meningkatkan potensi ekonomi dan mobilitas sosial bagi mahasiswa dari keluarga miskin atau rentan miskin untuk berkuliah,” jelas Henry.

Persyaratan dan Cara Pendaftaran

Pendaftaran calon penerima KIP Kuliah tahun 2025 dapat dilakukan oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), atau bentuk lain yang sederajat yang lulus tahun 2025, 2024 dan 2023. Untuk menerima KIP Kuliah, lulusan SMA sederajat harus telah lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui semua jalur masuk Perguruan Tinggi baik melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), maupun Seleksi Mandiri Perguruan Tinggi pada Program Studi yang terakreditasi secara resmi dan tercatat pada sistem akreditasi nasional perguruan tinggi.

Syarat pendaftaran dan proses penerimaan KIP Kuliah di tahun 2025 telah dipersiapkan dengan lebih baik, dengan memprioritaskan calon penerima dari keluarga tidak mampu yang memenuhi syarat ekonomi sebagai berikut:
1. Pemegang atau pemilik Kartu Indonesia Pintar (KIP) Pendidikan Menengah;
2. Dari keluarga yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau menerima program bantuan sosial yang ditetapkan oleh kementerian yang menangani urusan pemerintahan di bidang sosial seperti mahasiswa dari keluarga peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan mahasiswa dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS);
3. Dari keluarga yang masuk dalam kelompok masyarakat miskin/rentan miskin maksimal pada desil 3 (tiga) Data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) yang ditetapkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; atau
4. Mahasiswa dari panti sosial/ panti asuhan.

Calon penerima yang tidak memenuhi salah satu dari keempat syarat ekonomi di atas dapat tetap mendaftar selama memenuhi persyaratan miskin/ rentan miskin sesuai dengan ketentuan dengan menyerahkan bukti pendapatan kotor gabungan orang tua/wali paling banyak Rp4.000.000 setiap bulan atau pendapatan kotor gabungan orang tua/wali dibagi jumlah anggota keluarga paling banyak Rp750.000 serta bukti keluarga miskin dalam bentuk Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang valid dan resmi.

Semua calon penerima KIP Kuliah wajib memiliki akun pendaftaran KIP Kuliah. Calon penerima yang ingin mendaftar KIP Kuliah 2025, dapat mengakses laman resmi KIP Kuliah yaitu https://kip-kuliah.kemdiktisaintek.go.id dan mencermati persyaratan, jadwal dan mengikuti tahapan pendaftaran yang telah ditentukan. Untuk pendaftaran akun di laman resmi KIP Kuliah, calon penerima harus memasukkan data yang valid di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai berikut:
1. Nomor Induk Kependudukan (NIK);
2. Nomor Induk Siswa Nasional (NISN); dan
3. Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN).

Calon penerima juga harus memiliki email yang aktif untuk pengiriman Nomor Pendaftaran dan Kode Akses setelah sistem KIP Kuliah berhasil melakukan validasi NIK, NISN, dan NPSN.

Dengan dibukanya pendaftaran KIP Kuliah 2025, diharapkan semakin banyak generasi muda Indonesia yang dapat menempuh pendidikan tinggi dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Sosialisasi Perkembangan Tunjangan Kinerja (Tukin) Dosen ASN

Jakarta, 31 Januari 2025 – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) telah mengadakan acara sosialisasi mengenai perkembangan Tunjangan Kinerja (Tukin) bagi Dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Acara ini dihadiri oleh para pimpinan PTN dan kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI), serta dimoderatori oleh Bhimo Widyo Andoko selaku Plt. Kepala Biro SDM.

Acara yang dibuka dengan sambutan dari Dirjen Dikti, Prof. Khairul Munadi, menekankan bahwa Tukin merupakan salah satu kebijakan prioritas pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dosen dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Beliau menjelaskan kompleksitas regulasi yang mengatur pemberian Tukin dan pentingnya pemimpin perguruan tinggi dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada para dosen.

Khairul juga menguraikan perkembangan anggaran Tukin untuk tahun 2025 yang diusulkan melalui tiga (3) skema: opsi cukup sebesar Rp2,8 triliun, opsi moderat Rp3,6 triliun, dan opsi lengkap Rp8,0 triliun. Ketua Banggar DPR menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran sebesar Rp2,5 triliun pada tanggal 23 Januari 2025. Anggaran ini ditujukan kepada Dosen ASN PTN Satker, PTN BLU yang belum menjalankan remunerasi, dan ASN yang ditugaskan di LLDIKTI, yang berjumlah 33.957 dosen.

Pemaparan dilanjutkan oleh Prof. Johannes Gunawan, selaku Tim Ahli Menteri, yang menjelaskan proses birokrasi pemberian Tukin, termasuk tahapan usulan kelas jabatan dosen ke Menpan RB dan pengajuan anggaran ke Menteri Keuangan. Proses birokrasi yang seharusnya dilakukan dalam pemberian Tukin Dosen ASN sebagai berikut: (a) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi mengusulkan Kelas Jabatan Dosen ASN kepada Menpan RB; (b) Menpan RB menerbitkan surat persetujuan tentang Kelas Jabatan Dosen ASN; (c) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi meminta persetujuan tentang Besaran Tukin Dosen ASN kepada Menteri Keuangan; (d) Setelah diperoleh persetujuan Menteri Keuangan, disusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tukin Dosen ASN; dan (e) Berdasarkan Perpres tentang Tukin Dosen ASN sebagaimana dimaksud pada huruf d, Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi menerbitkan Peraturan Menteri tentang Tukin Dosen ASN di lingkungan Kementerian yang dipimpinnya.

Dengan disetujuinya anggaran sebesar Rp2,5 triliun untuk tahun 2025, merupakan suatu bukti komitmen nyata dari pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dosen. Ini adalah langkah positif yang harus didukung oleh semua pihak terkait untuk memastikan implementasi yang transparan dan akuntabel. Dukungan semua pihak terhadap kesejahteraan dosen sangat penting dan diperkuat dengan kolaborasi antara semua pihak terkait untuk memastikan bahwa prosedur pencairan tukin yang berbasis pada kinerja dan kontribusi terhadap institusi dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

Sesi tanya jawab memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendalami isu-isu terkait Tukin. Johannes menegaskan bahwa pencairan Tukin untuk tahun 2025 sudah dalam jalur yang tepat dan diharapkan dapat segera direalisasikan. Kemdiktisaintek berkomitmen untuk memastikan bahwa proses pemenuhan kebutuhan kesejahteraan dosen tetap memenuhi proses birokrasi yang semestinya. Acara ditutup dengan harapan agar sosialisasi lebih lanjut dapat dilakukan untuk memastikan pemahaman yang tepat di kalangan dosen mengenai kebijakan ini.

Mendiktisaintek Buka Peluang bagi UMKM untuk Berkiprah melalui Pendidikan Tinggi

Jakarta-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro menyambut baik kolaborasi kementerian yang dipimpinnya dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Jumat (31/1).

Hal ini disampaikan saat Menteri Satryo memberikan keynote speech dalam acara ulang tahun APINDO ke-73 dengan tajuk “Tumbuh Bersama Berdaya Bersama.”

APINDO saat ini memiliki program yang disebut APINDO UMKM Merdeka (AUM) dan menjadi payung dari Program APINDO UMKM Akademi.

“Program AUM ini, merupakan wujud kolaborasi antara APINDO dengan Kemdiktisaintek dan bermakna penting untuk mendukung transformasi UMKM,” jelas Menteri Satryo.

Selama ini, AUM menunjukkan bahwa APINDO cukup berkontribusi dalam pembangunan negara dan sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

“Kita lihat beberapa bidang di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis, UMKM yang berkembang seperti yang kita lihat di negara-negara lain, bisa kita tiru. Bagaimana mereka menuju ke arah semakin baik, maju dan berkembang dari sebelumnya merupakan UMKM,” ungkap Mendiktisaintek.

Menteri Satryo menegaskan perlu dibuka peluang lebih lebar untuk UMKM bisa berkiprah.

“AUM ini bisa menjadi jalan untuk pendidikan tinggi membuka peluang lebih besar lagi untuk masyarakat yang bergelut di bidang UMKM. Silakan dilanjutkan, selama program ini memang bermanfaat. Menurut Saya kampus-kampus yang fokus pada program UMKM, harus memiliki keunikan. Kurikulum silakan disesuaikan dengan kebutuhan, harus memiliki pembeda dengan pendidikan tinggi lainnya,” kata Menteri Satryo.

Ketua Bidang UMKM APINDO, Ronald Wala menyatakan harapannya untuk dapat mengembangkan sebuah ekosistem UKM berdasarkan stakeholders pentaheliks.

“Kita tentunya percaya pada stakeholders, antara lain para pengusaha, pemerintah, dan akademisi. Sumber atau driver dari program pentaheliks ekosistem APINDO yang kami jalankan saat ini adalah para akademisi, jadi kami bekerja sama dengan universitas-universitas yang kurang lebih ada 4.000 di Indonesia,” ungkap Ronald.

Menutup pertemuan, Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani menyatakan bahwa pendidikan tinggi sangat erat kaitannya dengan UMKM.

“Pendidikan riset dan teknologi adalah bagian penting dari ekonomi, oleh karena itu kita semua di sini harus bekerja sama,” harap Shinta.

Konsolidasi Program Pegawai Kemdiktisaintek

Jakarta – Jumat (24/1) Kemdiktisaintek Gelar rapat induksi dengan seluruh pegawai Kemdiktisaintek untuk menyampaikan perihal kebijakan dan arah baru bagi Kementerian kedepan melalui penyampaian Peraturan Presiden RI Nomor 189 Tahun 2024, Permendiktisaintek RI Nomor 1 Tahun 2024 tentang OTK Kemdiktisaintek, dan Program 100 Hari Kerja Kemdiktisaintek.

Dalam pertemuan tersebut, Wamendiktisaintek Stella Christie jelaskan bahwa program yang diemban dan diamanahkan kepada Kemdiktisaintek mengedepankan luaran yang terukur dengan baik.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang menyampaikan kepada seluruh pegawai tentang Peraturan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2024 yang bertujuan untuk mengatur struktur organisasi, pembagian tugas, dan mekanisme kerja dalam Kementerian.

Sesjen Togar menjelaskan untuk program 100 hari kerja ini meliputi program transisi, evaluasi dan revisi regulasi, penyusunan Renstra Kemdiktisaintek 2025-2029, pengisian SDM dan kebutuhan lainnya. Dalam pertemuan tersebut Togar juga menjelaskan struktur dan tugas masing-masing unit utama.

Selain itu Togar juga menginformasikan bahwa sudah dilakukan penetapan pelaksana tugas (plt) pejabat struktural jabatan pimpinan tinggi pratama, administrator, dan pengawas, serta dilakukan redistribusi pegawai ke seluruh unit terkait.

Dengan adanya kegiatan konsolidasi induksi program tersebut, diharapkan program yang akan dijalankan oleh seluruh pegawai Kemdiktisaintek dapat berjalan dengan baik, lancar, dan tercapai tujuan bersama untuk memajukan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi.

Kemdiktisaintek Siap Berkontribusi untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi 8% Bersama Kementerian Transmigrasi Melalui Pendidikan 

Jakarta – Mendiktisaintek menerima audiensi dari Menteri Transmigrasi yang hadir bersama jajaran. Kedatangan Menteri Transmigrasi bermaksud menyinergikan dan mengolaborasikan percepatan pertumbuhan ekonomi mencapai lebih dari 8%, Jumat (17/1).

Menteri transmigrasi Iftitah Sulaiman mengatakan bahwa kekhawatiran bagi Indonesia saat ini adalah banyak sekali daerah di Indonesia yang sangat berpotensi, namun masih banyak pula yang belum kita bisa jangkau maupun ketahui.

“Yang bisa meneropong bahwa disana ada sesuatu hanya orang yang dibekali pendidikan yang cukup. Nah inilah yang yang menjadi dasar bagi kami sebagai satu keharusan untuk kita bersinergi, berkolaborasi dengan pendidikan tinggi mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Ini menjadi sangat krusial bagi kami,” ujarnya.

Lanjut Menteri Iftitah, hal yang menjadi salah satu sorotan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto adalah bagaimana Indonesia bisa membangun Papua, yang merupakan masa depan Indonesia. Iftitah memaparkan hal-hal yang menjadi fokus dan pokok pikiran Kementerian Transmigrasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

“Satu-satunya yang kami pikir akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan adalah dengan meningkatkan produktivitas. Kita harus memiliki produk-produk unggulan, sehingga semakin besar nanti produktivitasnya dari produk unggulan yang kita hasilkan, itu mudah-mudahan akan menarik investasi lebih banyak,” ungkap Menteri Iftitah.

Saat ini Kementerian Transmigrasi sedang mengupayakan untuk mengubah model transmigrasi menjadi kawasan ekonomi tematik, seperti pendidikan, pariwisata, maritim, energi terbarukan, serta mengembangkan konsep “Transpolitan Global,” termasuk membangun universitas transmigrasi.

Menteri Satryo mengungkapkan bahwa yang sekarang sedang dilakukan Kementerian Transmigrasi dirasa sudah sangat baik dan secara prinsip dirinya siap mendukung untuk berkontribusi dalam upaya pencapaian pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

“Untuk itu kami sangat bisa mendukung, tinggal kami memastikan kapan, dimana, dan siapa, serta pola yang nanti akan dilaksanakan,” tegas Menteri Satryo

Mendiktisaintek memperhatikan bahwa, transformasi transmigrasi dari sektor Pendidikan tidaklah kalah penting. “Transmigran yang nantinya kita kirimkan harus dipastikan sarjana terlatih, sehingga kita bisa pastikan nanti para transmigran ini sudah terdidik dan akan memberikan dampak bagi peningkatan ekonomi Indonesia nantinya,” tutur Satryo.

Terkait sinergi antar Universitas, Menteri Satryo mengharapkan ada Universitas yang menjadi hub di Papua. “Salah satu Universitas yang ada di Papua bisa menjadi hub bagi Papua nantinya, kemudian Universitas yang ada di Jakarta, maupun kota dan daerah lain kemudian bisa terhubung ke Universitas-Universitas yang ada di Papua,“ pungkasnya.

Wamendiktisaintek Dorong Mahasiswa Miliki Research Mindset

Jakarta – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie menyatakan bahwa research mindset dan memiliki spesialisasi untuk dapat beradaptasi terhadap pembentukan industri, penting dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia pada diskusi panel dengan tema “Mempercepat Transformasi Ekonomi Nasional: Strategi Pengembangan Hilirisasi Industri, Ketahanan Padangan, dan SDM Unggul”, Jumat (17/01).

Acara ini digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dalam rangkaian pelantikan Pengurus Pusat (PP) ISEI dan Pengurus Istri (PI) ISEI (PIISEI) Periode 2024-2027.

Turut hadir bersama Wamendiktisaintek Stella, antara lain Ketua Bidang IV Perumusan Kebijakan Sektor Riil & Struktural PP ISEI & Guru Besar Universitas IPB, Bayu Krisnamurthi, dan Anggota Dewan Pengawas ISEI, Raden Pardede.

“Saya menyoroti, SDM tidak mungkin sama, jadi SDM itu harus terus berubah, kalau kita mau mencapai perubahan ekonomi,” papar Wamen Stella.

Wamen Stella mengungkapkan dalam upaya meningkatkan research mindset tak cukup hilirisasi, juga butuh “huluisasi” yang berkaitan dengan penyiapan SDM Unggul. Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa human capital dan research ranking Indonesia berada jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia Thailand dan Vietnam.

“Kalau mahasiswa itu punya research mindset, mereka akan menghasilkan penelitian yang berkualitas, jika seorang mahasiswa punya research mindset, dia akan bisa menjadi inovator industri dan menghasilkan industri baru, setelah itu teknologi baru tersebut bisa diterapkan di industri,” ungkap Stella.

Industri prinsipnya membutuhkan tenaga kerja berkualitas tinggi, yang dapat dihasilkan dari kampus. Inilah mengapa kampus dan industri saling membutuhkan. Perlu koordinasi yang baik, agar kerja sama keduanya saling menguntungkan.

“Jadi perguruan tinggi, universitas, dan juga politeknik mendapatkan masukan ekonomi, mendapatkan suntikan ekonomi dari industri. Orang yang di industri, merasa mereka mendapatkan ilmu dari perguruan tinggi,” tegas Stella.

Saat ini, penggerak utama penelitian di Indonesia masih terpusat kepada satu badan. Hal inilah yang diupayakan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bahwa riset harus dilakukan oleh dosen, sehingga terjadi trickle down of knowledge.

“Kita bisa menciptakan specialized dan adaptable workforce, Ini adalah bagaimana kita mempunyai SDM yang bisa memenuhi tuntutan pasar yang bergerak yang cepat,” katanya.

Wamendiksaintek berpendapat bahwa hal ini harus difokuskan pada pendidikan vokasi. Harapannya pendidikan vokasi dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan yang relevan, pendidikan yang mengampuni, serta tenaga kerja yang berkualitas.

“Pembelajaran berbasis kerja sangat berhasil mengeluarkan lulusan-lulusan pendidikan yang bisa mengikuti pertukaran industri sehingga kita tune-in dengan industri dan juga mereka menghasilkan, saya rasa ini cukup penting untuk menciptakan middle class yang kuat,” pungkas Stella.

Harapan dari diselenggarakannya acara ini adalah mengembangkan strategi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, melakukan sinergi antara Akademisi, Bisnis, dan Government (ABG) dalam merumuskan tantangan dan dinamika global serta domestik, juga melakukan penyelarasan antara program kerja ISEI dan program prioritas nasional.

Arah Baru Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Menurut Mendiktisaintek

Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro  tampil di acara talkshow yang dilaksanakan oleh IDN Times bersama Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, dan, Co-Founder of ParagonCorp & CEO of NSEI,  Salman Subakat di IDN HQ, Jakarta Pusat, Kamis (16/1) 2025. Pada acara tersebut Mendiktisaintek menyampaikan arah baru pendidikan tinggi sains dan teknologi yang kini diusung Indonesia.

“Kita berharap mempersiapkan untuk Indonesia Emas 2045. Itu grand strategy-nya, dari sekarang hingga 2029,” ujar Satryo.

Mendiktisaintek Satryo menjelaskan bahwa Kemdiktisaintek selalu mengupayakan pendidikan tinggi di Indonesia mampu mempersiapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai target Indonesia Emas 2045 dengan cara menyiapkan talenta-talenta nasional.

“Itu ditempuh dengan memastikan kembali arah kita punya pendidikan tinggi ke depan, supaya betul-betul bisa mencapai target Indonesia emas 2045. Paling tidak yang saya upayakan dari saat ini adalah pastikan tiap perguruan tinggi itu harus mempunyai dampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Satryo.

Dirinya, lanjut Satryo, mengamanahkan setiap perguruan tinggi untuk menata kembali program-program yang dilaksanakan masing-masing kampus dan memastikan dampak perguruan tinggi tersebut hadir untuk masyarakat, bangsa, dan negara.

“Paling tidak kita berharap adanya talenta-talenta lulusan perguruan tinggi yang mampu berkarya, berkarya untuk diri sendiri, keluarganya, komunitasnya, dan masyarakat secara umum,” ujar Satryo.

Menurutnya pendidikan terbaik adalah yang dapat mempersiapkan para lulusannya untuk mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu manfaat. Sebelumnya Mendiktisaintek  menyampaikan mengenai 4 kekurangan yang sekarang tidak dimiliki lulusan tanah air seperti membaca, menulis, punya work habit yang tinggi, serta kemampuan berkomunikasi dengan baik dan teamwork.

“Dimanapun bekerja nanti, itu yang dibutuhkan. Bisa membaca, bisa menulis, work habit yang tinggi, teamwork, communication. Itu kuncinya,” tutur Satryo.

Beliau juga menambahkan satu tambahan aspek yang tidak kalah penting, yaitu setiap lulusan harus mampu belajar sepanjang hayat. Satryo menyampaikan bahwa untuk setiap lulusan perguruan tinggi di Indonesia, kedepan tantangan luar biasa banyaknya, dan beberapa pekerjaan bisa diambil alih oleh AI, robot, machine learning, automation.

“Tujuannya adalah menyelesaikan soal yang kompleks, jadi untuk teman-teman dosen, ke depan kita mesti mengajarkan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah yang kompleks,” kata Satryo.

Complex thinking menurutnya penting, karena itu akan menuntut kita untuk berpikir kritis. Karena menurutnya jika tidak ada rasa ingin tahu, cenderung tidak akan belajar. Lanjutnya, saat ini Indonesia masih terjebak pada middle income trap. Karena Indonesia belum produktif dan etos kerjanya masih kurang. Harapannya kedepan industri mampu membawa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

“Untuk membawa maju Indonesia kita harus punya teknologi yang dapat bersaing secara global dan peningkatan produktivitas,” tutup Satryo.

Mendiktisaintek Dorong Pengembangan Semikonduktor dan Artificial Intelligent (AI) sebagai Penggerak Teknologi Masa Depan

Jakarta – Dalam rangka menggali lebih dalam peran semikonduktor dan Artificial Intelligent (AI) sebagai penggerak revolusi teknologi masa depan menuju Indonesia emas, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro hadir dalam seminar yang di gelar oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Perpustakaan Nasional, DKI Jakarta pada Rabu (15/1).

Sebuah inovasi tercipta sering kali berbasis dari apa yang para peneliti kuasai. Menteri Satryo mengajak para ahli untuk beranjak dari permasalahan yang ada dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut, sehingga hasilnya berdampak langsung kepada masyarakat.

“Inovasi harus mengacu pada paradigma transformasi. Jadi, fokus riset berbasis masalah. Kita berangkat dengan masalah dulu,” ujar Satryo.

Indonesia saat ini sedang berupaya keluar dari middle income trap. Dari hasil pengamatan, banyak kalangan di Indonesia yang masih memiliki produktivitas yang rendah.

“Kalau tidak di-handle dengan baik, kita mendapatkan musibahnya daripada manfaatnya. Terkait dengan delapan misi Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Asta Cita, Ada tiga misi yang Kemdiktisaintek emban,” ujarnya.

Tiga misi tersebut adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru; memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas; serta melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Menteri Satryo menyampaikan dari RPJMN 2025-2029 dan Asta Cita yang telah digariskan pemerintah, ada pula rumusan dari Kementerian Investasi terkait sembilan sektor investasi prioritas. Semikonduktor termasuk di dalamnya. Semikonduktor di Indonesia berpeluang besar, karena bahan bakunya tersedia di tanah air, seperti silika, lembaga, bauksit, dan emas.

“Kita punya pasir kuarsa SiO2, dan itu ada 27 miliar ton, serta cadangan 330 juta ton yang tersebar di 23 provinsi. Kemudian pasir kuarsa dapat diolah menjadi silikon sebagai bahan utama chip semikonduktor. Semikonduktor, istilahnya merupakan minyak bumi baru dengan nilai pasar USD 592 miliar,” ungkapnya.

Namun, menurutnya terdapat tantangan lain, yaitu SDM yang terbatas, teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai.

“Kita bisa siapkan dengan regulasi. Kita siapkan bina talenta, kita develop talenta untuk AI dan semikonduktor, tambahkan riset dan pengembangan, itu harus. Kita punya industri yang deep tech, high edit value, dan kita juga hilirisasi, itu juga penting,” terang Satryo.

Mendiktisaintek juga menegaskan isu terkait ketahanan pangan, ekonomi hijau, kreatif, digitalisasi, kesehatan, visualisasi bisa diselesaikan dengan memanfaatkan AI dan semikonduktor, serta revolusi teknologi masa depan berbasis riset, sehingga menopang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

“Ke depan, sebetulnya perindustrian sudah mengantisipasi dengan diperkenalkannya TKDN bukan hanya hardware. Tidak ada komputer tanpa software and there is no software without computers,” ujar Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa  Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Bila dilihat dari kontribusi ekonomi digital, diperkirakan 9% dari PDB Indonesia di tahun 2024. Ia berharap dapat meningkatkan kontribusi ini menjadi 13% di tahun 2030 dan mendekati 20% di 2045.

“Kalau dari pabrik langsung ke konsumen untuk fast moving consumer goods. Dengan adanya digitalisasi, sangat dimungkinkan. Dan ini cost delivery mulai dari pabrik sampai ke consumer akan menjadi dekat,” ungkapnya.

Ketua AIPI, Daniel Murdiyarsopun  berharap seminar semacam ini bisa terus difasilitasi oleh AIPI yang memang menempatkan diri sebagai wadah, di mana semua stakeholder yang terkait dengan ilmu pengetahuan bisa berdialog dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan masyarakat.