UNTIDAR LULUSKAN 300 WISUDAWAN, 115 LULUS DENGAN PREDIKAT CUMLAUDE

Universitas Tidar (UNTIDAR) meluluskan 300 wisudawan pada Wisuda ke 61, Sabtu (6/8) di Gedung Kuliah Umum dr. H. R. Suparsono secara offline. Berbeda dengan wisuda sebelumnya, kali ini kedua orang tua diperkenankan hadir menyaksikan prosesi wisuda secara langsung.

“Atas nama UNTIDAR kami mengucapkan selamat kepada wisudawan dan wisudawati, para ahli madya dan sarjana yang diwisuda pada pagi hari ini dan capaian yg telah Saudara peroleh dalam menyelesaikan studi di universitas ini,” tutur Rektor Prof. Dr. Mukh Arifin, M.Si.

Dalam sambutannya, Rektor menyampaikan 3 butir harapan dan doa kepada seluruh wisudawan dan wisudawati UNTIDAR.

“Yang pertama Saudara tidak boleh terhanyut kepada kondisi yg saat ini masih tidak kondusif. Keadaan anomali belum selesai akibat hantaman virus Covid-19 dan gelombang revolusi industri 4.0 yg telah dipercepat merambat di semua lini kehidupan kita,” jelasnya.

Ribuan jenis pekerjaan yang bersifat rutin dan keterampilan sederhana menghilang begitu saja, digantikan oleh sistem otomasi, kecerdasan buatan, dan hiperconnectivitas digital. Tetapi bersamaan dengan itu, telah datang ribuan peluang pekerjaan baru, berupa peningkatan produktivitas dan layanan publik, yg selama ini tdk pernah kita bayangkan bersama.

Yang kedua, wisudawan harus mampu melihat dan berfikir tentang bagaimana Saudara dapat berkontribusi pada masyarakat, berfikir mendalam tentang bagaimana Saudara akan berkontribusi pada keluarga besar sekalian, tempat kerja Saudara, Teman-teman Saudara, dan negara kita tercinta, Republik Indonesia. Yang ketiga, Lulus dan mendapatkan ijazah dari perguruan tinggi bukanlah jaminan terhadap kesuksesan Saudara disaat yg akan datang. Keberkahan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah Saudara peroleh selama belajar di Universitas Tidar ini, sangat tergantung pada ketawadu’an para wisudawan.

Pada wisuda ke-61, UNTIDAR akan meluluskan 300 wisudawan dimana 115 wisudawan lulus dengan predikat dengan ujian atau cumlaude. Pembagian jumlah wisudawan yaitu :

FakultasProgram StudiJumlah
Fakultas EkonomiD3 Akuntansi4
S1 Akuntansi 6
S1 Ekonomi Pembangunan37
S1 Manajemen23
Fakultas TeknikD3 Teknik Mesin 36
S1 Teknik Elektro2
S1 Teknik Mesin28
S1 Teknik Sipil26
Fakultas PertanianS1 Agroteknologi 17
S1 Akuakultur18
S1 Peternakan 1
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikS1 Hukum14
S1 Ilmu Administrasi Negara16
S1 Ilmu Komunikasi5
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanS1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia33
S1 Pendidikan Bahasa Inggris23
S1 Pendidikan Biologi8
S1 Pendidikan IPA1
S1 Pendidikan Matematika2
Total300
D3 40 orang S1 260 orang

“Orang tua atau kerabat wisudawan disediakan tempat duduk di tribun lantai 2 dan di depan GKU. Masing-masing wisudawan dibatasi membawa 2 orang pendamping bisa dari orang tua atau kerabat lainnya,” tutur Koordinator Sie Acara Wisuda, David Budhi Hartono, S.E., M.M.

Protokol kesehatan dijalankan untuk seluruh peserta dan undangan. Mulai dari memakai masker, cuci tangan, pengecekan suhu, screening aplikasi Peduli Lindungi serta mematuhi jarak tempat duduk.

“Dari wisuda sebelumnya yangg hanya dihadiri wisudawan sekitar 300a orang hari ini pertama kali di masa pandemi ini wisuda dihadiri hampir 900 orang. Alhamdulillah berjalan lancar dan sesuai jadwal,” tambahnya.

Wisudawan Terbaik, Singgih Adi Nugroho

Singgih Adi Nugroho adalah lulusan terbaik di Wisuda Universitas Tidar ke-61. Wisudawan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyelesaikan studinya dalam 3 tahun 7 bulan 22 hari dengan IPK 3,98.

Singgih merupakan mahasiswa dari Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang lolos masuk ke UNTIDAR pada 2018 silam. Ketertarikannya pada dunia bahasa membuatnya mantap memilih Prodi PBSI.

“Saya pilih PBSI karena saya tertarik mempelajari ilmu kebahasaan. Ilmu terkait Bahasa Indonesia yag saya dapatkan kemudian dapat saya implementasikan di jenjang berikutnya. Saya juga menyukai tiga fokus bidang di prodi ini, yakni bidang pendidikan, bahasa, dan sastra,” ujar Singgih.

Singgih merupakan mahasiswa penerima Bantuan Bidikmisi yaitu bantuan pendidikan dari Kementerian untuk mahasiswa yang kurang mampu agar bisa melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi.

“Dengan keterbatasan ekonomi yang ada, tidak pernah membuat saya patah semangat untuk terus belajar. Saya terus belajar dan berusaha secara maksimal agar hasil yang saya dapatkan bisa maksimal pula,” katanya.

Selain itu, Singgih percaya setiap individu punya kesempatan yang sama untuk berprestasi. Jadi, tidak perlu takut, tidak perlu rendah diri, dan tidak perlu berpikiran negatif terhadap diri sendiri. Cukup mulailah setiap langkah dengan keyakinan yang kuat bahwa diri ini mampu untuk mencapai prestasi.

Alumni Sukses, H. Basari, S.T., M.Si., Wakil Bupati Semarang

“Saya mengucapkan selamat wisudawan semua. Semoga momentum wisuda ini mengawali kesuksesan atau keberhasilan anda. Namun, perlu disadari bahwa selesainya wisuda hari ini bukan berarti selesai masalah, justru ini adalah awal permasalahan baru pada diri kalian semua. Oleh sebab itu, mari mulai mempersiapkan diri bagaimana untuk menyelesaikan persoalan-persoalan nanti yang akan dihadapi,” kata Basari, S.T., M.Si., Wakil Bupati Semarang.

Basari merupakan Alumni UNTIDAR yang berasal dari Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, UNTIDAR.

“Saya mulai masuk Universitas Tidar Magelang (UTM) pada 1989. Alhamdulillah diwisuda tahun 1998. Saat saya kuliah di UTM dahulu masih perguruan tinggi swasta. Sama seperti anda, saya menyelesaikan 4 tahun untuk teori lokal, namun 1 hal yg menjadi masalah, terkait ujian negara, nilainya E terus di makul konversi energi, sampai saya ikut ujian negara hingga 12 kali. Tapi jangan berkecil hati, bagi yang memiliki nilai C atau D jangan berkecil hati, pesimis, jangan iri dengan nilai yg tadi nilai baik. Karena justru bagi saya, nilai jelek ini ada berkahnya,” jelasnya. 

Menurutnya ketika kita mampu menyelesaikan sebuah soal yang diberikan oleh dosen, pastinya akan menemukan kesulitan dalam menyelesaikannya. Ketika kita menghadapi kesulitan, disitu kita mendapatkan tempaan, pelajaran untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kita hadapi. Berbeda dengan yang pandai, mereka menyelesaikan soal langsung selesai, tidak mempunyai masalah. Itu justru mendapatkan masalah ketika hidup di dunia nyata. Karena belum pernah merasakan cobaan-cobaan yg begitu erat. Semuanya diambil mudah.

Basari berpesan jangan sampai menyesali sesuatu yang sudah terjadi, apalagi hari ini panjenengan semua sudah diwisuda jangan menyesali sesuatu yang sudah terjadi. Ketika nanti sekian tahun adik-adik tidak mendapatkan pekerjaan, nasib tidak baik, jangan menyesali dan menyalahkan kepada siapapun, apalagi menyalahkan kepada orang tua. 

“Jadi kuncinya adalah dimana adik-adik bisa mengambil peluang yang ada. Ambillah 1 peluang dan  fokus. Siapa yang cepat mengambil peluang adalah pemenangnya,” pungkasnya.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply