“SI CATULIT” KARYA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNTIDAR LOLOS PEKAN ILMIAH MAHASISWA NASIONAL 2015

Palu sebagai alat pemecah batu memiliki kelemahan yaitu kurang efektif digunakan karena masih manual dan membutuhkan fisik yang prima dalam pengerjaan pemecahan batu, sehingga produktivitasnya pun rendah. (8 tomblok perhari menghasilkan Rp 25.000,- sd Rp 30.000,-). Sebetulnya ada alat pemecah batu berbahan dasar solar namun alat ini dinilai masih mahal dan belum terjangkau untuk kalangan pemecah batu. Selain itu biaya operasionalnya juga besar (konsumsi solar 10 liter perjam). Ukuran mesin juga sangat besar sehingga sulit dipindahkan dan terkendala tempat untuk menaruhnya. 

Berawal dari permasalahan ini, muncullah ide kreatif 4 orang mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Untidar, yaitu Eko Sulisyanto, Aris Priyatmoko, Kustiman Susilo, dan Restu Arif Kurniawan untuk menciptakan mesin pemecah batu portable menggunakan gearbox bermotor listrik, yang diharapkan dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi mitra mereka yaitu Paguyuban Batu Split Tegalsari. Paguyuban Batu Split Tegalsari  terletak di Dusun Tanggulangin, Desa Kebonrejo, Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang dengan beranggotakan 25 orang. Pekerjaan menghasilkan batu split menjadi bisnis mereka secara turun temurun, karena dusun tersebut dilewati oleh Sungai Tangsi yang lebar dan banyak bebatuan di sepanjang sungai. Batu split yang dihasilkan berdiameter 5 sd 10 cm, juga 1 sd 3 cm yang dijual kepada pengepul untuk digunakan sebagai bahan bangunan atau dasaran jalan. Proses pemecahan batu masih mengalami kendala karena masih dikerjakan secara manual. 

Menjawab persoalan yang dihadapi mitra, Eko dkk menciptakan alat yang diberi nama Si Catulit (Mesin Pemecah Batu Penghasil Split) Portable Stone Crusher Dengan Metode Gearbox yang hemat energi. "Alat ini mudah dalam perawatan, mudah dalam penggunaan dan dapat dipindahkan ke tempat yang dikehendaki (portable). Alat ini sangat cocok digunakan oleh masyarakat kelas menengah kebawah karena harga terjangkau namun bisa mengoptimalkan produktivitas".Jelas Eko. Prinsip Kerja Si Catulit cukup sederhana, gerakan crusher diperoleh putaran yang dihasilkan oleh motor listrik berkapasitas 1 HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran motor listrik diteruskan ke roda gigi/gear cacing untuk memperoleh reduksi yang diinginkan (70 rpm), kemudian dari gear cacing diteruskan ke gear lurus. Transmisi menggunakan rantai kemudian memutar gear yang telah disatukan dengan crusher. Kekuatan tekan yang dihasilkan crusher yaitu 1297,5 kg/cm2 (melebihi kekuatan tekan minimun yang dibutuhkan untuk memecahkan batu, di mana kekuatan tekan batu sebesar 368 kg/cm2)

Eko dkk patut berbangga karena karya inovatif "Si Catulit"  berhasil lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Si Catulit juga berhasil  terpilih mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional yang akan diadakan di Makasar Di bulan September 2015

PIMNAS merupakan sebuah ajang/kompetisi bergengsi yang melombakan karya kreatif mahasiswa Diploma dan S1 tingkat nasional yang diadakan oleh Dikti. Tahun lalu mahasiswa Teknik Mesin Untidar berhasil meraih Perak dalam ajang ini. Tahun ini mahasiswa teknik mesin kembali berjaya meloloskan Si Catulit yang diharapkan bisa kembali mengharumkan nama Untidar di kancah nasional. 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply