Seminar Nasional SATGAS PPKS dan ULBK UNTIDAR Bahas Dampak Toxic Relationship terhadap Kesehatan Mental dan Produktivitas Mahasiswa
Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (SATGAS PPKS) dan Unit Layanan Bimbingan Konseling (ULBK) Universitas Tidar menggelar Seminar Nasional Toxic Relationship Terhadap Kesehatan Mental dan Produktivitas di Gedung Kuliah Umum dr. H. R. Suparsono UNTIDAR, (5/9).
Kegiatan ini bertujuan menyosialisasikan pentingnya rasa aman dan penyertaan bantuan kesehatan mental bagi siivitas akademika UNTIDAR.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNTIDAR, Prof. Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd. dalam sambutannya menyoroti bentuk kecemasan yang rentan dialami mahasiswa.
“Seminar ini menjadi hal yang penting karena sekarang ini ada beberapa fakta menarik. Yang pertama, mahasiswa yang merasa tidak sesuai dengan jurusan yang sedang dijalani. Yang kedua, mahasiswa yang mengalami kekerasan takut melapor. Takut dampaknya, takut namanya akan viral, takut karena tidak ingin diketahui orang lain,” tuturnya.
Prof. Parmin juga menilai bagaimana UNTIDAR berkomitmen mengembangkan SATGAS PPKS dan ULBK demi memberikan perlindungan kepada sivitas akademika.
“Kita sering membaca di media bahwa kekerasan seksual ini bukan hanya di kampus, tetapi juga di rumah tangga, perkantoran, lembaga agama. Yang diberitakan sebagian kecil, lebih banyak yang tidak diberitakan, bahkan yang sampai sekarang belum diketahui. Oleh karena itu, UNTIDAR sekarang ini sangat serius mengembangkan dua unit lembaga baru. Baik bimbingan konseling maupun penanganan pencegahan kekerasan seksual. Mudah-mudahan dua unit ini bisa meningkatkan indeks kebahagiaan bagi mahasiswa UNTIDAR,” tambahnya.
Pemateri pertama seminar ini adalah Febryanti Putri Khatulistiwa, S.H. yang merupakan seorang pegiat isu anak, remaja, dan perempuan. Ia juga pendiri gerakan sosial @djiwaberbagiasi dan @banyufoundation.
Materi yang ia bawakan mengenai hubungan beracun (toxic relationship) amat dekat dengan realita serta memengaruhi kesehatan mental dan produktivitas diri. Hubungan beracun menurutnya berkorelasi dengan adanya masalah psikologis yang belum selesai di masa kecil seseorang.
“Dasar orang melakukan toxic relationship sebenarnya adalah dominasi. Entah dosen ke mahasiswa, orang tua ke anak, senior ke junior. Kalau kita terbiasa melihat kekerasan, kita akan merasa bahwa kekerasan itu biasa saja. Kita akan menganggap bahwa diri kita kuat. Yang paling buruk adalah membandingkan penderitaan kita dengan orang lain. ‘Oh, apa yang kita rasakan belum seberapa dibandingkan orang lain.’ Itu nggak boleh kita lakukan dan normalisasi. Sadari bahwa itu tindak kekerasan,” jelasnya.
Putri kemudian menyimpulkan bahwa hubungan antarmanusia yang sehat tidak dapat terjadi jika hanya satu pihak saja yang berusaha.
“Ada rasa percaya di situ. Saling menghormati. Kemudian komunikasi yang sehat. Tumbuh bersama. Saling memotivasi. Kalau kamu terjebak di toxic relationship, kamu bisa pilih untuk konfrontasi langsung. Atau, pergi. Karena kita tahu, tidak semua orang bisa berkonfrontasi langsung. Yang paling penting adalah diri kamu dan kesehatan mental kamu,” simpulnya.
Seminar dilanjutkan dengan sesi sosialisasi SATGAS PPKS dan ULBK. Ketua SATGAS PPKS UNTIDAR, Destri Tsurayya I., S.H., M.Hum. menjelaskan pentingnya mengupayakan UNTIDAR yang bebas dari kekerasan seksual. “Kita bersama-sama menjadikan UNTIDAR bebas dari kekerasan seksual. Untuk itu, di SATGAS PPKS, kita melihat dari berbagai aspek. Dari sisi pelapor, saksi, dan pelaku. Jadi kita melihat dari segala aspek yang memang membutuhkan keberanian.
SATGAS PPKS tidak terbatas bagi mahasiswa saja. Tapi juga untuk dosen dan tenaga kependidikan.
“Tentu, kekerasan seksual tidak berlaku untuk mahasiswa saja. Siapapun itu, akan diproses. Silakan lapor saja. Adanya korban dan saksi dalam sebuah laporan akan menjadi indikator yang kuat dalam menentukan rekomendasi sanksi. Satgas akan melindungi. Itu tugas kita bersama. Satgas ada karena dukungan semua civitas akademika,” tambah Destri.
Paparan dilanjutkan oleh Konselor ULBK Universitas Tidar, Weni Anggraini, M.Pd. ULBK adalah garda terdepan dalam upaya peningkatan kesejahteraan psikologis untuk mahasiswa, dosen, dan karyawan UNTIDAR yang membutuhkan. Terdapat empat hal yang menjadi poin perhatian ULBK UNTIDAR, yakni persoalan pribadi, karier, sosial, dan akademik.
“Teman-teman harus paham bahwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada solusi dari setiap masalah kita. Kita juga harus tahu bahwa kita memiliki perspektif yang penting. ULBK hadir sebagai pihak yang bisa membantu teman-teman untuk melihat masalah, menggali potensi pikiran teman-teman, dan bagaimana teman-teman bisa menentukan solusi,” tutupnya.
Penulis : Isaka
Editor : Humas UNTIDAR