Pot Kebudayaan, Solusi Kurangi Limbah Sampah Plastik dan Lestarikan Budaya Indonesia
Berawal dari keprihatinan akan sampah limbah plastik yang jumlahnya selalu bertambah dari tahun ke tahun, 4 mahasiswa UNTIDAR menginisiasi sebuah usaha produk pot bunga yang berbahan baku limbah plastik. Mereka adalah Fina Al Fatikhiah (S1 Pendidikan IPA), Feri Irawan (S1 Teknik Mesin), Tri Rohman Sugiyanto (S1 Teknik Mesin), dan Danar Putri Miranda (S1 Akuntansi). “Kami ingin membantu pemerintah dalam mewujudkan pengurangan dan pengelolaan sampah plastik. Produk ini merupakan terobosan terbaru dan inovatif dalam pengelolaan limbah plastik melalui moulding,” jelas Fina selaku ketua tim. “Pot akan dipercantik dengan hiasan yang mengandung nilai-nilai budaya yang disukai kalangan remaja maupun orang dewasa seperti wayang, batik, dan baju adat. Diharapkan produk ini mampu menjadi salah satu usaha kreatif untuk membantu pemerintah dalam mengurangi limbah, sekaligus melestarikan kebudayaan di Indonesia. Alhamdulillah ide kami ini juga berhasil meraih hibah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan tahun 2021 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sehingga kami begitu bersemangat untuk menghasilkan karya yang bermanfaat,” tambahnya.
Usaha pot kebudayaan merupakan media pelestarian lingkungan dan budaya karena dibuat menggunakan sampah plastik dan mengandung nilai-nilai kebudayaan, sehingga turut membantu memberikan solusi kepada masyarakat untuk mengurangi volume sampah plastik yang dari hari ke hari semakin banyak, sekaligus melestarikan kebudayaan khususnya di kalangan muda. Penambahan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya konsumsi masyarakat, lebih lagi limbah dari kegiatan konsumsi masyarakat tersebut banyak yang terbuat dari plastik, sehingga volume sampah plastik semakin bertambah. “Hal itu menyebabkan permasalahan yang sangat pelik karena sampah plastik susah terurai. Hal ini yang membuat kami berinisiatif untuk membuat produk olahan dari sampah plastik yaitu berupa pot kebudayaan yang bisa menambah inovasi dan daya tarik bagi masyarakat,” ungkap Feri. “Usaha pengolahan sampah plastik ini memerlukan cetakan pot kebudayaan yang dilengkapi dengan alat-alat untuk mengurai sampah plastik serta dibutuhkan cat untuk menambah daya tarik pada pot,” tambahnya.
Lebih lanjut Fina menjelaskan usaha pot kebudayaan mengalami perkembangan yang cukup baik dimana minat masyarakat terhadap tanaman rumahan untuk mengisi waktu luang saat WFH (Work from Home) selama pandemi sangat tinggi. Selain itu masyarakat tertarik dengan produk ini karena dapat melestarikan lingkungan dengan cara mengurangi limbah plastik di lingkungan masyarakat sekitar.
“Berdasarkan survei pasar tentang pot tanaman rumahan, kebanyakan pot yang dibuat dan digunakan oleh masyarakat hanya pot biasa yang dijual di pasaran. Selain dari segi kegunaan, dari segi estetika kami mengangkat kebudayaan bangsa yang tidak kalah menarik dari gambar-gambar umum yang beredar di pasaran. Sehingga selain terdapat fungsi pelestarian lingkungan, terdapat pula fungsi pelestarian kebudayaan. Sejauh ini, belum ada inovasi tentang pengolahan sampah menjadi pot kebudayaan, sehingga usaha ini dirasa layak untuk dijalankan dan memperoleh peluang yang besar karena pesaing yang masih belum ada,” urai Fina.
“Respon dari para konsumen menunjukkan bahwa mereka mendapatkan kepuasan dari hasil produk yang kami buat. Mereka sangat mengapresiasi bagaimana tim kami berusaha untuk mengurangi limbah plastik di lingkungan sekitar dan pelestarian kebudayaan dengan media pot tanaman. Dengan semakin banyak desain pot yang kami buat dan semakin banyak jenis budaya yang kami tuangkan membantu budaya yang dimiliki Indonesia tetap dikenal di setiap generasinya. Usaha ini memiliki potensi pengembangan dan menjamin keberlanjutan usaha, salah satunya ditandai dengan peningkatan laba mencapai 40%. Menandakan produk potensial pasar. Dengan perkembangan yang baik ini membuat usaha kami memiliki peluang besar untuk lebih dikembangkan. Pengembangan yang bisa dilakukan adalah pengembangan jenis produk seperti variasi ukuran dan desain gambar yang dapat di-custom,” pungkas Fina.
Penulis : Humas