PKMT 2016 : RAKIT MESIN PENGUPAS KACANG, BAGAS DAN TIMNYA SUKSES REBUT HATI MASYARAKAT TLOGOPUCANG TEMANGGUNG.

Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung khususnya Desa Tlogopucang memiliki ketinggian tanah ± 657,31 m dpl dengan suhu antara 20-30 ℃ dengan rata-rata jumlah hari hujan 64 hari dan banyaknya curah hujan 22 mm/th menjadikan daerah ini sebagai wilayah pengembangan tanaman pangan berupa ketela pohon dan kacang tanah.

Selama ini, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Putro Makaryo, Desa Tlogopucang mengolah hasil panen kacang tanah di wilayahnya menjadi kacang tanah kupas kering yang bertujuan untuk meningkatkan harga jualnya. “Para petani masih mengupas kulit kacang secara manual dimana membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup lama dan hanya menghasilkan kacang tanah kering dalam jumlah yang sedikit,” tutur Bagas Dwi Prakoso.

Menurut Ketua PKMT Aplikasi Mesin Pengupas Kacang Tanah Tipe Ruji sebagai Peningkat Efisiensi Produksi di Kelompok Tani Putro Makaryo, Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung ini warga menyambut baik program mahasiswa UNTIDAR ini. Mesin ini mampu mengupas 30 kg kacang tanah dalam waktu 1 jam.

“Nantinya Si PK (Mesin Pengupas Kacang) ini diharapkan mampu meningkatkan produksi serta penghasilan petani kacang tanah di desa ini,” tambahnya.

Bagas dan timnya termotivasi tinggi untuk mengembangkan produk mesin pengupas kacang hasil rakitan mereka sendiri. Tim yang seluruh anggotanya berasal dari prodi Teknik Mesin ini diketuai Bagas dan beranggotakan Rachman Satya Pamungkas, Andhi Setyo Pamungkas dan Alfi Diantoro. “Sampai saat MONEV PKM kemarin, mesin pengupas kacang kami sudah siap 100% memenuhi target yang tertulis di proposal. Sekarang kami sedang dalam proses pengembangan produk,” ujar Bagas.

Proses pembuatan mesin pengupas kulit kacang.

Proses pembuatan mesin pengupas kulit kacang.

Pada pemaparan saat MONEV PKM pertengahan April 2016 lalu, Bagas dan timnya optimis mesin pengupas kacang ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak di sektor yang sama. “Mesin ini sudah diminati oleh kepala Desa Tlogopucang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh masyarakat,” tambah Bagas.

Pembuatan mesin ini ternyata meningkatkan antusiasme masyarakat. “Pada saat kami berdiskusi dengan masyarakat dan aparat desa, mereka berharap Desa Tlogopucang dapat menjadi desa binaan dari Universitas Tidar,” jelas Bagas. Mendapat sinyal yang baik, tim ini semakin semangat untuk menambah mesin dengan blower yang berfungsi untuk memisahkan kulit kacang dengan isinya. (Latief – Luki Mg/HDN)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply