PKMP 2017 : LIMBAH BATANG POHON PISANG DAN PARE JADI SPRAY ANTI INFLAMASI

Spray GAPIPA (Getah Pisang – Ekstrak Buah Pare sebagai Anti Inflamasi Herbal) merupakan produk hasil penelitian mahasiswa Universitas Tidar yang digunakan untuk menangani bengkak, luka kecil dan luka akibat gigitan serangga.

Ide produk herbal karya Ismiterra Cahya Pradani, Suwasdi, Sulistyani dan Ahmad Fahrudin ini terinspirasi dari melimpahnya limbah batang pohon pisang dan pare pasca panen raya di wilayah Magelang sekitarnya. “Biasanya batang pohon pisang akan ditinggalkan begitu saja pasca panen serta pare juga terbuang sia-sia ketika pasokan melimpah dan harga jual menurun. Limbah keduanya kan menumpuk dan berpotensi mencemari lingkungan sekitar jika tidak dimanfaatkan,” jelas Ismi panggilan akrab Ketua Tim Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) Spray Gapipa.

Kandungan tanin, alkaloid dan saponin pada pohon pisang berperan sebagai antiseptik dan anti bakteri serta flavonoid berperan sebagai stimulus regenerasi sel kulit sehingga mempercepat proses pembekuan darah dan proses penyembuhan luka. Sementara kandungan pare diantaranya, antrakuinon, kuinon dan lektin berguna sebagai zat anti bakteria dan anti peradangan.

“Spray gapipa dapat mengobati luka luar seperti luka bakar serta luka sayatan benda tajam dalam ringkup luka ringan. Secara fungsi sama dengan obat luka yang sudah ada namun, spray ini bersifat herbal karena bahannya asli dari getah tanaman pisang dan pare yang diekstraksi,” tambahnya.

Produk ini memilikin keunggulan dibandingkan obat luka ringan yang sudah beredar di pasaran. Obat biasanya berupa krim/pasta dan serbuk yang pengaplikasian terkadang lebih sulit, terasa lengket dan meninggalkan bekas luka. Hal ini tentu membuat pemakainya kurang nyaman. Tetapi hal itu tidak akan terjadi jika pengobatan menggunakan produk herbal Spray GAPIPA. Produk tersebut tidak akan meninggalkan bekas luka yang membandel. Keistimewaan lain dari Spray GAPIPA yaitu mudah pengaplikasiannya, lebih praktis serta kemasannya menarik minat masyarakat.

Proses penelitian Spray Gapipa kurang lebih memakan waktu 3 bukan. “Kami menggunakan 18 ekor tikus putih menjadi objek penelitiannya. Tikus putih dipilih karena genetikanya hampir sama dengan manusia. Selain itu, juga mempermudah dalam pengambilan data dan pengamatan,” tutur Suwasdi, anggota tim PKMP Spar Gapipa.

Hasil penelitian tersebut membuahkan hasil luka pada beberapa tikus yang disemprot dengan Spray Gapipa hasilnya luka pada tikus itu sembuh bahkan hilang dan tidak meninggalkan bekas. “Saat ini kita sedang berusaha mengajukan ijin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agar produk ini bisa segera dipasarkan serta diperjual belikan dan bisa menjadi produk asli karya mahasiswa UNTIDAR,” tambah Suwasdi.

Sementara ini, produk spray  GAPIPA belum bisa diperjual belikan mengingat ini adalah produk herbal dan harus memiliki ijin BPOM untuk mendapatkan lisensi bahwa produk tersebut aman di pergunakan. (Anggun Fitria Anindhi-mg/DN/HDN)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply