PKMM 2016 : MAHASISWA TEKNIK OLAH KOTORAN SAPI JADI BIOGAS
Inovasi pengolahan kotoran sapi menjadi biogas membantu warga Dusun Trenten di Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dalam menghemat pemakaian bahan bakar terutama gas dalam kehidupan sehari-hari.
Ide ini bermula dari hasil diskusi dengan dosen pembimbing saat mengikuti Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) 2016 lalu. Intan Mustika Gunawan, Muhamad Cahyo Ardi dan Bayu Seto Respati mengikuti PKM di bidang pengabdian masyarakat dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi biogas sebagai energi baru. Bukan hanya sebagai ajang mengikuti program dari Kemenristekdikti tetapi mereka juga coba memberi solusi untuk kelangkaan gas yang terjadi saat ini dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi yang belum dipergunakan dengan maksimal.
“Karena semua anggota tim sangat asing dengan pengolahan biogas. Akhirnya, kami pergi mencari tempat pengolahan biogas ke daerah Gunung Kidul Yogyakarta. Dimana, daerah tersebut merupakan daerah yang pernah mengembangkan hal serupa sebelumnya juga konsultasi dengan ahli biogas asal salatiga bapak Lilik Sudarto,S.P”, jelas Intan selaku ketua kelompok PKM-M itu.
Untuk 1-2 ekor sapi kurang lebih mengeluarkan kotoran sebanyak 10 kg setiap harinya. Dengan jumlah itu sudah cukup untuk menghidupkan kompor yang digunakan di dapur rumah tangga masyarakat. “Satu atau lebih ekor sapi sudah cukup jika digunakan untuk 1 keluarga saja, namun jika lebih dari lima ekor sapi dapat dipararelkan hasil biogasnya dan dapat digunakan lebih dari tiga keluarga”, tambah Bayu Seto selaku anggota PKM-M tersebut.
Biogas dari kotoran sapi tersebut, selain untuk keperluan rumah tangga juga dapat digunakan untuk menjalankan generator listrik. Namun jika untuk menyalakan generator listrik, dibutuhkan gas dari hasil biogas kotoran sapi yang lebih banyak sekitar 5-10 ekor sapi atau dua kali lipat dari yang dipakai untuk keperluan rumah tangga. Semakin banyak kotoran sapi yang dihasilkan, semakin maksimal pula pemanfaatannya menjadi biogas.
Dalam pengolahan limbah tersebut yang dibutuhkan hanya drum bekas yang sudah dimodifikasi, beberapa ember, pipa, dan tabung untuk menampung hasil biogas. Pertama kotoran sapi dimasukkan dalam drum yang telah dimodifikasi kemudian dibri zat perangsang. Setelah itu pasang pipa, agar gas dapat memisah dan mengalir mellui pipa tersebut. Gas langsung ditampung dalam wadah yang telah ditentukan untuk kembali disalurkan ke pipa gas rumah warga.
Pemilihan Dusun Trenten sendiri dikarenakan dalam dusun tersebut banyak peternak sapi. Dusun yang terletak di Kecamatan Candimulyo itu belum menggunakan limbah kotoran sapi secara maksimal, karenanya Intan dan kawan-kawan bekerja sama dengan warga desa untuk menjalankan programnya. “Kepala desa dari dusun trenten sangat mendukung program kita, selain belum pernah ada sosialisasi seperti ini, program kita dapat sangat membantu kebutuhan warga disana”,kata Intan.
Hasil dari PKM-M tersebut sudah digunakan oleh warga desa trenten dan alat yang dibuat digunakan oleh satu rumah untuk memenuhi kebutuhan gas sehari-hari. “Seusai prosesi pkm , rencananya tim akan meneruskan projek ini agar berkembang pesat dan membantu masalah pemerintah dan masyarakat. Diharapkan trobosan ini dapat meningkatkan pula kualitas tim dalam partisipasinya untuk kepentingan orang banyak”,jelas Intan. (Dinda-Arfifiana Mg/HDN)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!