PKM 2018 : METODE UNIK BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN UNO PUEBI

Sebagai warga negara Indonesia, sering kali kita masih sering melakukan salah ejaan dalam berbahasa. Contohnya coklat yang harusnya cokelat, bis yang seharusnya bus, himbau yang serharusnya imbau, dan masih banyak lainnya.
Kesalahan ejaan yang sekarang sudah dianggap “biasa” ini segera harus dikoreksi agar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Salah satu metode unik belajar ejaan Bahasa Indonesia yaitu UNO PUEBI.
Permainan kartu UNO yang popular di kalangan anak muda ini dimodifikasi oleh Garnis Bondan Wirawan dan teman 1 timnya dalam sebuah Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) UNO PUEBI (Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia).
“Permainan UNO merupakan permaianan yang populer di kalangan anak-anak hingga dewasa, sehingga kami berinisiatif menggunakan permainan UNO yang kami jadikan media pembelajaran dengan metode bermain sambil belajar,” ungkap Garnis Bondan Wirawan, ketua tim PKM-M UNO PUEBI.
UNO PUEBI merupakan perpaduan permainan kartu dengan materi ejaan bahasa Indonesia. perpaduan tersebut bertujuan untuk menarik minat anak-anak untuk belajar bahasa Indonesia, terutama mengenai ejaan.

“Kami masukkan materi-materi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia kedalam kartu tersebut, sehingga saat bermain anak-anak dapat sambil membaca materi tersebut dan memahami ejaan bahasa yang benar,” ujarnya.
Selain untuk menarik minat belajar, Bondan menambahkan bahwa melalui permainan kartu tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ejaaan pada anak-anak dan juga meningkatkan kemampuan menulis mereka.
“Keterampilan itu bisa mengenai penggunaan pemilihan kata, penggunaan kata depan, penggunaan pemenggalan kata, penggunaan imbuhan, penggunaan huruf capital dan penggunaan ejaan,” paparnya.
Ia juga berencan untuk terus mengembangkan program tersebut dan mensosialisasikan ke lapisan masyarakat, terutama wilayah Kota Magelang. Hal tersebut bertujuan agar anak-anak Kota Magelang memiliki permainan yang lebih bermanfaat dan edukatif daripada hanya sekedar bermain.
“Kami mendapatkan dana dari Kemeristekdikti sebesar Rp 8 juta pada PKM ini. Dan rencananya mulai besok akan kami sosialisasikan kepada anak-anak diwilayah Kota Magelang agar bisa menjadi permainan yang edukatif untuk mereka,” jelasnya.
Melalui permainan tersebut, Bondan berharap agar anak-anak dapat menguasai ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga dapat meminimalkan kesalahan berbahasa, khususnya dalam penulisan.
“Permainan ini dapat diterapkan mulai anak-anak berusia 8 tahun ke atas, dan semoga permainan ini dapat bermanfaat dan mampu mencerdaskan anak-anak dalam berbahasa,” imbuhnya. (Hairu Firdaus/DN)
2 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply