Perpustakaan Kemendikbudristek Dorong Peningkatan Standardisasi, Sertifikasi, dan Akses Digital

Jakarta, Kemendikbudristek — Dalam rangka penguatan tata kelola perpustakaan di bawah binaannya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Perpustakaan di Lingkungan Kemendikbudristek Tahun 2024 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta (25/3).
 
Dalam kegiatan ini berlangsung diskusi panel yang menghadirkan tiga narasumber yaitu Direktur Standardisasi dan Akreditasi, Perpustakaan Nasional, Supriyanto; Kepala Pusat Pembinaan Pustakawan Perpustakaan Nasional, Opong Sumiati; serta Direktur Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Perpustakaan Nasional, Emyati Tangke Lembang.
 
Supriyanto dalam sesi Akreditasi Perpustakaan Khusus dan Perguruan Tinggi di Lingkungan Kemendikbudristek menjelaskan mengenai Standar Nasional Perpustakaan (SNP) untuk dapat mempercepat akreditasi perpustakaan.
 
Terkait percepatan tersebut, ia menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional (Perpusnas) sudah menjalin kerja sama dengan beberapa kementerian dan lembaga seperti Kemendikbudristek, Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Perhubungan.
 
Direktorat Standardisasi dan Akreditasi melakukan beberapa kegiatan untuk percepatan akreditasi yang meliputi 1) penyelarasan SNP pada pendidikan sekolah dan perguruan tinggi; 2) penyederhanaan instrumen akreditasi untuk proses evaluasi yang lebih sederhana bagi perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi; 3) penambahan asesor perpustakaan melalui Pendidikan dan Pelatihan Asesor untuk perwakilan kabupaten/kota; serta 4) penguatan perpustakaan dalam Data Pokok Pendidikan yang berkaitan dengan jumlah koleksi perpustakaan, tenaga perpustakaan, formasi tenaga perpustakaan, dan lainnya.
 
“Upaya perpustakaan nasional meningkatkan peran perpustakaan, baik di perguruan tinggi maupun perpustakaan khusus, yaitu melalui lokakarya perpustakaan, supervisi pelaksanaan pengelolaan perpustakaan, bantuan perpustakaan, konsultasi daring penyelenggaraan perpustakaan, forum perpustakaan, dan penyusunan pedoman penyelenggaraan perpustakaan,” jelas Supriyanto.
 
Diskusi dilanjutkan oleh Sumiati yang membahas terkait Jabatan Fungsional dan Sertifikasi Bidang Perpustakaan. “Pustakawan harus memiliki dua kompetensi, yaitu kompetensi profesional dan kompetensi personal. Kompetensi profesional lebih terfokus pada aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap dalam bekerja. Sedangkan kompetensi personal lebih terfokus pada aspek kepribadian dan interaksi sosial,” ujar Sumiati.
 
Sumiati pun menambahkan bahwa dalam pemilihan pustakawan berprestasi selalu dimenangkan oleh pustakawan perguruan tinggi. Lalu yang paling banyak adalah Jabatan Fungsional adalah pustakawan muda.
 
Selanjutnya, terkait pemanfaatan sumber informasi elektronik Perpustakaan Nasional di lingkungan Kemendikbudristek, Emyati menjelaskan bahwa Perpusnas telah mempunyai koleksi digital dari inovasi perkembangan teknologi.
Perpusnas menyediakan koleksi sebagai bahan rujukan berbagai bidang ilmu perpustakan. Sebagai perpustakaan pembina, koleksi Perpusnas sudah mencapai kurang lebih 8,5 juta dengan koleksi digital mencapai sekitar 70%. Saat ini koleksi digital mendominasi di banyak perpustakaan termasuk di sekolah dan perguruan tinggi.
 
“Yang mendasari adanya koleksi digital tentunya melihat pada perkembangan era digital saat ini yaitu, pengaruh internet yang tinggi, penggunaan smartphone yang tinggi, dan transformasi buku digital,” jelas Emyati.
 
Pesatnya perkembangan teknologi informasi mendorong Perpusnas melakukan inovasi pengembangan koleksi nasional di era digital yang dapat memberikan kemudahan akses bagi masyarakat dengan memanfaatkan platform seperti iPusnas, Bintang Pusnas, dan e-journal.
 
Emyati kemudian memaparkan perbedaan antara kedua aplikasi milik Perpusnas tersebut. iPusnas yang merupakan aplikasi yang ditujukan untuk masyarakat pedesaan, dengan konten yang disesuaikan untuk para nelayan, petani, maupun ibu rumah tangga. Sedangkan Bintang Pusnas, hadir untuk mendukung program kemdikbudristek seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kontennya juga disesuaikan untuk semua tingkatan mulai dari SD hingga Perguruan Tinggi. Bintang Pusnas juga memfasilitasi teman-teman difabel karena kontennya terdapat videobook dan audio visual yang memudahkan.*** (Penulis: Malya, Gitta, Stephanie/Editor: Tim Perpustakaan Kemendikbudristek, Denty A.)