PERNAH DIANGGAP “TERLALU BODOH”, IKRAR BERHASIL RAIH BEASISWA PENUH DI PRINCE OF SONGKLA UNIVERSITY THAILAND
Ikrar Genidal Riadil, alumnus program studi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNTIDAR, berhasil meraih beasiswa penuh di Prince of Songkla University Thailand. Jurusan yang diambil adalah Master of Arts (M.A), Faculty of International Studies, Language and Culture, dengan spesifikasi Language and Cultural Management.
Dengan sangat antusias Ikrar berbagi cerita tentang impian yang berhasil ia wujudkan. “Cita-cita atau plan untuk kuliah di luar negeri berawal sejak saya duduk di bangku SMP, karena saya suka menonton film-film manca, dan melihat banyak sekali scene mahasiswa kuliah di universitas luar negeri yang terlihat keren. Saya juga banyak membaca/mengetahui beberapa informasi bahwa banyak tokoh-tokoh besar kuliah di luar negeri. Saya menganggap itu sebuah pencapaian yang luar biasa,” ujarnya.
“Sejak SD saya punya teman dari berbagai negara seperti US, UK, Australia, dll. Dari situ saya mulai belajar berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Berteman dengan orang dari berbagai negara membuat saya gigih ingin ke luar negeri. Cita-cita untuk bisa kuliah di luar negeri juga dilatarbelakangi beberapa hal yang terjadi di dalam hidup saya, salah satu nya karena selalu di anggap sebelah mata, dianggap bodoh, dan didiskriminasi,” urai Ikrar.
Ikrar menuturkan bahwa saat sekolah di SD sampai SMA, prestasinya biasa saja. Ia cenderung pemalu, dan tidak aktif berorganisasi. Tidak hebat dan selalu mendapatkan cibiran negatif orang-orang di sekitar. Ikrar sering merasa minder, insecure, tidak berguna, dan tidak dianggap. “Saya masih ingat saat SMA, karena kemampuan dalam mata pelajaran matematika yang sangat terbatas, saya pernah dipermalukan di depan kelas karena dianggap “terlalu bodoh”. Masih banyak hal negatif yang saya alami saat SMA, tapi saya terus bersabar dan berusaha, sampai akhirnya Tuhan memberikan satu kesempatan yang luar biasa, yaitu diterima di Universitas Tidar. Di sinilah saya membuka lembaran baru. Universitas inilah yang menuntun saya sampai saya bisa kuliah S-2 di luar negeri,” katanya.
Kelak, setelah lulus S-2 dan mendapatkan gelar Master of Arts (M.A), Ikrar ingin berkarir menjadi pendidik. “Menjadi dosen akan membuat saya selalu bertambah wawasan. Dosen adalah sebuah pilihan profesi yang sangat mulia, dan bisa mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Selain itu dengan menjadi dosen koneksi semakin luas, serta berpeluang lebih besar untuk lanjut kuliah doktoral, bahkan lebih berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri lagi. Mendapatkan gelar doktor adalah salah satu tujuan hidup dan cita-cita saya,” ujarnya.
Ikrar menceritakan banyak pengalaman menarik yang didapatkan selama tinggal di Thailand, salah satunya banyak sekali mempelajari culture dari negara yang berbeda- beda, “Kalau dukanya, jauh dari orang tua, jauh dari teman – teman yang berada di Indonesia, dan sering merindukan masakan Indonesia yang kaya akan cita rasa dan rempah. “Walaupun Thailand adalah negara Asia, tetapi makanannya cukup berbeda dengan Indonesia. Yang biasanya beli tempe bisa di dekat rumah, di Thailand cari tempe agak susah, harus ke supermarket besar dan harganya pun mahal,” ujarnya. Ikrar juga berbagi hal menarik selama tinggal di Thailand, seperti minimnya penggunaan klakson, kekhidmatan warga Thailand saat mendengar lagu kebangsaan, dan penduduk Thailand yang sangat ramah. “Selama beberapa bulan tinggal di Thailand, tepatnya di Phuket, jarang sekali ada pengendara yang membunyikan klakson di jalan raya, karena rasa toleransi yang tinggi. Hal yang membuat saya cukup heran, yaitu saat lagu kebangsaan Thailand diperdengarkan, mendadak orang bisa menjadi patung/manekin alias berdiam diri, dan mendengarkannya sampai selesai sebagai bentuk penghormatan. Hal positif lainnya adalah keramahan masyarakat Thailand. Menurut saya studi di Thailand adalah pilihan yang tepat karena sangat Foreigner Friendly,” pungkasnya.
Penulis : Humas
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!