PENGUKUHAN GURU BESAR Prof. Dr. A. Sri Haryati, M.Pd.

Prof. Dr. A. Sri Haryati, M.Pd. dikukuhkan menjadi Guru Besar di bidang ilmu Manajemen Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tidar (UNTIDAR), Rabu (25/05)

Dalam upacara pengukuhan, Sri Haryati menyampaikan pidato berjudul “Mitigasi Learning Loss Sebagai Dampak Pandemi Covid-19”. Ia menjelaskan bahwa dampak Covid-19 pada sektor pendidikan diantaranya : 1. Kebijakan Social Distancing yang berdampak pada proses pembelajaran, 2. Online Learning dikarenakan proses pembelajaran tatap muka yang harus dihentikan sementara, dan 3. Learning Loss yaitu hilangnya capaian hasil belajar akibat terhentinya/terganggunya proses pembelajaran di sistem pendidikan.

“Merujuk pada laporan Bank Dunia tahun 2021, ‘Kemiskinan Belajar’ terjadi terutama di negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Literasi turun sekitar 32-37%, Matematika turun sekitar 50-63%, sementara itu masalah Mental dan Sosial terjadi akibat minimnya interaksi antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Strategi untuk mengurangi risiko dan dampak learning loss yaitu : 1 Pengajaran Dengan Metode Spiral, 2. Penekanan Pada Materi Prasyarat, 3. Pembelajaran Kilat Untuk Materi Khusus, 4. Perencanaan Yang Fleksibel, Fokus Pada Personal dan Pembelajaran Abad 21,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan Pembelajaran Abad 21 meliputi Pembelajaran Berbasis Riset dan Pembelajaran Berbasis Proyek. “Pembelajaran Berbasis Riset adalah proses pembelajaran menekankan pada aktivitas penyelidikan yang dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Tahapannya  yaitu Engage: Persiapan Penyelidikan, Research: Penyelidikan, Analisis, Penyimpulan, dan Penyusunan Laporan, serta Present: Pengkomunikasian hasil penyelidikan.

Adapun Pembelajaran Berbasis Proyek dengan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dalam dunia nyata melalui kegiatan multidisipliner yang mengedepankan team-working. Strategi implementasinya yaitu : 1. Melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek, 2. Menjembatani pengetahuan akademisi menuju situasi kehidupan riil/nyata, 3. Memberikan pengalaman praktis realistis, dan 4. Meningkatkan kemampuan kolaboratif siswa.

“Selain itu keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam mitigasi learning loss sangatlah dibutuhkan. Orang tua harus selalu terlibat dalam kehidupan akademik anak, didukung oleh lingkungan masyarakat yang kondusif,” tuturnya.

Dalam pidatonya, Sri Haryati juga memaparkan bahwa Kelas Hibrida adalah solusi yang bisa diterapkan sebagai langkah mitigasi learning loss pasca pandemi. Metode ini merupakan jalan tengah untuk mengakomodasi pembelajaran daring dan luring. “Mitigasi learning loss merupakan tanggung jawab bersama demi mencapai tujuan pembelajaran. Institusi Pendidikan diharapkan dapat menerapkan strategi-strategi penanggulangan learning loss yang dianggap paling efektif sesuai kondisi masing-masing. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor dalam mengambil kebijakan, institusi pendidikan hendaknya berupaya untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan oleh kebijakan yang diambil dan memaksimalkan manfaat dari kebijakan tersebut, sehingga kebijakan akan diterima di semua lini,” tambahnya.

Pengukuhan Gelar Guru Besar kepada Prof. Dr. A. Sri Haryati, M.Pd. adalah pertama kalinya sejak Universitas Tidar berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri. “Semoga bisa memotivasi teman-teman dosen yang lain untuk terus bergerak maju dan meraih pencapaian membanggakan, meraih jabatan fungsional tertinggi dosen yaitu Guru Besar, agar semakin mengharumkan nama UNTIDAR,” pungkasnya.

Kehadiran Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan ini menambah jumlah Guru besar di UNTIDAR menjadi 9 orang.

“Kehadiran guru besar ini sangat ditunggu untuk mendukung pengembangan UNTIDAR. Terlebih, dunia pendidikan yang digeluti Prof. Dr. A. Sri Haryati merupakan bagian penting dari kemajuan bangsa,” kata Rektor, Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc.

Konon kalau ingin menghancurkan suatu bangsa, tidak dibutuhkan senjata yang canggih dan menghabiskan banyak dana, cukup dirusak saja sistem pendidikannya.

“Misalnya, jika dalam sekolah kita biarkan saja para siswa tidak disiplin waktu, berperilaku tidak jujur, tidak hormat sesama dan orang tua maka rusak sudah negara dan bangsa ini. Akan bermunculan penegak hukum tidak jujur, kepada daerah tidak jujur dan malas,” tambahnya.

Kehadiran professor manajemen pendidikan diharapkan dapat meningkatkan peran UNTIDAR dalam berkontribusi terhadap perbaikan sistem pendidikan melalui pembelajaran untuk menghasilkan pendidik yang berkualitas, penelitian yang menghasilkan solusi baru bagi permasalahan di bidang pendidikan dan layanan masyarakat untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat tentang bagaimana berurusan dengan dunia pendidikan secara benar.

Penulis/Editor : Humas UNTIDAR

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply