Pembukaan Dies Natalis ke 44, Rektor : Jika Dikelola dengan Baik, Peningkatan Jumlah Mahasiswa UNTIDAR Dapat Menjadi Berkah Bagi Masyarakat Kota Magelang.
Rektor, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si., membuka rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 44 Universitas Tidar, Sabtu (1/4) di Gedung dr. H. Suparsono.
Pembukaan Dies Natalis kali ini bertepatan dengan 9 tahun Deklarasi Penegerian UNTIDAR. Acara pembukaan ini tidak hanya melibatkan sivitas akademika UNTIDAR namun juga mengundang pimpinan instansi di Wilayah Kota Magelang serta warga sekitar Kampus.
“Tanggal 1 April merupakan tanggal bersejarah bagi UNTIDAR, pada tanggal ini Universitas Tidar Magelang (UTM/UNTID) bertransformasi menjadi negeri dengan nama UNTIDAR. Semoga beliau-beliau yang menjadi pionir dan tonggak penegerian UNTIDAR menjadi amal jariyah bagi beliau,” tutur Rektor dalam sambutannya.
Rektor menuturkan bahwa UNTIDAR telah mengalami perkembangan yang pesat. Seperti penambahan program studi (prodi), sumber daya manusia dan jumlah mahasiswa yang diprediksi mencapai 15.000 pada tahun 2024.
“Pada tahun 2024 diperkirakan UNTIDAR memiliki 15000 mahasiswa di Magelang. Hal ini jika dapat dikelola dengan baik dapat menjadi berkah bagi masyarakat Magelang, namun jika tidak maka dapat menimbulkan hal negatif bagi masyarakat Magelang dan sekitarnya,” tambahnya.
Pengelolaan jumlah mahasiswa ini tentunya memerlukan keterlibatan Pemerintah Kota serta warga sekitar kampus Tuguran maupun Sidotopo.
Pada tahun 2023 ini, UNTIDAR membuka 7 prodi baru yaitu Fakultas Teknik ada Teknik Industri, Teknologi Informasi, dan Teknik Mekatronika. Kemudian di Fakultas pertanian ada Teknologi Pangan, Agribisnis, dan Gizi. Kemudian ada juga di Fakultas Ekonomi yaitu Pariwisata. Selain ketujuh program studi baru tersebut, UNTIDAR juga akan membuka Program Profesi Guru(PPG) untuk Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris dan IPA.
Dilihat dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), UNTIDAR pada tahun 2022 menerima 100 dosen baru. Peningkatan SDM ini diharapkan dapat mendukung perkembangan UNTIDAR lebih pesat lagi.
Rektor membuka kegiatan Dies Natalis ke 44 dengan memukul gong serta melepaskan balon udara. Walaupun terkendala hujan, pelepasan balon akhirnya dapat dilaksanakan di depan Gedung dr. H. Suparsono. Pada balon tersebut tersemat kupon khusus dimana bagi yang menemukannya dapat menukarkannya dengan hadiah yang telah disediakan oleh panitia dies natalis.
Sarasehan Sejarah UNTIDAR
“Marilah kita syukuri semuanya dengan adanya UTM menjadi UNTIDAR yang sekarang menjadi negeri. Karena UNTIDAR hari ini adalah hasil perjuangan yang besar,” ujar Ketua Yayasan Borobudur Tidar, Drs. Surasmono, M.M.
Pada kesempatan ini Rektor, Ketua Yayasan Borobudur Tidar dan Ketua Ganidar (Gerakan Alumni UNTIDAR), Ir. Hadi Susilo berbagi informasi tentang sejarah UNTIDAR. Bagaimanapun UNTIDAR tidak akan bisa lepas dari peran kedua belah pihak ini.
“Hubungan alumni dan UNTIDAR perlu dipererat misalnya dengan reuni akbar. Diharapkan alumni untidar yang tergabung dalam Ganidar mampu mendukung UNTIDAR dalam pengembangannya terutama di bidang kewirausahaan,” jelas Ketua Ganidar.
Tausiah Gus Yusuf
Bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan, pada kegiatan pembukaan Dies Natalis ini turut mengundang KH. Muhammad Yusuf Cludhori, pengasuh Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Salafi Tegalrejo, Magelang.
“Nikmat Allah yang diberikan pada kita semua wajib kita syukuri pada perkembangannya UNTIDAR. Saat ini sudah menjadi universitas negeri dan setiap saat, setiap tahun makin berkembang. Dengan kita syukuri, Insya Allah, Allah akan makin menambah keberkahan dan kemudahan dalam kemajuan UNTIDAR,” tutur Gus Yusuf sapaan akrabnya.
UNTIDAR hari ini merupakan hasil perjuangan para pendahulu. Oleh karena itu kita harus berterima kasih pada semua pendahulu yang telah berjuang.
“Dalam Islam dikenal dengan Habluminallah dan Habluminannas. Tidak bisa kita hanya taat bersyukur kepada Allah tapi tidak berbaik sikap pada manusia, begitu juga sebaliknya. Dari situlah kita dapat menanamkan kecintaan anak-anak kita pada NKRI, mensyukuri nikmat Allah yang di dalamnya NKRI terdapat UNTIDAR,” tambahnya.
Dalam Dies Natalis ini rasa syukur harus kita panjatkan kepada Allah, rasa syukur harus kita panjatkan kepada para pendiri UNTIDAR agar menjadi amal jariyah bagi beliau. Jangan pernah takut untuk meminta saran atau nasehat bagi para senior atau pendahulu.
Gus Yusuf berharap semoga sivitas akademika UNTIDAR tidak hanya memiliki kecakapan intelektual namun juga spriritual. Beliau menutup tausiah dengan doa untuk UNTIDAR serta kelancara dalam penyelenggaraan kegiatan Dies Natalis ke 44.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!