OPTIMIS HADAPI MEA, DOSEN HARUS LEBIH PRODUKTIF

MAGELANG – Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) memberi dampak global terutama dalam dunia pendidikan tinggi. Salah satu upaya penguatan perguruan tinggi dalam menghadapi era global dan MEA adalah mendorong peningkatan kualitas proses-belajar mengajar dan tenaga pendidik dan kependidikan yang unggul. Dosen dan mahasiswa harus siap dan optimis menghadapi sistem perdagangan bebas antar negara ASEAN ini salah satunya dengan revolusi mental.

OPTIMIS HADAPI MEA, DOSEN HARUS LEBIH PRODUKTIF

“Mengapa Korea Selatan, negara yang merdeka 2 hari sebelum Indonesia sekarang jauh lebih maju? Karena mereka punya karakter yang kuat,” kata Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D.

Pengalaman diajah oleh Jepang membentuk karakter tiap warganya untuk optimis membangun negaranya jauh lebih maju dan berkembang daripada negara penjajahnya dulu. Keinginan kuat untuk mengalahkan Jepang ini membentuk karakter yang pantang menyerah selalu mengembangkan berbagai aspek di negaranya terutama pendidikan dan teknologi.

Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti ini memaparkan arti penting revolusi mental dalam pembentukan karakter yang ideal untuk kemajuan bangsa pada acara Sosialisasi dan Dialog “Implementasi Sumber Daya Kemristekdikti”, Kamis (26/05/2016) di Auditorium Universitas Tidar. Moderator pembicara adalah Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Drs. Hery Suroso, S.T., M.T.

“Dosen perguruan tinggi masih “tertidur”,” tambah Prof. Ali Gufron. Menurutnya, kualitas dosen masih butuh peningkatan terutama dalam hal menulis terutama untuk jurnal internasional. Publikasi jurnal Indonesia tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Berdasarkan data Kemristekdikti smapai tahun 2014, jumlah publikasi jurnal Malaysia mencapai 25.330, Singapura 17.198 jurnal dan Indonesia hanya 5.499 jurnal. “Mengapa Malaysia lebih tinggi jumlahnya daripada Singapura, karena jumlah dosennya lebih banyak. Bagaimana dengan Indonesia?,” jelasnya.

Pada acara ini, selain dosen dan mahasiswa UNTIDAR juga dihadiri perwakilan dari Universitas Muhamadiyah Magelang, STIMIK Bina Patria, Politeknik Muhamadiyah Magelang dan Akademik Teknik Tirta Wiyata. Sebelum acara dimulai, Prof. Ali Gufron beserta Rektor UNTIDAR, Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M.Pd. dan jajaran rektorat lainnya menyempatkan diri berkeliling kampus untuk melihat perkembangan pembangunan UNTIDAR.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply