IISMA Entrepreneur Perkuat Keterampilan Wirausaha Mahasiswa Lewat Studi di Luar Negeri

Jakarta, Kemendikbudristek – Saat ini, daya tampung dunia kerja tidak lagi mencukupi bagi lulusan perguruan tinggi. Indonesia membutuhkan lulusan perguruan tinggi yang tidak bergantung pada ketersediaan lapangan kerja. Sebaliknya, lulusan harus memiliki sikap kreatif dan inovatif dalam menghadapi persoalan yang ada, baik persoalan sendiri maupun yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
 
Indonesian International International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan salah satu program flagship Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran di perguruan tinggi terbaik dunia. Selain belajar, mahasiswa diharapkan dapat bekerja sama dengan mahasiswa lain atau ahli di perguruan tinggi luar negeri sesuai dengan pilihannya.
 
Pada tahun 2024 ini, IISMA menghadirkan skema pendanaan reguler, afirmasi, dan co-funding. Pendaftaran skema reguler dan afirmasi telah ditutup dan berhasil menjaring 10.563 pendaftar. Sementara, skema co-funding memberikan kesempatan belajar di luar negeri dengan pendanaan parsial antara mahasiswa dengan pemerintah. Skema terbaru, yakni IISMA-Entrepreneur atau IISMA-E, bertujuan mendukung mahasiswa Indonesia dalam mengeksplorasi keterampilan kewirausahaan dengan mendanai studi mereka di universitas ternama luar negeri.
 
Skema IISMA Entrepreneur terbuka untuk mahasiswa program Sarjana (S1) maupun Sarjana Terapan (D4) yang minimal sudah berada di semester 6 saat periode pendaftaran. Pendaftaran akan dibuka pada minggu kedua hingga ketiga Mei, tepatnya pada 8-17 Mei 2024. Informasi lebih lengkap terkait program IISMA tersedia di https://iisma.kemdikbud.go.id/.
 
Melalui acara Grand Launching Program IISMA Entrepreneur (IISMA-E) yang digelar secara daring pada Selasa, 30 April 2024, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Abdul Haris menyatakan, “Pengetahuan di bidang kewirausahaan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan lulusan yang mandiri dan tidak bergantung pada ketersediaan lapangan kerja.”
 
“Ini adalah kesempatan luar biasa yang harus adik-adik manfaatkan seoptimal mungkin,” lanjut Abdul Haris.
 
Sementara, Kepala Program IISMA, Rachmat Sriwijaya, memaparkan maksud dan tujuan diadakannya IISMA-E. Pada program reguler, mahasiswa diharapkan memiliki prestasi akademik dan kemampuan bahasa Inggris yang setinggi-tingginya sehingga bisa belajar di kampus-kampus terbaik dunia. Pada IISMA-E, tujuannya adalah menyiapkan para entrepreneur muda.
 
“Kami mengharap para peserta yang mendaftar dalam IISMA-E adalah mereka yang sudah memiliki pengalaman atau ketersinggungan dengan bidang entrepreneur, bukan sebagai pemula,” tambah Rachmat Sriwijaya.
 
Pada acara Grand Launching Program IISMA Entrepreneur, Manajer Bidang Administrasi dan Umum IISMA, Andi Rahadiyan Wijaya, menyampaikan informasi tentang pembukaan pendaftaran, persyaratan, ketentuan dokumen, dan alur proses seleksi mahasiswa. Andi juga menyampaikan bahwa mahasiswa peserta IISMA-E nantinya diharapkan untuk menguasai kompetensi di bidang ideation, business model, marketing, negotiation, raising resources, managing growth, power pitching, dan entrepreneurial leadership.
 
Mahasiswa yang terpilih menjadi awardee IISMA-E akan mendapat kesempatan belajar di universitas mitra luar negeri selama 6-7 minggu. Beberapa universitas mitra IISMA-E adalah Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang merupakan kampus nomor satu di dunia saat ini, juga kampus-kampus nomor satu di negara tujuan seperti Lund University di Swedia dan Aalto University di Finlandia.
 
Selama program berlangsung, awardee IISMA-E dapat menimba ilmu, merasakan budaya lokal, dan mengembangkan keterampilan kewirausahaan dengan melihat praktek-praktek wirausaha di luar negeri. Kemudian, setelah kembali ke Indonesia, penerima manfaat (awardee) akan mengikuti program challenge untuk mengimplementasikan ide-ide kewirausahaan yang sudah dipelajari.
 
Acara Grand Launching IISMA Entrepreneur ini dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-Dikti), pimpinan Perguruan Tinggi dan Kantor Urusan Internasional di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta mahasiswa dari seluruh Indonesia.*** (Penulis: Tim MBKM/Editor: Denty A.)