HIKMAH ISRA MI’RAJ UNTUK KESELARASAN INTERELASI TUHAN-MANUSIA-ALAM DI MASA NEW NORMAL
Memperingati Isra Mi’raj 1443 Hijriah, Takmir Masjid Mambaul Ulum Universitas Tidar, mengundang Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dan Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng. untuk membawakan Mauidhoh Hasanah bertema “Keselarasan Interelasi Tuhan-Manusia-Alam di Masa New Normal. Acara diadakan secara hybrid, Sabtu (26/2). Peringatan Isra Mi’raj dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Koordinator Program Studi di lingkungan UNTIDAR, panitia Peringatan Isra Mi’raj, sivitas akademika UNTIDAR dan masyarakat umum.
Acara diawali dengan pembacaan Ayat Suci Al Qur’an, yaitu Surah Al Isra Ayat 1, dengan saritilawah multilingual (bahasa Indonesia, Inggris dan Jawa). Dalam sambutannya Ketua Takmir Masjid Mambaul Ulum yaitu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. mengingatkan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala nikmat, kesehatan, kesempatan, dan keterbukaan hati untuk bersilaturrohim dan tholibul ilmi. “Semoga nikmat yang kita syukuri akan membuahkan nikmat yang jauh lebih besar,” katanya. Sebagai makhluk kita harus tunduk dan taat pada apapun yang ditentukan Allah. Beruntung kita memiliki tauladan taukhid yaitu Nabi Muhammad SAW. Dari peristiwa Isra Mi’raj kita bisa belajar banyak hal. Salah satunya jangan takut bermimpi setinggi mungkin. Sebagai generasi muda harus memiliki mimpi yang tinggi untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun jangan sampai lupa dengan bumi yang kita pijak. Isra Miraj mengajarkan kita untuk selalu berpikir transversal dan horizontal,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama Rektor UNTIDAR mengingatkan agar selalu mawas diri, supaya tidak mudah lupa akan tuntunan agama seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. “Topik yang akan disampaikan pemateri sungguh sangat relevan dalam menghadapi permasalahan terkini yang kita alami bersama. Semoga melalui peringatan Isro Mi’roj, kita bisa selalu instrospeksi atas apa yang kita kerjakan, dalam beribadah kepada Allah dan berhubungan dengan sesama manusia, maupun alam sekitar. Jangan sampai pandemi ini membuat kita menjadi manusia tanpa empati.” jelasnya.
Prof. Dr. Komarudin Hidayat menyampaikan materi yang begitu menarik, yaitu tentang Spiritualitas Sebagai Energi dan Panduan Hidup. “Ada nasehat orangtua berbunyi : ojo dumeh, ojo kagetan, ojo gumunan. Nasehat yang sederhana, namun sangat berarti, apalagi jika dikaitkan dengan era digital seperti sekarang ini. Kita harus memiliki digital literasi agar punya tanggungjawab moral saat menggunakan jari. Jarimu harimaumu, bisa juga jarimu nerakamu. Hati-hati, jangan sampai kita ikut menyebarkan hal-hal yang tidak benar,” tandasnya.
“Kita harus punya pusat orientasi hidup, yaitu Allah. Jangan sampai sekolah tinggi-tinggi, terobsesi jabatan, tapi berakhir masuk bui. Apakah seperti itu kemuliaan hidup yang dikejar? Rasululloh mengajarkan kita sholat supaya selalu ingat pada Allah, dzikir juga bisa dimana mana dan kapanpun, sehingga kalbu selalu ingat pada Allah. Beragama dengan senang, senyum, indah, penuh kasih sayang, produktif, bukan dengan marah marah,” jelas Prof. Komarudin.
Pemateri kedua dalam Peringatan Isra Mi’raj kali ini menghadirkan Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng. (Dosen Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada). “Manusia diturunkan ke dunia diminta untuk mewujudkan kemaslahatan bukan kemungkaran. Dalam berperilaku jangan sampai keji dan mungkar dalam arti harus selalu menggelorakan/membangkitkan spirit untuk melestarikan dan tidak merusak lingkungan sekitar,” tegasnya. “Global warming di mana mana, bumi makin panas, es mencair, air laut naik. Ada tantangan pemanasan global yang kita hadapi, sehingga sudah seharusnya turut berpartisipasi mengurangi emisi. Ini adalah tugas kekhalifahan, kita harus berbuat baik kepada sesama manusia, dan juga pada alam di sekitar kita,” pungkasnya.
Humas : Penulis
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!