Florikultura, Banyak Diminati Karena Miliki Nilai Estetika Tinggi

Lahan dan cuaca yang mendukung, membuat Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan tanaman berbunga dan tanaman hias (florikultura).  Kekayaan hayati florikultura di Indonesia memang sangat luar biasa. Dosen Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Tidar (UNTIDAR), Dr. Agus Suprapto, S.P., M.P. menilai, Indonesia berpeluang untuk mengembangkan florikultura menjadi peluang bisnis.

Selain kepentingan bisnis, tanaman hias juga seringkali digunakan di bidang kesehatan. “Bisa untuk menghibur diri alias meredakan stress, istilah kerennya Healing,” kelakar Agus. “Pecinta tanaman hias bisa berlama-lama menghabiskan waktu memelihara atau sekedar melihat tanamannya, dan ini baik untuk meningkatkan imunitas tubuh,” tambahnya.

Data menunjukan nilai ekspor tanaman hias di Indonesia mengalami kenaikan signifikan, mencapai 69,7 persen pada periode Januari hingga September 2021 dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Menurut Agus tanaman hias memiliki nilai estetika yang tinggi. Banyak orang menyukai keindahan, ini yang menjadi nilai lebih bagi tanaman hias. Pekarangan, restoran, dan hotel hampir selalu dipercantik oleh tanaman hias. “Tanaman hias bisa merefresh kejenuhan. Bagi yang memiliki uang tidak mempedulikan harga saat sudah menyukai tanaman hias, “tuturnya. Kelebihan lain dari tanaman hias adalah karena tingkat kebersihan dan supplay oksigen yang tinggi. Peluang ekspor tanaman hias juga menjanjikan.

“Jika seseorang bisa merawat dengan betul, keuntungan akan mudah diperoleh.  “Sekarang ini banyak juga yang menggunakan kultur jaringan, sehingga kualitas semakin baik dan semakin meningkatkan nilai bisnis” jelas Agus. Lebih lanjut Agus menyebut berbagai tanaman hias yang banyak diminati pangsa pasar ekspor, yaitu anggrek, anturium, anyelir, gladiol, hingga mawar. Negara tujuan ekspor tanaman hias paling banyak adalah Singapura, Tiongkok, Thailand, Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Jerman, Inggris, hingga Belanda.

“Sayangnya Indonesia masih tertinggal dengan Malaysia, Vietnam, Singapura, maupun Thailand. Indonesia hanya mampu menyumbangkan satu persen pendapatan dunia dengan ekspor tanaman hias. Di negara-negara subtropis, tanaman hiasnya lebih banyak dan beragam. Untuk menggenjot pendapatan seringkali diadakan pameran tanaman hias untuk mewadahi para pecinta tanaman hias. Tanaman hias akan selalu ada dari waktu ke waktu, sehingga peluang bisnisnya cukup menjanjikan. Terpenting adalah perlu dikembangkannya jiwa kewirausahaan, sehingga bisnis tanaman hias juga terus bergerak maju, seiring semakin tingginya permintaan akan tanaman hias di pasaran.

Editor : Humas UNTIDAR

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply