FAPERTA UNTIDAR GELAR ACARA SEMINAR NASIONAL BERTAJUK “ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS) PASCA PANDEMI”
Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, membawa dampak buruk di segala aspek kehidupan, termasuk aspek ketersediaan pangan. Pasca pandemi, seluruh negara tentu berbenah, melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ketersediaan pangan, dan berupaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Terkait hal ini, agar semua pihak turut merasa andil dalam mewujudkan kesejahteraan kehidupan sosial masyarakat yang berkelanjutan, Fakultas Pertanian (Faperta) UNTIDAR menghelat acara Seminar Nasional “Arah Kebijakan Pertanian dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Pasca Pandemi, Rabu (27/7). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dosen dan mahasiswa UNTIDAR secara luring, serta bisa diikuti oleh masyarakat umum secara daring melalui channel youtube UNTIDAR.
Dalam sambutannya saat membuka acara, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UNTIDAR, Dr. Jaka Isgiyarta, M.Si., CA, Akt. menyampaikan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam membangun perekonomian nasional. Karena itu harus ada upaya penguatan sistem pertanian Indonesia. “Petani dan nelayan merupakan pahlawan kehidupan untuk negara ini. “Jadi saya berpesan kepada para mahasiswa yang menekuni bidang pertanian, mohon dengan sangat jangan tinggalkan bidang pertanian. Kita harus meyakini, pertanian memberikan kehidupan bagi banyak orang, basic kehidupan, menjadi penopang dasar kemandirian bangsa,” tegasnya.
Seminar Nasional Arah Kebijakan Pertanian Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Pasca Pandemi, menghadirkan 4 orang pemateri yaitu : Mohamad Wahid Supriyadi (Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Periode 2016 – 2020), Prof. Dr. Ir. Asdi Agustar, M.Sc (Guru Besar Pembangunan Pertanian dan Wilayah Pedesaan Universitas Andalas), Endah Ruswanti, M. Eng. (Analis Kebijakan Ahli Muda Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan), dan Ir. Usman Siswanto, M.Sc. Ph.D. (Dekan Fakultas Pertanian UNTIDAR). Kegiatan dimoderatori oleh Dr. Lilis Hartati, S.Pt M.P. (Dosen Faperta UNTIDAR)
“Pertumbuhan penduduk dunia yang tidak terkendali akan melampaui produk pertanian. Ini harus diantisipasi. Kita beruntung karena Indonesia memiliki kekuatan di sektor pertanian. Produk pertanian Indonesia maju. Kita banyak diuntungkan oleh sektor pertanian. Bahkan belakangan ini ekspor pertanian mengalami peningkatan,” kata Mohamad Wahid Supriyadi, yang selama ini memiliki banyak pengalaman lintas negara. “Banyak produk pertanian yang potensial untuk diekspor seperti kopi dan buah-buahan. Buah-buahan Indonesia adalah produk tropis yang eksotis karena tidak ditemukan di negara 4 musim. Demand/permintaan di negara maju sangat tinggi, tinggal kita pelajari persyaratannya, dan penting juga untuk memanfaatkan teknologi,” tambahnya.
Prof. Dr. Ir. Asdi Agustar, M.Sc (Guru Besar Universitas Andalas) menyampaikan inovasi pertanian di Indonesia adalah keharusan. “Tidak hanya karena dipicu dan dipacu oleh pandemi COVID-19, tetapi ini merupakan upaya memperkuat sektor pertanian Indonesia, demi menjamin peningkatan kesejahteraan bangsa ini,” tegasnya.
Seminar Nasional “Arah Kebijakan Pertanian Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) Pasca Pandemi”, juga menghadirkan Endah Ruswanti, M.Eng., staf Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Endah memberikan insight bahwa sektor pertanian saat ini memiliki andil memperkuat sektor pariwisata. Selama pandemi, desa wisata mulai menarik hati banyak wisawatan. Desa wisata sebagai destinasi pariwisata baru mengedepankan potensi pertanian. Contohnya ada di desa Pujon Malang sebagai salah satu destinasi agro tourism. Potensi pertanian yang ada dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata. Agro tourism menciptakan lapangan kerja dan mendatangkan wisatawan 10 kali lipat. Penjualan produk pangan olahan juga meningkat pesat.
Pemateri terakhir Ir. Usman Siswanto, M.Sc. Ph.D. menjelaskan pangan dan pertanian berperan sentral dalam upaya meraih SDGs 2030. Kegagalan merespons secara cepat permasalahan kelaparan dan kekurangan gizi, akan berdampak negatif terhadap pencapaian target SDGs. “Kita perlu merubah mindset terkait perubahan transformatif menuju keberlanjutan pertanian, dengan cara penguatan pemanfaatan dan pengelolaan berkelanjutan terhadap sistem pertanian yang tersedia, untuk menjamin pasokan produksi pangan dan ekosistem,” pungkasnya.
Semua pemateri sepakat bahwa sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dan krusial. Indonesia memiliki kekuatan di sektor pertanian, yang harus diupayakan sedemikian rupa agar memberikan kontribusi yang signifikan, terhadap pencapaian target dan tujuan program Sustainable Development Goals (SDGs), yakni untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi.
Penulis : Humas
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!