Putri Pramaishela Membangun PAIKEM Melalui Kampus Mengajar

Putri Pramaishela adalah salah satu dari 10 mahasiswa UNTIDAR yang lolos untuk mengikuti program Kampus Mengajar tahun 2023. Setelah menjalani dan melewati beberapa tahap seperti tes administrasi, survey kebhinekaan, tes literasi dan numerasi, serta pemilihan sekolah tempat penugasan, mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNTIDAR ini ditempatkan di salah satu sekolah di kota Magelang, yaitu SD Negeri Wates 3 Kota Magelang.

“Kegiatan Kampus Mengajar merupakan pengalaman pertama bagi saya mengajar secara langsung di sekolah, berhadapan dengan peserta didik dengan berbagai karakteristik yang berbeda-beda, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan para guru, serta rekan tim Kampus Mengajar. Tugas pokok mahasiswa Kampus Mengajar ialah menjadi mitra guru dan sekolah dalam pengembangan model pembelajaran, juga menumbuhkan kreativitas serta inovasi dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah,” tutur Putri.

Putri bercerita bahwa menjadi seorang pengajar di Sekolah Dasar ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Harus memiliki kemampuan mengkondisikan kelas agar proses pembelajaran tetap kondusif dan berjalan dengan baik, serta harus dapat membangun PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). “Disinilah tantangan yang sebenarnya dimulai. Tak hanya menjadi mitra guru di sekolah dalam meningkatkan literasi, numerasi dan juga adaptasi teknologi, melainkan harus bisa menciptakan aksi membangun PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan),” kisahnya. Ia menyampaikan bahwa di kelas pengajar harus melakukan pendampingan secara personal kepada anak-anak, bimbingan konseling “One Day One Student”, dan melaksanakan belajar kunjung di setiap rumah masing-masing siswa secara bergantian. “ Alhamdulilah para siswa merasa lebih senang dan nyaman dengan berbagai pendekatan dan kegiatan yang saya lakukan. Antusias belajar siswa meningkat dalam proses pembelajaran, pembelajaran di sekolah menjadi menyenangkan, mendapatkan kesan yang positif dari para siswa, guru-guru, serta orang tua para siswa di SD Negeri Wates 3, serta dapat mengembangkan kemampuan, dan menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak,” urai Putri.

Putri merasakan program Kampus Mengajar memberikan banyak pengalaman, mulai dari bagaimana menghadapi karakteristik peserta didik yang berbeda-beda, membangun PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan), pendekatan dengan peserta didik, kerjasama dan koordinasi dengan tim serta guru, dan lain sebagainya. “Program Kampus Mengajar tak hanya memberi pengalaman dan manfaat untuk diri saya sendiri, tapi juga memberikan dampak positif bagi sekolah sasaran. Tentunya bagi saya mengikuti program Kampus Mengajar sangat menyenangkan dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan,” kata Putri menutup wawancara.

Humas UNTIDAR

Hamdan Faozi Dapatkan Kesempatan Emas Magang di PT INKA

Hamdan Faozi, mahasiswa semester 6 Fakultas Teknik UNTIDAR, Program Studi S1 Teknik Mesin angkatan 2020, saat ini sedang menjalani program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 4 di PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero). MSIB merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi Mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri dengan terjun langsung di dunia industri atau profesi nyata selama lebih dari 16 hingga 24 minggu sehingga dapat dikonversi hingga 20 SKS setiap semesternya.

PT INKA (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) manufaktur kereta api terintegrasi pertama di Asia Tenggara. Fokusnya menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi. PT INKA menyediakan berbagai macam produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan serta after sales untuk memastikan bahwa pelanggan menerima produk dengan kualitas terbaik. Produknya telah diekspor ke berbagai negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia. “Hal inilah yang membuat saya tertarik dan yakin memilih PT. INKA (Persero) sebagai tempat magang,” tutur Hamdan.

Hamdan menceritakan bahwa bisa lolos menjadi bagian dari MSIB Batch 4 merupakan salah satu hal yang tidak terpikirkan sebelumnya. “Pada awalnya saya merasa kurang yakin karena latar belakang pendidikan saya dari Sekolah Menengah Atas (SMA) yang minim pengalaman terjun langsung di dunia industri atau profesi, sehingga saya beranggapan mendaftarkan diri hanya untuk persiapan agar sukses di MSIB Batch 5. Namun tidak disangka, ternyata saya berhasil lolos di satu-satunya perusahaan manufaktur perkeretaapian di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara, PT INKA (Persero), pada MSIB Batch 4, yang membuka kesempatan bagi mahasiswa Fakultas Fisipol, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Teknik yang dimayoritaskan dengan jumlah 6 bidang posisi,” urainya.

“Proses seleksi di PT INKA (Persero) sendiri cukup ketat, dari data yang saya dapatkan sebanyak 10.518 pendaftar MSIB PT INKA (Persero) yang diterima hanya 205 orang. Dimulai dengan screening Curriculum Vitae (CV), selanjutnya adalah Interview dari Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INKA (Persero), dan yang terakhir adalah Interview dari Divisi yang saya pilih (Design Engineering),” kisahnya. “Pada saat Interview SDM, saya memaparkan karir saya dalam 3 tahun terakhir baik secara akademik maupun non akademik, seperti perlombaan, organisasi, dan pelatihan yang pernah saya ikuti. Tidak selang lama dari proses Interview SDM dan Divisi saya mendapatkan offering letter melalui email, bahwa saya dinyatakan lolos di Divisi Design Engineering pada posisi Quality Control, dan ditempatkan di Subsidiary Company PT INKA MULTI SOLUSI (IMS). Pada saat itu saya benar-benar terkejut sekaligus bangga pada diri saya menjadi satu, saya berhasil mematahkan dan membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa walaupun dari latar belakang pendidikan SMA, saya tetap bisa lolos magang di perusahaan terbaik dan terfavorit mitra MSIB berdasarkan Anugerah Diktiristek 2022,” tambahnya.

Pengalaman selama Magang di PT INKA (Persero)

“Tidak terasa sudah lebih dari satu bulan saya Magang di PT INKA (Persero) di Divisi Design Engineering pada Quality Control, sangat banyak pengalaman baru yang saya dapatkan. Kebetulan saya ditempatkan di Subsidiary Company PT INKA MULTI SOLUSI (IMS), sehingga saya banyak bertemu teman-teman baru dari berbagai daerah, dari Sabang sampai Merauke ada, dan juga saya banyak bertemu orang-orang hebat disana. Kegiatan magang saya juga sangat menyenangkan, saya dituntut untuk bisa profesional seperti Quality Control pada umumnya, sehingga saya banyak belajar terkait Standar Operasional Prosedur di Quality Control seperti jenis-jenis International Organization for Standardization (ISO), Dokumen Inspection Sheet (IS), Berkas Non Conformities Report (NCR), dan sebagainya. Selama proses pembelajaran saya sampai saat ini, dari PT INKA (Persero) juga mengadakan In Class Training seminggu sekali yang bertujuan untuk peningkatan skill & knowledge perserta MSIB, selain itu saya ditemani beberapa Mentor yang baik dan berkompeten dalam bidangnya, sehingga waktu saya terjun langsung di lapangan untuk melakukan pengecekan bisa menjalankan tugas dengan baik. Saya ucapkan terima kasih kepada para dosen dan khususnya Kaprodi saya S1 Teknik Mesin Universitas Tidar Bapak Catur Pramono. S.T., M.Eng. karena sudah membantu saya dari proses pendaftaran sampai dengan saat ini saya berhasil lolos MSIB Batch 4 di PT INKA (Persero) dan juga proses konversi Satuan Kredit Semester mata kuliah saya.

Tips & Trik Lolos MSIB dari Hamdan Faozi
Beberapa tips & trik yang saya lakukan sampai akhirnya saya berhasil lolos di MSIB Batch 4 diantaranya :
1. Doa. Percaya atau tidak bahwa doa mampu membuka jalan tersulit dan paling mustahil dalam hidup. Dalam doa ini dibagi menjadi 2 yaitu doa dari diri sendiri dan doa dari orang tua kita yang tidak boleh dilewatkan.
2. Persiapan pengalaman akademik maupun non akademik. Saya selama ini aktif dalam organisasi. Dari organisasi ini saya mendapatkan banyak hal baik dari segi pengalaman, mental, dan skill. Setelah merasa puas di lingkungan organisasi, saya aktif di bidang akademik, dengan mengikuti beberapa perlombaan baik tingkat Universitas maupun Nasional.
3. Belajar Public Speaking. Public Speaking merupakan salah satu hal terpenting yang harus dikuasai, karena kebanyakan perusahaan mitra MSIB akan melakukan sesi Interview untuk calon peserta magang di perusahaanya. Dengan kemampuan Public Speaking kita bisa menyampaian gagasan, ide, informasi atau hal lainnya dengan baik, sehingga mampu meyakinkan perusahaan bahwa kita layak diterima dengan pengalaman dan skill yang kita miliki.
4. Menggunakan CV ATS Friendly, CV ATS Friendly adalah CV yang didesain khusus agar lolos seleksi perangkat lunak Applicant Tracking System (ATS). Kebanyakan perusahaan menerapkan seleksi awal pemberkasan menggunakan sistem ATS Friendly, hal itu dilakukan karena lebih cepat dan efisien. Ambil contoh 10.000 pelamar dapat di seleksi dalam waktu 2 Jam. Jika teman-teman bingung bikin CV ATS Friendly, saya menyarankan memanfaatkan situs Kinobi.asia. Pada situs tersebut terdapat fitur bikin CV ATS Friendly yang sudah terjamin terbaca oleh perangkat lunak ATS.

Humas UNTIDAR

Melalui Kampus Mengajar, Navisa Turut Andil Tingkatkan Literasi, Numerasi dan Adaptasi Teknologi

Navisa Putri Amanah adalah mahasiswi semester 4 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar, yang sedang mengikuti salah satu program MBKM yaitu Kampus Mengajar. Setelah menjalani beberapa tahap seperti tes administrasi, survey kebhinekaan, tes literasi dan numerasi, dan pemilihan sekolah tempat penugasan, Navisa dinyatakan lolos program kampus mengajar dan ditempatkan di salah satu sekolah di kota Magelang, yaitu SD Negeri Wates 3, yang beralamat di Jl. Sumoharjo, Sanggrahan, Wates.

“ Di sini, saya dan dua rekan lainnya menjalankan program yang tujuan utamanya untuk meningkatkan literasi, numerasi dan adaptasi teknologi selama empat bulan,” ujarnya.
“Kegiatan ini adalah pengalaman pertama bagi saya mengajar secara langsung di sekolah, berhadapan dengan siswa siswi, berkolaborasi dan berkoordinasi dengan para guru serta rekan tim Kampus Mengajar. Dari tiga mahasiswa yang ditugaskan di SD Negeri Wates 3, hanya saya yang masih semester 4, sementara dua rekan saya sudah semester 6. Tentunya hal yang sangat menyenangkan dapat berkolaborasi dengan rekan yang berasal dari beda angkatan, beda prodi dan juga beda perguruan tinggi. Mulai dari penyusunan program kerja, pola pikir yang lebih terbuka dan juga problem solving di lapangan,” imbuhnya.

Tugas pokok mahasiswa Kampus Mengajar bukanlah menjadi seorang pengajar atau guru, namun membantu guru dan sekolah untuk meningkatkan literasi, numerasi dan juga adaptasi teknologi melalui program kerja. Namun demikian, jika sekolah memang kekurangan guru, peserta Kampus Mengajar mengisi peran sebagai guru. “Kebetulan sekolah penempatan saya saat ini tidak memiliki guru bahasa Inggris, sehingga saya diamanahi untuk mengampu mata pelajaran tersebut,” tutur Navisa.

Lebih lanjut Navisa menceritakan bahwa menjadi seorang pengajar di sekolah dasar ternyata tidak semudah yang dibayangkan. “Di kampus, saya belajar public speaking, debat, menulis essay dengan memperhatikan aspek grammatical yang benar serta menganalisis karya sastra dari berbagai aspek. Sedangkan di sekolah penugasan, saya hanya mengajarkan materi bahasa Inggris sederhana seperti nama-nama hewan, transportasi dan materi mengenai jam. Namun, kata “hanya” disini berlaku untuk materi, tidak dalam penyampaian dan controllingnya. Sebagai pengajar, saya harus dapat mengkondisikan kelas agar tetap kondusif dan pembelajaran tetap berjalan, walaupun pada kenyataannya ketika mengajar siswa kelas satu, kata kondusif ataupun pemandangan siswa duduk di kursinya masing masing sangat jarang ditemui,” urainya. “Disinilah tantangan yang sebenarnya. Bagaimana kita dapat membuat situasi tersebut menjadi pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan, serta memberikan motivasi belajar kepada anak,”tambahnya.

Navisa menuturkan dari program Kampus Mengajar banyak pengalaman yang didapat, mulai dari pembelajaran, pendekatan dengan siswa, kerjasama dan koordinasi dengan tim serta guru, dan lain sebagainya. “Tak hanya memberi pengalaman dan manfaat untuk diri saya sendiri, namun adanya program Kampus Mengajar ini juga memberikan dampak positif bagi sekolah sasaran,” pungkasnya.

Humas UNTIDAR

Tiga Mahasiswa Untidar Lolos Program Magang di Kementerian ESDM

Tiga orang mahasiswa UNTIDAR berhasil lolos seleksi program GERILYA yang digagas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia. Gerakan Insiatif Tenaga Surya (GERILYA) merupakan program magang yang diselenggarakan Kementerian ESDM bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang mana saat ini sudah memasuki batch ke 4. Seleksi GERILYA batch 4 diikuti oleh 2456 mahasiswa yang berasal dari 280 perguruan tinggi di Indonesia. Seleksi dilakukan dengan berbagai tahapan diantaranya Seleksi Administrasi, Tes Kompetensi Dasar, Tes Essai, dan Seleksi Wawancara.

Program GERILYA merupakan sebuah ruang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman serta peningkatan kemampuan untuk bersaing pada era revolusi industry 5.0. Dari 2456 pendaftar, hanya 62 mahasiswa yang diterima pada program ini. Tahun ini 3 mahasiswa untidar UNTIDAR berhasil lolos, mereka adalah Yogi Indrawan, Dea Sugiyanti dan M. Mujib Burrochman. Ketiganya akan mengikuti serangkaian program untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target bauran Energi pada tahun 2025 sebesar 23%.

Yogi, Dead an Mujib ditempatkan di perusahaan mitra Kementerian ESDM diantaranya Jawin Solar, Adidaya Renewable Energy, dan Energi Lima Pilar. Program Magang akan dilaksanakan selama 5 bulan kedepan. Selamat dan Sukses untuk Yogi Indrawan, Dea Sugiyanti dan M. Mujib Burrochman.

Humas UNTIDAR

Cerita Yeni Lastri Simbolon Ikuti Pertukaran  Mahasiswa Merdeka di Universitas Tidar

Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), adalah salah satu program unggulan Ditjen Diktiristek, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan di luar perguruan tinggi (PT) asal. Melalui PMM, mahasiswa yang lolos seleksi mendapatkan kesempatan untuk belajar di luar kampus, mengeksplor dan mempelajari keberagaman budaya nusantara dan berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

Tahun 2022, selain mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti PMM di luar kampus, UNTIDAR juga menerima 18 mahasiswa PMM dari berbagai kampus di Indonesia. Yeni Lastri Simbolon, mahasiswi program studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Prima Indonesia, Medan, adalah salah satunya. Bagi Yeni bisa kuliah selama 1 semester di UNTIDAR adalah pengalaman yang begitu berharga. Apalagi ini merupakan kali pertama Yeni menginjakkan kaki di pulau Jawa. “Senang sekali bisa menjadi salah satu dari 18 mahasiswa yang asalnya dari Sabang sampai Merauke, yang lolos program PMM di kampus UNTIDAR,” ujar Yeni. “Kesan saat tiba di Magelang, saya tidak menyangka Magelang ternyata kotanya dingin, berbanding terbalik dengan Medan kota asal saya. Sempat syok juga dengan makanan di Magelang yang cenderung manis,” tambahnya.

Yeni juga begitu terkesan dengan masyarakat Magelang yang ramah. “Saat saya hendak pergi ke kampus, banyak yang menyapa, lumayan kaget juga saya, karena di tempat asal, jarang orang menyapa jika tidak saling  kenal,” katanya.

Yeni menuturkan di awal mengikuti PMM, ia harus cepat beradaptasi dengan culture perkuliahan, termasuk beradaptasi dengan teman-temen mahasiswa di prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi UNTIDAR. “Pembelajaran di UNTIDAR begitu menyenangkan. Cara mengajar dosen sangat interaktif, karena mahasiswa sering diajak untuk berdiskusi tentang materi yang dipelajari. Pak Jacobo Sijabat dan Pak Budi Hartono adalah dosen FE UNTIDAR favorit saya,” ujarnya.

“Selama mengikuti PMM, kami juga sudah diajak menikmati megahnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan, uniknya Gereja Ayam Bukit Rhema, juga serunya bermain di Kampung Dolanan. Dari PMM ini saya banyak belajar hal baru, termasuk belajar bahasa dan budaya Jawa. Membuat saya begitu bangga menjadi orang Indonesia yang begitu multicultural,” urai Yeni.  Ia juga merasa beruntung karena bisa memiliki teman baru rasa saudara, sehingga ia tidak merasa kesepian dan sendiri selama di Magelang.

“Ternyata slogan PMM sangat benar adanya,“Bertukar Sementara Bermakna Selamanya.” Saya pasti tidak akan pernah lupa dengan banyak kesan dan pengalaman selama tinggal di Magelang. Kota kecil yang sejuk dan nyaman, yang telah mewarnai masa muda saya selama menjadi mahasiswa,” pungkas Yeni.   

Sharing Rizky Purwa Lestari, Ikuti Program Indonesian Student Mobility Awards di Hongaria

Program Indonesian Student Mobility Awards – Menjadi bagian dalam program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) adalah suatu hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Pada kesempatan emas ini, saya dapat berkuliah di University of Szeged, Hongaria dengan dibiayai oleh LPDP. Di sini, saya masuk ke dalam Juhász Gyula Faculty of Education. Berbagai kegiatan perkuliahan dan kemahasiswaan saya ikuti. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dari hampir seluruh hal yang saya alami di salah satu universitas terbaik di dunia ini, khususnya mengembangkan hard skills dan soft skills. Sistem pendidikannya tidak hanya mengandalkan “buku”, tetapi juga realita di kehidupan yang ada. Saya belajar menjadi seorang mahasiswi yang lebih mandiri. Saya bertemu dengan banyak manusia hebat dari berbagai penjuru dunia. Kami berdiskusi beragam hal yang membuat pikiran dan pandangan saya lebih terbuka. 

Dengan mengadaptasi budaya penduduk lokal yang menjalankan work-life balance, saya berusaha untuk berkegiatan dengan optimal. Dari hal tersebut, saya terdorong untuk menjadi perwakilan para mahasiswa IISMA di sini dalam menyampaikan pidato bertemakan “A Hero Lies in You”, saat perayaan Hari Pahlawan yang turut dihadiri oleh pihak KBRI di Hongaria. Saya senang karena dapat mengharumkan nama Indonesia di hadapan mahasiswa – mahasiswi internasional. Apresiasi berdatangan dari para tamu undangan, juga teman – teman saya lainnya. Tidak hanya itu, saya turut bangga untuk mengenakan dan mengenalkan kain batik. Bersama dengan para mahasiswa IISMA di sini, kami telah mempromosikan budaya Indonesia, mulai dari bahasanya sampai dengan makanannya.

Namun, ada kalanya seorang manusia jatuh. Saya sempat sakit yang mana membuat beberapa aktivitas tidak berjalan secara maksimal. Saat itu, terlintas kata “pulang” di benak saya. Akan tetapi, saya tersadar bahwa “rumah” saya saat itu ialah teman – teman IISMA di sini. Saya bersyukur dapat memiliki teman – teman yang peduli dengan saya ketika jauh dari keluarga di Indonesia. Saya mulai bangkit karena saya tahu bahwa tujuan awal saya ialah untuk menjalankan program IISMA ini dengan sebaik – baiknya. 

Untuk ke depannya, saya ingin terlibat dalam lebih banyak pengalaman internasional. Saya sangat berharap untuk kuliah S2 di Eropa nantinya, terlebih lagi jika mendapatkan beasiswa dari LPDP. Pesan saya kepada setiap orang yang membaca sharing saya ini,  you do not want to regret things you have not done when they are already gone. Jangan ragu untuk mendaftar program IISMA! Selama kesempatan terbuka lebar, di sanalah pengalaman baru menunggu.

Humas UNTIDAR

Mahasiswa Inbound PMM2 Universitas Tidar Kunjungi Candi Borobudur

Magelang – Mahasiswa inbound dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 (PMM2) Universitas Tidar melakukan kunjungan studi ke candi Borobudur yang terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada Minggu (30/10) siang lalu. Sebanyak 17 mahasiswa terlihat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

Novitasari, M.Pd., selaku Dosen Modul Nusantara mengatakan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah sebagai sarana belajar untuk mendapatkan wawasan baru dan sebagai ajang untuk memperkenalkan objek wisata Kabupaten Magelang kepada mahasiswa PMM2 yang notabene berasal dari berbagai Universitas di luar pulau Jawa. “Candi Borobudur dipilih sebagai objek kunjungan karena candi ini merupakan salah satu dari keajaiban dunia warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang wajib untuk dijaga sebagai kekayaan budaya yang ada di Indonesia,” ujar Novitasari, M.Pd. yang diamini oleh Koordinator PMM2 Universitas Tidar, Ikhwan Taufik, S.Pd., M.Eng..

Perjalanan ke Candi Borobudur diawali dari kampus UNTIDAR dengan menaiki “bus kuning kampus”. Kegiatan ini diikuti oleh 17 mahasiswa pertukaran, didampingi oleh 2 dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan satu orang mentor, yaitu mahasiswa dari Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Tidar. Perjalanan ke Candi Borobudur memakan waktu hingga 1,5 jam. Setelah sampai di lokasi, rombongan langsung memasuki kawasan candi dan menggunakan 2 orang guide untuk memandu perjalanan wisata, serta memperkenalkan sejarah Candi Borobudur kepada rombongan.

Natsir, salah seorang guide menceritakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra, kemudian ditinggalkan oleh umat Buddha dikarenakan bencana alam gunung meletus, yang mengakibatkan candi ini terkubur oleh tanah. Candi ini baru ditemukan kembali pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Candi Borobudur telah mengalami 4 kali pemugaran, dikarenakan adanya peristiwa bencana alam dan juga terorisme. Candi ini dikonfirmasi oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang agung, karena arsitekturnya yang sangat indah. Merupakan sebuah keajaiban karena pada zaman itu, manusia dengan teknologi seadanya mampu membangun candi megah yang terdiri dari banyak stupa dan juga ukiran relief pada dinding candi.

Andre, salah seorang mahasiswa PMM2 asal Universitas Islam Negeri Syiah Kuala Aceh, mengaku baru kali ini berkunjung ke Borobudur dan kagum akan bangunan Candi Borobudur. Kunjungan ini akan menjadi momen yang tidak terlupakan dan akan diceritakan kepada teman-teman di kampusnya, setelah selesai 1 semester menempuh pendidikan pertukaran di Universitas Tidar.

Setelah selesai melakukan kunjungan di candi, rombongan ini juga diajak oleh guide untuk mengunjungi museum yang ada di sekitar candi. Di sana diceritakan ulang tentang sejarah candi Borobudur disertai dengan bukti-bukti keajaibannya. Setelah selesai, rombongan langsung menaiki bus untuk perjalanan pulang. Kunjungan ini memakan waktu sekitar 3 jam yang dimulai dari jam 11.00 – 14.00 WIB.

Penulis: Yusna Hidayat

Mentor (Liaison Officer PMM2)

Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Salsabilla Alfida Wulandari Ikuti Magang Bersertifikat di (Junior Digital Executive for Corporate Affairs) PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism)

Salsabilla Alfida Wulandari, mahasiswa program studi Hukum angkatan 2019, berkesempatan untuk mengikuti kegiatan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 3 di PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism), pada divisi Junior Digital Executive for Corporate Affairs selama 5 bulan.

PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism) merupakan salah satu perusahaan start-up di Yogyakarta yang bergerak di bidang pariwisata, dengan mengusung visi dan misi Towards Sustainable Tourism atau pariwisata berkelanjutan.

“Saya sangat bersyukur karena mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Travelxism, Magang di PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism) membuat saya dapat mengembangkan dan menerapkan pengetahuan mengenai hukum sesuai dengan background program studi. Beberapa hal dikerjakan diantaranya mengurus beberapa perjanjian kerja sama, kontrak karyawan, dan nota kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MOU),” tutur Salsa.

“Beberapa perjanjian kerja sama yang saya kerjakan, diantaranya kerja sama yang dilakukan oleh salah satu divisi di PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism) dengan komunitas-komunitas besar di Indonesia, untuk menghasilkan produk-produk seperti tottebag, bucket hat, scraft, dan hand bag, dengan tajuk #SemakinPeka, yang mana produk-produk tersebut dihasilkan dari tanaman rami dan indigofera yang dibuat oleh ibu-ibu terampil di Desa Jlamprang, Kabupaten Semarang,” imbuhnya.

Selain mengurus perjanjian kerja sama, Salsa juga berkontribusi dalam pengarsipan perjanjian kerja sama maupun nota kesepahaman PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism) melalui Google Drive agar rapi, terstruktur dan dapat diakses oleh seluruh karyawan PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism).

Salsa menyampaikan hal lain yang dipelajari di divisi Junior Digital Executive for Corporate Affairs PT Gemilang Media Wisatama (Travelxism) adalah mengenai surat menyurat yang benar, terkait dengan audiensi perusahaan, surat ijin, dan lain sebagainya.  Salsa juga belajar terkait keuangan atau akuntansi perusahaan, termasuk reimbursement maupun pengajuan dana menggunakan proposal.

“Tak hanya itu, selama magang  saya juga belajar membuat press release melalui Linkedin dan melakukan analisis Linkedin. Program magang ini memberikan saya banyak pengalaman guna pengembangan skill yang saya miliki.  Pesan untuk adik tingkat agar selalu mempersiapkan diri untuk mengikuti program-program yang memberikan banyak benefit, salah satunya program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), yang menjadi bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Perbanyak pengalaman untuk dapat melengkapi CV, perbanyak mengikuti program-program yang dapat mengembangkan diri,  selalu semangat dan jangan pernah puas dengan apa yang di dapat. Semua perlu dicoba agar dapat membuka wawasan kita,” pungkas Salsa.

Penulis : Humas

SHARING MAHASISWA UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE, IKUTI PERTUKARAN MAHASISWA MERDEKA DI KAMPUS UNTIDAR

Sejuk dan tenang adalah ciri khas yang begitu terasa, selama tinggal di Kota Magelang, begitu juga siang itu. Minggu, 9 Oktober 2022, waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB, saya bersiap-siap untuk mengunjungi salah satu museum yang berada di kota Magelang, yaitu Museum Oei Hong Djien (OHD). Sebelum ke sana, saya dan teman-teman Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 (PMM 2), diarahkan oleh dosen Modul Nusantara untuk berkumpul di kampus. Sebelum menuju ke Museum OHD, kami makan siang bersama dulu.  

Setelah makan siang, kami langsung menuju Museum OHD, diantar oleh bus kampus UNTIDAR. Jalanan di Kota Magelang cukup sepi, sehingga perjalanan begitu lancar tanpa ada kendala yang berarti. Masyarakat tidak banyak yang keluar rumah, seperti halnya pada hari Senin s.d. Jumat. Namun di sekitaran Alun-alun Kota Magelang cukup ramai warga menghabiskan waktu liburannya di sana. Perjalanan ke Museum OHD cukup dekat, suasana di bus juga menyenangkan, apalagi diiringi musik koplo yang diputar oleh pengemudi bus.

Setelah 20 Menitan, akhirnya kami sampai di Museum OHD. Sebelum masuk, saya dan teman-teman PMM 2 menyempatkan untuk foto bersama di depan  museum. Pengelola Museum OHD sangat baik dalam menjalankan protokol kesehatan. Tersedia tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan kami melewati pengecekan suhu sebelum masuk ruangan.  

Museum yang pernah mendapatkan Rekor MURI di tahun 2012,  dalam kategori gudang tembakau yang dijadikan museum ini, termasuk dalam jajaran museum terlengkap yang ada di Nusantara. Jadi tidak heran ketika masuk ke dalam museum disambut dengan karya-karya seni yang sangat luar biasa, dengan konsep modern kontemporer. Sangat unik dan menyenangkan .

Di awal menjelajah isi museum OHD, pemandu menjelaskan bahwasannya museum ini awalnya merupakan sebuah gedung tembakau, yang dimiliki oleh seorang dokter sekaligus kolektor seni yang bernama Oei Hong Djien.  Beliau sudah mengumpulkan barang seni sejak dari tahun 70-an. Tidak heran jika koleksi yang ada di dalam museum terbilang cukup banyak dan lengkap. Koleksi tersebut memiliki beragam wujud, mulai dari lukisan, seni patung, seni instalasi, bahkan seni media baru.

Kami sangat beruntung karena pada kunjungan kali ini bisa bertemu dengan pendiri Museum OHD. Oei Hong Djien sudah berusia 80-an, namun masih terlihat awet muda, karena menanamkan cinta yang begitu besar pada karya seni. Salah satu karya seni di museum OHD yang cukup menarik perhatian adalah Replika Bumi bermetaphor wayang, dengan kumpulan patung kepala manusia berbentuk tanda tanya di bawahnya. Begitu unik di mata saya

Setelah berkeliling mencermati berbagai karya seni yang ada, kami diarahkan menuju lantai 2, untuk menerima materi inspirasi dengan tema “Kebijakan Bahasa dan Revitalisasi Bahasa Daerah”. Materi disampaikan oleh Duta Bahasa Provinsi Jawa Tengah, yang juga alumnus Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra UNTIDAR, yaitu Leanita Fitria Agustin, S.Pd. Kami memanggilnya kak Lea,. Kak Lea menjelaskan bahwa Kebijakan Bahasa terbagi atas 4 hal, yaitu Pengembangan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Iptekdikbud, Perlindungan Bahasa, Internasionalisasi Bahasa Indonesia, dan Pembinaan Bahasa Negara. Selain itu, kak Lea juga menjelaskan tentang 4 prinsip Merdeka Belajar Revitalisasi Bahasa Daerah. Yang pertama Dinamis atau berorientasi pada pengembangan bukan hanya proteksi bahasa. Kedua Adaptif, yaitu sesuai dengan lingkungan dan situasi penutur. Ketiga Regenerasi, yakni fokus pada penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah. Yang terakhir Merdeka, yaitu berkreasi dalam penggunaan bahasanya.

Setelah menerima materi inspirasi tentang kebahasaan, kami berfoto bersama. Tak lupa saya  mendokumentasikan karya seni yang ada di Museum OHD, karena setiap momen sayang jika tak diabadikan.

Selesai sudah perjalanan ke Museum OHD. Otak berhasil direfresh dengan pandangan baru mengenai dunia seni. Tak terasa hari mulai sore, saya dan teman-teman PMM 2, juga dosen Modul Nusantara meninggalkan museum OHD dengan kebahagiaan, dan kenangan yang akan selalu tersimpan di hati terdalam.

Penulis : Putri Mulyono

Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Jurusan Sastra Indonesia

Universitas Khairun (UNKHAIR), Ternate, Maluku Utara

IMPIAN HASNA NADIA MENGEKSPLORASI SULAWESI, TERCAPAI LEWAT PERTUKARAN MAHASISWA MERDEKA

Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu program bertukar mahasiswa dalam satu semester, dari satu klaster pulau ke klaster pulau lain, yang akan memberikan pengalaman kebhinekaan dan sistem alih kredit sebanyak 20 sks.

Melalui PMM, mahasiswa dapat melatih hard skills dan soft skills, karena di lokasi penempatan mahasiswa akan bertemu dengan lingkungan dan budaya baru, berkenalan dengan teman-teman baru, serta berhadapan dengan banyak tantangan baru. Di sinilah ketangguhan mahasiswa  diuji.

Hasna Nadia, adalah mahasiswa program studi S1 Hukum UNTIDAR Angkatan 2021, yang tahun ini berhasil lolos seleksi untuk mengikuti PMM. “Saya lolos Program Pertukaran Mahasiswa di Universitas Bosowa, yang berada di Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Alasan mengikuti PMM yang paling utama adalah melatih softskills dan hardskills.  Selain itu saya dapat memperluas pengalaman, belajar berinteraksi dan menjalin relasi,” tutur Hasna.

“Awal pendaftaran saya masih bingung apa itu PMM. Setelah banyak mencari informasi dari berbagai sumber, akhirnya memberanikan diri mendaftar, dan alhamdulillah lolos. Setelah melakukan daftar ulang dan pembekalan,  8 September 2022 terbanglah saya ke Makasar. Sungguh seperti mimpi bisa belajar sekaligus healing ke destinasi yang sangat ingin saya kunjungi,” ujarnya.

Saya memilih Pulau Sulawesi karena memang sejak lama sudah penasaran dengan  kota Makasar. Karena sewaktu SMA sempat mempelajari sejarah peminatan, dengan pulau Sulawesi sebagai titik fokusnya. Hal inilah yang melatarbelakangi kenapa memilih Universitas Bosowa,” tambahnya.  

Hasna menceritakan, dalam Program Mahasiswa Merdeka ini ada mata kuliah yang membuatnya sangat bersemangat yaitu  Mata Kuliah Modul Nusantara. “Melalui mata kuliah ini saya memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi sejarah dan budaya Sulawesi. Exiting sekali rasanya bisa menjelajahi tempat-tempat ibadah dan tempat bersejarah di Kota Makassar, seperti Vihara Giri Naga, Monumen Mandala, Gereja Katedral, Klenteng Xian Ma, Benteng Rotterdam, Masjid Cheng Ho, Pantai Losari, Masjid 99 Kubah, dan Lego – Lego.

Saya juga berkesempatan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kabupaten Gowa, seperti masjid tertua di Sulawesi Selatan yaitu Masjid Katangka, Kompleks Makam Raja Gowa, Makam Sultan Hasanuddin, Istana Balla Lompoa, dan Komunitas An Nadzir. Pengalaman yang sangat-sangat berharga. Sangat senang, bersyukur dan rasanya seperti mimpi, selama beberapa bulan memiliki kehidupan baru di lain pulau. Disini dibentuk untuk memiliki jiwa kepemimpinan, mental yang kuat, dan belajar bekerjasama dengan mahasiswa PMM lainnya. Meskipun ada rasa sedih saat harus berpisah dengan orangtua dan anabul saya,” urai Hasna.  

“Universitas Bosowa akan menjadi keluarga kedua setelah UNTIDAR. Semoga melalui PMM ini membuat saya bisa menjadi mahasiswa yang aktif, tangguh dan percaya diri untuk berkarir, dan mengabdi pada masyarakat di kelak kemudian hari,” pungkas Hasna.  

Penulis : Humas