Bantu Membangun Desa Wisata di Kwadungan Gunung, UPT PKPP Melakukan Pemetaan Masalah

Komitmen Universitas Tidar dalam pendampingan desa semakin dikukuhkan melalui Gerakan Kampus Desa. Kwadungan Gunung sebagai desa binaan, pada hari Rabu (15/12) kembali disambangi tim UPT Pengembangan Kewirausahaan dan Pembangunan Pedesaan (PKPP) UNTIDAR dalam kegiatan lanjutan, pemetaan masalah.

Pimpinan UPT PKPP, Dra. Lucia Rita Indrawati, M.Si., dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa tahap pemetaan masalah ini sangat penting untuk pengayaan data. “Potensi, masalah sosial, termasuk keinginan masyarakat, masalah birokrasi, regulasi, dan sebagainya perlu diketahui secara komprehensif agar didapat bentuk dan solusi yang paling tepat sebelum kita melakukan eksekusi.” imbuhnya.

Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari perwakilan BUMDes, pemuka agama, dan masyarakat. Disebutkan bahwa Kwadungan Gunung memiliki beberapa potensi destinasi yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Di antaranya Camping Ground Sedadap dan makam Dusun.  Area Sedadap merupakan area wisata alam berupa tanah terasering yang ditumbuhi pohonan pinus, ikaliptus, edelwise, cempedak, pohon sedadap (pohon endemik). Sedang makam Dusun memiliki potensi daya tarik karena terdapat makam pendiri Dusun.

“Di camping Ground Sedadap telah terbentuk kepengurusan namun tidak efektif karena tugas pokok dan fungsinya belum diatur secara detail dan belum legal (tidak ada SK). Tim kepengurusan tersebut kami sebut sebagai Tim Outbound,” jelas salah seorang peserta.

Kesenian, UMKM, dan kuliner dalam desain besar potensi wisata, perlu diselenggarakan sebagai wisata pendukung. Dari data yang ada, hampir setiap RT di Kwadungan Gunung mempunyai kelompok kesenian berupa tari tradisional, yaitu Kuda lumping, Tari topeng, Angklung, Kobro siswa, dan Bangilun.

Peserta lain menjelaskan, untuk bidang kerajinan, yang ditekuni oleh ibu rumahtangga di Kwadungan Gunung adalah rajutan dan bunga sintesis. “Model bisnis rajutan sudah terbentuk. Suplier mengirimkan benang ke ibu-ibu pengajin, kemudian setelah jadi disetorkan kembali ke suplier. Pengrajin mendapatkan upah sesuai dengan jumlah rajutan yang dibuat. Jenis rajutan yang dibuat adalah tas dan dompet. Sedangkan kerajinan bunga sinstesis dibuat dari limbah plastik. Model bisnis bunga sintesis belum terbentuk. Kendala dari kerajinan ini adalah pemasaran,” lanjutnya.  Peserta tersebut menambahkan, kuliner pada desa Kwadungan gunung adalah Tempe Renyah. Bisnis ini sidah berjalan namun masih dipasarkan pada lingkup warung-warung lokal sekitar desa.

Dalam kesempatan tersebut juga diputuskan langkah yang harus dilakukan untuk pengelolaan wisata di Kwadungan Gunung yang pertama adalah penerbitan SK POKDARWIS di bulan Januari 2022. Pada bulan Februari 2022 membentuk rencana aksi yang melibatkan pengurus dan UMKM setempat. Setelah itu Pelatihan dan pendampingan promosi, legalitas usaha, dan HKI apabila memungkinkan.

Penulis : Tim UPT PKPP

Editor : Danu Wiratmoko

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply