Kemendikbudristek Gelar Kegiatan Tapak Tilas Proklamasi dalam Rangka Peringatan HUT ke-79 RI

Jakarta, Kemendikbudristek – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Museum dan Cagar Budaya unit Museum Perumusan Naskah Proklamasi, menggelar serangkaian kegiatan “Tapak Tilas Proklamasi” yang menjadi agenda rutin untuk mengenang peristiwa bersejarah perumusan Naskah Proklamasi pada Jumat, (16/8). Melalui rangkaian kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mengenal dan menghargai proses perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.
 
Ketua Tim Museum dan Galeri, Zamrud Setya Negara, mengatakan bahwa kegiatan Tapak Tilas Proklamasi bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga sebagai upaya untuk terus menghidupkan semangat perjuangan dan rasa cinta tanah air di hati setiap generasi, terutama bagi generasi muda yang akan meneruskan perjuangan ini di masa depan.
 
“Kegiatan ini menjadi wujud nyata dari penerapan tiga pilar Indonesian Heritage Agency (IHA) yaitu Reprogramming, Redesigning, dan Reinvigorating, yang bertekad untuk mewujudkan museum menjadi ruang berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai sejarah Indonesia,” ujar Zamrud.
 
Zamrud menambahkan, Tapak Tilas Proklamasi dimulai dari berbagai lomba yang melibatkan partisipasi masyarakat umum. Kemudian, acara dilanjutkan dengan Pentas Kesenian, Angklung Kreasi, dan Sosiodrama yang menggambarkan semangat perjuangan bangsa.
 
“Rangkaian kegiatan turut melibatkan lebih dari 700 partisipan yang menunjukkan semangat kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya menjaga memori sejarah bangsa,” pungkas Zamrud.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Vincentius Agus Sulistya, mengungkapkan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk menghidupkan kembali semangat kebangsaan dan memperdalam pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, tentang nilai-nilai perjuangan yang terkandung dalam sejarah bangsa kita.
 
“Kami berharap melalui program ini, tidak hanya dapat meningkatkan kesadaran sejarah, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan tanggung jawab untuk menjaga warisan budaya kita serta memperkaya pemahaman publik tentang nilai-nilai kebangsaan dan kebudayaan Indonesia,” ungkap Agus.
 
Acara puncak dari rangkaian kegiatan ini adalah Pawai Tapak Tilas Proklamasi, dimana para peserta berjalan bersama dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi menuju Tugu Proklamasi sebagai bentuk penghormatan terhadap langkah-langkah yang ditempuh oleh para pendiri bangsa dalam merumuskan proklamasi kemerdekaan. ​​
 
“Dalam perjalanannya, pawai berhenti sejenak di kediaman Bung Hatta (Jl. Diponegoro No. 57) untuk mendengarkan orasi singkat seputar kemerdekaan dari perwakilan keluarga besar Bung Hatta,” imbuh Agus. 
 
Selanjutnya, Meutia Hatta, sebagai perwakilan keluarga Tokoh Proklamator Mohammad Hatta, dalam orasinya menyatakan bahwa setiap tahunnya ia selalu mengikuti kegiatan tapak tilas ini untuk mengenang dan meresapi kembali semangat proklamasi yang begitu penting bagi bangsa kita.
 
“Kita harus terus berjalan dengan semangat yang sama dalam menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan susah payah. Selain itu, kita juga harus menjadi bangsa yang memiliki jiwa perjuangan, karena tugas kita hari ini bahkan lebih berat daripada para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Semangat itulah yang harus kita teruskan dan wariskan kepada generasi mendatang,” tutur Meutia.

Kegiatan ini ditutup dengan meriah dengan “Malam Tapak Tilas Proklamasi” yang berlangsung di halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Acara ini menampilkan musisi Keroncong Tugu, Angelina, dan Efek Rumah Kaca yang membawakan penampilan spesial dalam suasana yang penuh refleksi dan penghormatan terhadap semangat kemerdekaan. Acara ini dirancang sebagai momen yang memadukan seni musik dengan sejarah, menghadirkan pengalaman yang mendalam bagi para peserta untuk meresapi kembali perjalanan bangsa menuju kemerdekaan.