Kampus Mengajar Dukung Transformasi Pembelajaran Digital di Sekolah
Jakarta, Kemendikbudristek – Pelaksanaan penugasan mahasiswa program Kampus Mengajar Angkatan VII telah memasuki minggu keempat. Sebanyak 32.000 lebih mahasiswa yang bertugas di lebih dari 7.000 sekolah penugasan tengah melakukan berbagai rangkaian penugasan, mulai dari observasi hingga penyusunan Rencana Aksi Kolaborasi (RAK), berisikan rancangan program yang akan diimplementasikan oleh mahasiswa selama penugasan dengan berkolaborasi bersama guru dan tenaga pendidik di sekolah penugasan.
Untuk terus mendorong mahasiswa agar mampu menyusun program yang kreatif dan inovatif di sekolah penugasan, khususnya pada pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, tim program Kampus Mengajar telah selesai menyelenggarakan rangkaian coaching clinic secara daring pada 23 Februari 2024 dengan tema “Pemanfaatan Akun Belajar.id untuk Akses Berbagai Layanan Pembelajaran Berbasis Elektronik”.
Kemudian pada 14 Maret 2024 dengan tema “Pemanfaatan Fitur pada Akun Belajar.id dalam Mendukung Transformasi Pembelajaran, dan pada 18 Maret 2024 diberikan materi “Pemanfaatan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran” sebagai tema utama.
“Teknologi kini semakin berkembang pesat. Oleh karenanya, agar tetap relevan dengan perkembangan zaman, proses belajar mengajar perlu melibatkan teknologi dalam melakukan digitalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah hingga siswa-siswi di tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah perlu melakukan transformasi digital,” terang Aswin Wihdiyanto, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus sekaligus Supervisor PDM-03B Transformasi Digital dalam Pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Senin (18/3).
Aswin menambahkan, untuk mendukung proses digitalisasi dan menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemendikbudristek adalah memberikan bantuan peralatan TIK ke berbagai satuan pendidikan. Bantuan tersebut adalah pemberian peralatan TIK sebagai alat bantu belajar-mengajar. “Harapannya, penggunaan peralatan TIK ini dapat berdampak positif bagi kualitas pendidikan di Indonesia,” imbuhnya.
Bersamaan dengan penugasan mahasiswa program Kampus Mengajar yang sebagian sekolahnya merupakan sekolah penerima peralatan TIK, tim program Kampus Mengajar dan PDM-03B menggelar coaching clinic agar mahasiswa bisa membantu guru serta tenaga pendidik untuk bisa memanfaatkan perangkat tersebut dalam proses belajar-mengajar.
Pemanfaatan peralatan TIK ini juga sejalan dengan salah satu tujuan dari penugasan mahasiswa program Kampus Mengajar yakni penguatan pembelajaran literasi dan numerasi peserta didik serta adaptasi teknologi.
“Dengan adanya asistensi dari mahasiswa program Kampus Mengajar, para guru dan murid di sekolah penugasan akan terbiasa memanfaatkan teknologi yang ada, dalam hal ini peralatan TIK, dalam kegiatan belajar sehari-hari. Kolaborasi ini juga penting untuk mempercepat proses transformasi digital,” ujar Aswin menutup sambutannya.
Penugasan mahasiswa program Kampus Mengajar Angkatan VII sendiri akan berlangsung selama 16 minggu yang telah dimulai sejak 26 Februari lalu. Melalui program Kampus Mengajar, Kemendikbudristek memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dengan menjadi mitra guru dalam proses pembelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah sehingga penerima manfaat dari program ini tidak hanya mahasiswa, dan perguruan tinggi, tetapi juga guru, tenaga pendidik, dan sekolah.
Informasi terkait Program Kampus Mengajar bisa diakses melalui tautan https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/mengajar *** (Penulis: Tim MBKM/Editor: Denty A.)