UNTIDAR Uji Coba Mesin 3D Printing Metal Bersama Teknisi Profesional Turki

Dosen Fakultas Teknik, Universitas Tidar melakukan uji coba mesin 3D Printing Metal LPBF (Laser Powder Bed Fusion) bersama Ahmed Sever, seorang application engineer dari Ermaksan Additive.

“Mesin ini adalah terobosan baru dalam teknologi industri manufaktur yang menggunakan prinsip additive manufacturing. Dimana konsep ini sangat sesuai dengan perkembangan teknologi 4.0 saat ini,” jelas Ahmed Server.

Additive manufacturing adalah teknologi yang digunakan untuk membangun objek tiga dimensi (3D) dengan menambahkan bahan secara bertahap dan bertingkat.

“Perkembangan mesin additive manufacturing berkembang cepat di berbagai negara dan mulai digunakan dibeberapa perusahaan terkemuka. Pemanfaatkan teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi,” tambah Ahmed.

Indonesia adalah negara kedua setelah Malaysia di Asia Tenggara yang mulai memanfaatkan teknologi ini. Mesin 3D Printing Metal LPBF hanya ada 2 di Indonesia dan salah satunya ada di UNTIDAR.

Ermaksan Additive adalah bagian dari Ermaksan Machinery yaitu perusahaan yang memproduksi mesin dengan teknologi additive manufacturing 3D logam pertama di Turki.

Faiz Listyanda, S.T., M.Eng., dosen program studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik yang ikut dalam uji coba mesin 3D Printing Metal LPBF, berharap dengan kehadiran mesin ini UNTIDAR kedepannya bisa memproduksi produk yang bentuknya kompleks.

“Dalam dunia medis seperti implan, baik dari tulang, gigi, ataupun bentuk kompleks lainnya yang tidak bisa di machine-ning, nantinya bisa produksi disini, di UNTIDAR. Penjelasan sederhananya, mesin ini mengubah gambar menjadi produk 3D. Mulai dari melelehkan bahan seperti bubuk metal dengan laser lalu mencetaknya sesuai desain yang telah disesuaikan,” jelasnya saat ditemui, Senin (15/01) di Laboratorium Teknik Mesin, Gedung Laboratorium Terpadu, kampus Sidotopo UNTIDAR.

Untuk sementara penggunaan alat ini diperuntukan untuk penelitian dosen, namun tidak menutup kemungkinan mahasiswa juga bisa ikut menggunakannya dengan bergabung dalam tim penelitian dosen.

“Teknologi ini merupakan teknologi terbaru dari dunia manufaktur yang berfungsi meminimalisir bahan mentah sehingga menjadi bentuk tatal maupun baru,” pungkasnya.

 

Penulis :

Eni Octavia Ariyana dan Nikmatur Rohmah

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, Fisipol, UNTIDAR

 

Editor : Humas UNTIDAR