SAMIJEL, PEMANFAATAN LIMBAH MINYAK JELANTAH UNTUK KURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Tergerak untuk ikut andil mengurangi pencemaran lingkungan, 5 orang mahasiswa S1 Pendidikan IPA FKIP UNTIDAR, yaitu Muhamad Ardi Amirul, Arwin Puji Rahayu, Putri Maharani, Ayu Nuryanti, dan Nasyita Oktavia Rahmawati, memiliki ide untuk mengubah minyak jelantah menjadi sabun. “Setelah penggorengan berkali-kali, asam lemak yang terkandung dalam minyak akan semakin jenuh. Minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak. Orang biasa menyebutnya minyak jelantah. Jika minyak goreng bekas tersebut dibuang sangatlah tidak efisien dan mencemari lingkungan, maka dari itu kami berupaya menjadikan minyak jelantah menjadi sabun agar memiliki nilai guna,” kata Muhamad Ardi Amirul selaku ketua tim. Lebih lanjut Ardi menjelaskan, produk sabun dari minyak jelantah ini merupakan inovasi baru yang memiliki keunggulan, yaitu lebih mudah menghilangkan noda minyak. Sabun ini tidak hanya digunakan untuk sabun mandi, tetapi juga dapat digunakan sebagai sabun cuci. Sabun ini berbentuk batangan, sehingga akan mudah dalam penggunaan, dan dirasa lebih hemat jika digunakan untuk menghilangkan noda pada kain.
“Kami menamakannya SAMIJEL atau Sabun Minyak Jelantah. Sabun dibuat dengan dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak. Saponifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak kelapa sawit (trigliserida) dengan alkali (biasanya menggunakan NaOH atau KOH), sehingga menghasilkan gliserol dan garam alkali Na (sabun). Netralisasi minyak merupakan proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak dengan mereaksikan asam lemak bebak tersebut dengan larutan basa atau pereaksi lainnya sehingga terbentuk sabun (soap stock),” jelas Ardi. “Selain untuk mendapatkan keuntungan, tujuan lain dari usaha sabun mandi berbahan dasar minyak jelantah yang kami jalankan adalah mengurangi limbah rumah tangga terutama limbah minyak jelantah, dan kami berharap usaha ini dapat memperbaiki perekonomian,” imbuhnya.
Menurut Ardi, keunikan dari SAMIJEL yaitu dapat digunakan untuk mencuci piring, mencuci baju, membersihkan noda membandel, serta mampu membersihkan bakteri dan virus yang menempel. Sabun berbahan dasar minyak jelantah ini juga menawarkan berbagai macam aroma rempah khas Indonesia seperti temulawak, gingseng, kayu manis, dsb. Strategi pemasaran produk yang dijalankan yaitu dengan menggunakan platform media sosial (Instagram, Facebook, Tiktok, dsb.), dan juga e-commers (Shopee, Tokopedia, Lazada, dsb.). Produk juga dititipkan ke toko-toko kelontong.
“Kami optimis usaha yang kami jalankan ini bisa berkembang sesuai yang diharapkan. Alhamdulillah tim kami lolos P2MW, artinya kami akan mendapatkan pembinaan, mentoring, bimbingan teknis, serta bantuan dana usaha dari Direktorat Belmawa Ditjen Diktiristek. Semoga SAMIJEL bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan produk sabun dengan harga terjangkau, tetapi memiliki banyak manfaat,” pungkas Ardi.
Penulis : Humas
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!