Menggapai Impian: Kisah Dita Raih Beasiswa IISMA

Dita Ariyantika Ramadhani, mahasiswi UNTIDAR program studi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2021 berhasil mendapat beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Program yang diinisiasi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini memobilisasi mahasiswa untuk belajar di universitas-universitas kelas dunia. Lewat beasiswa ini, Dita berkesempatan belajar di Middle East Technology University (METU), Turki selama satu semester.
Dita awalnya tak menyangka dirinya terpilih menjadi salah satu dari 1.692 mahasiswa awardee IISMA. Pasalnya, pendaftar IISMA tahun 2023 ini tercatat mencapai 12.704 mahasiswa dari seluruh Indonesia. Apalagi, antusiasme mahasiswa terhadap program ini semakin meningkat setiap tahunnya.

Seperti beasiswa luar negeri lainnya, pendaftar IISMA perlu mengumpulkan tes profisiensi bahasa Inggris, esai pribadi, dan dokumen-dokumen penunjang lainnya. Salah satu komponen penentu keberhasilan Dita adalah esai pribadi. Dalam esainya, Dita menekankan perjuangan dan prestasinya selama kuliah, kontribusi yang dapat ia lakukan untuk negara tuan rumah dan Indonesia, serta keinginannya untuk berkolaborasi dengan mahasiswa dari berbagai daerah di METU.

“Aku coba nulis tentang kenapa mereka harus pilih aku untuk IISMA. Apa aja sih yang udah aku lakuin selama kuliah, gitu. Nah, kebetulan ‘kan aku prestasinya terbatas. Maksudnya nggak banyak-banyak banget. Jadi aku lebih ceritain ke perjuanganku, how I join any competition or even win that competition. Ya aku lebih kayak tekanin gimana prosesnya dan mungkin itu sih yang mereka lirik dari esaiku,” kata Dita.

Selain itu, mahasiswi asal Malang ini menulis mengenai hal-hal yang ingin dilakukan di Turki selain berkuliah di METU. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, IISMA mengadakan IISMA Challenge yang merupakan ajang promosi budaya di negara masing-masing. Untuk itu, ingin berkolaborasi budaya dengan teman-teman dari Indonesia maupun teman-teman di-universitas tuan rumahnya nanti.

“Kita berasal dari berbagai daerah dan terus aku mikir, masing-masing dari kita bisa bawa satu atau hal yang khas dari daerah kita, misalnya gitu. Enggak melulu tentang promosi kebudayaan, kita juga bisa have fun. Misalnya nyanyi-nyanyi bareng. Aku kepikiran kayak nyanyi lagu daerah kan kebetulan aku dari Jawa Timur nah sedangkan di Jawa Timur ada dangdut. ‘Kan orang Turki atau orang Amerika kan enggak banyak tahu,” jelasnya.

Pertanyaan Mengejutkan
Setelah dinyatakan lolos dalam tahap awal, Dita menghadapi wawancara via Zoom. Seperti wawancara beasiswa luar negeri umumnya, wawancara IISMA menggunakan bahasa Inggris. Beberapa pertanyaan wawancara adalah mengenai kehidupan sehari-hari, esai pribadi yang sudah ia tulis sebelumnya, cara ia bisa mengikuti proses perkuliahan dengan baik, dan cara ia mengatur waktu. Saat itu, Dita sempat menghadapi pertanyaan yang mengejutkan. Pewawancara tiba-tiba bertanya tentang cara Dita mengatur cucian baju.
“Beliau (pewawancara) tanya, ‘Gimana kamu manage laundry-mu?’ Terus aku bilang, ‘Kebetulan saya memprioritaskan waktu belajar, jadi untuk laundry itu saya memakai jasa laundry.’ Aku bilangnya gitu ‘kan, karena that’s the reality. Tapi ternyata bapaknya bilang gini, ‘Oh, kayaknya kamu kurang cocok deh di US karena di US tuh laundry mahal.’ Oh my God! Kayaknya aku salah ngomong deh!” ungkap Dita.

Tanggapan pewawancara sempat membuat Dita merasa bahwa jawabannya kurang tepat. Pengalaman ini menjadi pelajaran baginya untuk lebih hati-hati dalam menjawab pertanyaan. Ia kemudian menyimpulkan, “Andai kata aku enggak dapat tahun ini enggak apa-apa, tahun depan ikut lagi. Tapi aku bilang aku bakalan nyuci baju sendiri.”
Sempat Tak Ingin Kuliah

Ketika SMA, Dita ingin kuliah. Bahkan, ia punya mimpi kuliah di luar negeri. Namun, pada saat itu ia merasa simpatik dengan keadaan keluarga yang belum bisa mendukungnya berkuliah. “Aku mikir, apa aku enggak usah kuliah aja ya karena itu biayanya ‘kan susah ya dari keluarga. Nah terus aku mikir, kayak apa aku ke luar negeri aja, ya. Tapi kuliah di dalam negeri aja enggak bisa banget apalagi kalau ke luar negeri” ungkapnya.

Pikiran itu agak mengganggunya, sampai suatu hari, ia mendapat motivasi dari seseorang yang tak ia kenal. Saat ia sedang berada di sebuah toko fotokopi dan alat tulis, ia bertemu dengan seorang wanita yang tengah menjilid laporan kerja. Tiba-tiba, wanita itu mengajaknya bicara dan bercerita.

“Di tengah-tengah cerita itu kayak dia tiba-tiba kasih sesuatu yang insightful kayak motivasi aku gitu loh. Entah gimana ceritanya dia tiba-tiba bahas tentang kuliah. Dia bilang, ‘Mending kuliah aja mbak, karena kuliah itu investasi terbesar untuk masa depanmu,’ gitu. Terus aku bilang, ‘Kalau kuliah kayaknya susah, Bu. Soalnya orang tua saya kayaknya enggak memungkinkan.’ Terus ibunya bilang, ‘Daftar aja KIP (Kartu Indonesia Pintar), nah terus kalau nanti udah dapat KIP InsyaAllah sama Allah nanti dipermudah semuanya,’ gitu,” terang Dita. Bersyukur, Dita juga mendapat bantuan KIP selama kuliah.

Dita kini memiliki motivasi yang kuat untuk mengejar cita-citanya dalam dunia perkuliahan, bahkan hingga melampaui batas negara. Ia juga sangat berterima kasih kepada kakak tingkat, dosen, dan alumni yang telah memberikan bantuan dan dukungan sepanjang persiapan dan proses seleksi IISMA. Selama perjalanan ini, Dita merasakan adanya timbal balik positif dan merasa bahwa ia tidak berjuang sendirian.

“Aku mau berterima kasih sama beberapa kakak tingkat yang udah bantu aku. Terutama Mbak Jeki atau Mbak Rizki Purwa yang sudah koreksi esai aku, terus bilang, ‘Ini kurang greget,’ atau ‘Ini kayaknya enggak masuk,’ Terima kasih juga untuk Mbak Putri, alumni UNTIDAR yang sekarang lagi di University of Birmingham di United Kingdom yang udah bantu esaiku juga,” kata Dita.

Program IISMA memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa Indonesia seperti Dita untuk belajar di perguruan tinggi internasional dan memperluas wawasan serta keterampilan mereka. Pengalaman Dita dalam IISMA menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk mengikuti jejaknya dan mewujudkan mimpi.

Penulis : Isaka

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply