MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNTIDAR RECYCLE POPOK BAYI MENJADI POLY POK

Di masa sekarang ini, hampir setiap bayi memakai popok sekali pakai (diaper). Bahkan bayi yang baru lahir tak sedikit yang sudah memakainya.  Semakin tinggi angka kelahiran, semakin tinggi popok bayi yang digunakan, efeknya semakin tinggi juga sampah yang dihasilkan. Tingginya limbah popok bayi tentunya menimbulkan ketidaknymanan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlu cara untuk mengatasi permasalahan ini.

Berbekal pengetahuan mengenai cara memanfaatkan popok bayi menjadi alternatif media tanam dan juga sebagai tempat tanaman, 5 orang mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIDAR, yaitu Arditia Tri Nugroho, I’anatul Hidayah, Silvia Dwi Agustia, Dias Dwi Astuti, dan Egi Alifaki, berinisiasi untuk memproduksi Poly Pok, yaitu  inovasi polybag dan pupuk dengan cara recycle diapers. “Ide usaha yang kami tekuni bermula saat kami pulang kegiatan, melewati tepian sungai dan pemukiman, dimana banyak sekali limbah yang ada, salah satunya popok. Timbul inisiatif untuk mengolah limbah tersebut menjadi produk yang bermanfaat. Kami berinovasi untuk membuat polybag dan pupuk dari popok,” kata Arditia.

Ia menguraikan limbah popok bayi digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman karena memiliki keunggulan yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain memiliki kandungan hidrogel yang berfungsi untuk mempertahankan air, limbah popok bayi juga memiliki keunggulan yaitu memiliki urine di dalamnya. “Di dalam urine manusia terdapat tiga unsur hara makro yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium. Diantara sumber unsur hara yang mendominasi adalah nitrogen

,” tutur Arditia mengutip buku (Nawawi dkk., 2019). “Maka dari itu, kandungan urine limbah popok bisa digunakan sebagai pupuk setelah proses pengolahan. Pupuk ini memiliki ciri khas yaitu kelembapan media tanam atau tingkat airnya lebih tinggi dan mampu bertahan lama, sehingga intensitas penyiraman dapat dikurangi, dan dapat menghemat air saat musim kemarau,” imbuhnya.

Usaha yang ditekuni oleh Arditia, dkk. sudah berjalan beberapa bulan dengan memanfaatkan limbah yang ada di sekitar. Usaha ini dijalankan di daerah Magelang Kota, tepatnya di Dumpoh. Poly Puk yang dibuat, tersedia dalam berbagai warna dan bentuk serta ukuran.

PolyPok adalah satu karya wirausaha mahasiswa UNTIDAR yang tahun ini lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha dari Kemdikbudristek (P2MW). “Dengan stimulus dana dari Kemdikbudristek tentu membuat kami bersemangat untuk mengelola usaha ini. Yang jelas, usaha ini akan berdampak bagi masyarakat dan lingkungan, diantaranya: mengurangi limbah popok yang berlimpah, mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan produk (pot) yang ramah lingkungan, dan menghemat biaya pembelian pupuk dan pot untuk tanaman,” pungkas Arditia.  

Penulis : Humas

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply