Kuliah Umum Faperta “Sistem Inovasi Pertanian Kunci Kemajuan Ekonomi Bangsa”
Fakultas Pertanian UNTIDAR menggelar kuliah umum dengan tema ‘Sistem Inovasi Pertanian Kunci Kemajuan Ekonomi Bangsa’. Kuliah umum diadakan di Kampus Terpadu Sidotopo, dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI). Kegiatan yang dihadiri 12 Dosen Agroteknologi dan 79 mahasiswa Agroteknologi semester 4 ini dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P.
Dr. Joko berharap kegiatan ini bisa meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa Faperta. Selain itu ia berharap kegiatan ini bisa turut mendongkrak nilai akreditasi program studi (prodi) yang ada di Fakultas Pertanian. “Dari yang ‘baik’ menjadi ‘baik sekali’, yang sudah ‘baik sekali’ bisa berubah menjadi unggul,” tegasnya.
Narasumber kuliah umum Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin, M.Sc. adalah dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang sangat mumpuni dalam hal sistem inovasi pertanian. Melalui materi yang disampaikan olehnya diharapkan dapat menjadi lahan ide bagi para mahasiswa yang sedang mempersiapkan skripsi atau penelitian lainnya.
Materi yang disampaikan diantaranya mengenai : pertumbuhan rendah pertanian: risiko disrupsi ekonomi, dampak dahsyat perubahan iklim pada produktivitas, arena kebijakan: inovasi, produktivitas dan keberlanjutan, evolusi penyelenggaraaan penyuluhan pertanian, membangun ekosistem inovasi: kemitraan dan jembatan, serta reposisi strategi perubahan kebijakan ke depan.
Prof. Bustanul mengulas materi tentang pertumbuhan pertanian yang masih rendah, sehingga tidak bisa menjadi pendobrak perekonomian Indonesia. Ia menyampaikan bahwa sektor pertanian di tahun 2022 tumbuh 2,25%. Pernah menjadi bantalan resesi ekonomi selama pandemic Covid-19, tapi bukan andalan pengentasan kemiskinan dan pembangunan manusia di Indonesia. “Kelemahan petani kita adalah sulit untuk berinovasi. Konsep pertanian masa depan yaitu kecil tapi cerdas. Petani bekerja dengan menggunakan IT. Petani bisa mengontrol pertaniannya dari jarak jauh menggunakan jaringan wifi yang dirancang sedemikian rupa hanya melalui ujung jari,” urainya. Menurutnya perubahan teknologi yang amat cepat harus diimbangi dengan human investment, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan.
Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan tanya jawab antara narasumber dengan peserta. Di akhir sesi Prof. Bustanul membagikan buku karyanya kepada peserta yang menunjukkan keaktifannya selama sesi diskusi.
(RN/AHM-Humas Pertanian)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!