HARYANTO SEPAKAT MASUKKAN UNSUR KEBUDAYAAN PADA KURIKULUM PENDIDIKAN

MAGELANG – Dewasa ini dapat kita lihat lebih banyak anak muda yang bangga menggunakan baju bernuansa denim/jeans daripada batik atau lurik. Sebagian diantaranya pun menggunakan bahasa asing dan bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari.

“Gak keren kalau tidak mengikuti trend baju luar negeri atau tidak menggunakan bahasa alay,” kata Haryanto Kristanto, Senin (13/06/2016).

Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) jenjang Diploma yang sekaligus mewakili UNTIDAR pada seleksi nasional ini mengangkat fenomena budaya lokal yang mulai tergerus arus globalisasi ke dalam sebuah karya ilmiah berjudul Menjaga Budaya Bangsa dengan Pendidikan Budaya Nusantara Sejak Dini. Menurut mahasiswa jurusan Akutansi semester 4 ini jika tidak dijaga maka besar kemungkinan kebudayaan nusantara perlahan akan tergeser budaya barat bahkan menghilang. Maka itu dengan karya ilmiahnya ini, Haryanto mencoba memaparkan pentingnya memasukkan kebudayaan nusantara pada kurikulum pendidikan.

“Kita dapat mulai memberikan pengarahan dan juga pelatihan-pelatihan kesenian seperti membatik atau menari,” jelas Haryanto.

Pembiasaan atau pendekatan beraneka ragam kebudayaan yang dirumuskan dalam suatu kurikulum mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi diharapkan mampu menumbuhkan sikap cinta kebudayaan lokal.

Berpegang teguh pada pedoman hidupnya never think to be the best but i’ll give the best, Haryanto mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin dalam setiap tahap persiapan seleksi Mawapres tingkat nasional yang akan diumumkan pertengahan Juni ini.

Anak tunggal kelahiran 20 Mei 1996 ini mengaku pernah mengikuti kursus Bahasa Jawa dengan Bapak Ketua RT di lingkungan rumahnya. “Karena saya tinggal dan hidup disekitar pasar (ngasem), berbicara dengan bahasa Jawa itu terkesan lebih ngajeni,” kata Haryanto. Sebagai keturunan etnis Tionghoa kemampuan Haryanto dalam bercakap bahkan berpidato Bahasa Jawa dapat dikatakan lebih fasih daripada teman-teman sebayanya yang asli orang Jawa.

Haryanto merupakan mahasiswa yang memiliki prestasi baik dalam bidang akademik maupun organisasi kemahasiswaan. Dengan segudang kegiatannya di Himpunan Mahasiswa Akutansi (Himakta), Himpunan Mahasiswa Bidikmisi Untidar (Himadiktar), Unik Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKMK) dan English Debat Society (EDS), Haryanto juga aktif dalam kegiatan perkuliahan sehari-harinya terbukti dengan IPK terakhirnya yang tergolong tinggi dan menyandang predikat cumlaude yaitu 3,72.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, seleksi Mawapres Nasional tahun 2016 tiap-tiap perguruan tinggi mengirikan 2 kandidat, satu dari jenjang Diploma dan satunya lagi dari jenjang Sarjana. Wakil Mawapres 2016 dari UNTIDAR adalah Haryanto Kristanto untuk jenjang diploma dan Esterika Denasepti untuk jenjang Sarjana.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply