Dosen Untidar Lolos Hibah Penelitian Ipteks Bagi Masyarakat
Kabupaten Magelang, secara administratif, terbagi menjadi 21 kecamatan terdiri dari 372 desa/kelurahan, termasuk 2 desa persiapan. Dari 21 kecamatan ini 5 diantaranya merupakan kecamatan yang memiliki desa-desa miskin yaitu: Kecamatan Kajoran, Kecamatan Kaliangkrik, Kecamatan Windusari, Kecamatan Ngablak, dan Kecamatan Pakis. DI Kecamatan Kaliangkrik, satu-satunya desa miskin adalah desa Temanggung.
Desa Temanggung memiliki penduduk 1717 KK (data tahun 2013) dengan tingkat pendidikan masih sangat rendah, dari 7.039 jiwa sebagian besar (1860 orang) mempunyai tingkat pendidikan SD dan hanya 19 orang yang lulus SMA. Tingkat pendidikan yang rendah ini dikarenakan rendahnya pendapatan petani, sehingga tidak mampu membiayai anaknya untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, disamping juga rendahnya motifasi orang tua untuk melanjutkan sekolah anak-anaknya (Data perkembangan Desa Temanggung, 2013).
Potensi dari wilayah Desa Temanggung adalah adanya tenaga kerja yang melimpah tetapi dengan tingkat ketrampilan yang rendah. Sebagian besar penduduk usia produktif merupakan lulusan Sekolah Dasar, hanya sebagian kecil saja yang merupakan lulusan Sekolah Menengah maupun Perguruan Tinggi.
Melihat kondisi tersebut, perlu adanya suatu pelatihan yang terstuktur beserta pendampingan yang terpadu untuk memberikan tambahan keterampilan bagi para tenaga kerja. Keterampilan berkomunikasi merupakan satu yang terpenting dalam dunia kerja, apalagi komunikasi dalam bahasa asing terutama bahasa Inggris. Jika para tenaga kerja ini memiliki kemampuan berkomunikasi sederhana (survival language) dalam bahasa Inggris mereka tentu akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi.
Hal inilah yang melatarbelakangi Sri Sarwanti, S,Pd., M.Hum. bersama dengan Lilia Indriani, M.Pd dan C. Prima Ferri Karma, M.Pd. Ketiga nya dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untidar untuk mengusulkan proposal Ipteks Bagi Masyarakat. "IbM DESA TEMANGGUNG, KECAMATAN KALIANGKRIK MELALUI PROGRAM “PENDAMPINGAN SURVIVAL LANGUAGE”. IbM merupakan program Hibah dari Dikti yang dikompetisikan. Proposal diajukan tahun 2014 dan akan didanai tahun 2015.
Pendekatan pengalaman langsung dengan mengenal terlebih dahulu tentang bahasa Inggris sederhana dalam kegiatan yang dikemas dalam kegiatan pengenalan bahasa Inggris yang mudah, menarik dan menyenangkan akan menjadi awal dari keseluruhan kegiatan pengabdian ini. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :
1. Kegiatan AMT untuk mempertajam pola pikir menjadi bisnis oriented dalam bekerja.
2. Melaksanakan FGD untuk menentukan keterampilan berbahasa Inggris yang diinginkan masyarakat.
3. Pemilihan materi, tempat, dan peserta yang akan mengikuti kegiatan pendampingan yang sudah dicapai melalui FGD.
4. Diklat tentang pola dan model pendampingan belajar bahasa Inggris survival yang menyenangkan dan menarik.
5. Pelaksanaan pendampingan belajar bahasa Inggris survival di dalam kelompok pendampingan masing-masing.
6. Pendampingan pemilihan lapangan pekerjaan bagi peserta pendampingan sampai mereka mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kualifikasi mereka dan sebagainya dilaksanakan dalam waktu 10 bulan efektif program IbM.
Luaran yang diharapkan melalui program ini adalah :
1. Timbulnya kesadaran dalam mencari kerja berorientasi bisnis (profit oriented).
2. Setiap anggota mengenali kebutuhan survival language masing-masing yang akan dipelajari di dalam pendampingan.
3. Anggota kelompok memahami pola survival language dan penerapannya dalam dunia kerja.
4. Peningkatan pendapatan dan peningkatan kemampuan untuk bersaing dalam dunia kerja dengan tambahan keterampilan survival language.
5. Membuka cakrawala bagi generasi muda untuk meningkatkan kualitas diri sehingga akan meningkatkan daya jual dan daya saing dalam dunia kerja.
6. Membuka cakrawala bagi anggota kelompok tentang model belajar yang menarik dan menyenangkan.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!