UNTIDAR Gelar Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-44
![](https://untidar.ac.id/wp-content/uploads/2023/05/dies-3-scaled.jpg)
Universitas Tidar menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis UNTIDAR ke-44, di GKU dr. H. R. Suparsono, Selasa (2/5). Acara dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, perwakilan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UNTIDAR. “Syukur alhamdulillah, hari ini lembaga pendidikan tinggi milik kita bersama, sejak berdirinya sebagai UTM (Universitas Tidar Magelang) pada tanggal 2 Mei tahun 1979, dan kemudian bertransformasi menjadi UNTIDAR dengan status negeri pada bulan April tahun 2014, secara utuh telah berusia 44 tahun. Usia yang tidak sedikit jika dihitung dari kiprahnya dalam berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa serta masyarakat Magelang pada khususnya,” urai Prof. Sugiyarto, M.Si. saat menyampaikan laporan tahunan rektor 2022-2023.
Rektor mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah menorehkan jejak karyanya di Universitas Tidar. Capaian tersebut dapat dilihat dari kenaikan jumlah mahasiswa setiap tahunnya, prestasi mahasiswa, peningkatan ranking SIMKATMAWA, penambahan jumlah program studi baru, hingga perluasan jaringan kerja sama dalam dan luar negeri. Semangat ini diharapkan terus dijaga, terutama untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. “Untuk itu, mari ke depan kita bekerja lebih baik lagi, berkhidmat bersama untuk satu UNTIDAR, dengan menanamkan sungguh-sungguh nilai-nilai TIDAR, yaitu tangguh, integratif, dedikatif, aktif, dan responsif, serta core commitment pada QSTAR, yaitu quality, synergy, transformation, acceleration, relevance, serta reputation,” pungkas Rektor.
Ucapan selamat juga disampaikan oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dr. Ir. Sri Gunani Pratiwi, M.T. “Semoga Universitas Tidar semakin maju, semakin sukses ke depannya dan terus memberikan kontribusi terbaiknya untuk bangsa dan negara,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Universitas Tidar telah berupaya membangun diri melalui tridharma perguruan tingginya dan juga mencetak generasi masa depan bangsa yang unggul, kompeten, dan relevan dengan kebutuhan masa depan bangsa.
Selain itu, Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Dr. Lukman, S.T., M.Hum. dalam sambutannya juga mendukung tema Dies Natalis kali ini, yakni ‘Peningkatan Kualitas Universitas Tidar Melalui Aktualisasi Sumber Daya Kearifan Lokal’. Menurutnya, usaha tersebut dapat menjadi capaian membanggakan.
“Visi menjadi universitas unggul bidang kewirausahaan berbasis sumber daya dan kearifan lokal harus kita dorong untuk bisa terwujud, di mana indikator keberhasilannya dapat dilihat dari lulusan yang akan menjadi entrepreneur-entrepreneur muda yang akan menyiapkan lapangan pekerjaan, sehingga tidak ada lagi pengangguran-pengangguran yang intelek. Menggali terus sumber daya dan kearifan lokal yang didorong dengan inovasi dapat menghasilkan produk-produk yang membanggakan. Itu terus kami tunggu dari Universitas Tidar,” jelasnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan orasi ilmiah oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Dalam orasinya, ia menyampaikan tentang pentingnya civitas akademika memiliki pemikiran yang berkembang, terutama di era disrupsi seperti saat ini. “Lembaga kampus tidak hanya sibuk dengan proses belajar mengajar, tetapi setidaknya lembaga risetnya harus berkembang. Lembaga riset sebagai lembaga diskusi untuk membaca apa yang tengah berlangsung. Dengan demikian diperlukan growth mind, open mind, pikirannya terbuka,” jelasnya.
Menurutnya, terbentuknya sebuah kebijakan harus didasari dengan data dan riset. Oleh karena itu, akademisi harus kritis, tidak boleh bersifat ideolog dan close minded (berpemikiran tertutup), dan menjadi pembelajar berkelanjutan. Kebiasaan tersebutlah yang turut menentukan kualitas lulusan perguruan tinggi. “Target universitas jangan hanya jumlah wisudawan yang dihasilkan. Tapi yang kita pertimbangkan adalah bagaimana profil, output, dan kualitas wisudawan. Di sini perlu ada profiling alumni dan tahu sebarannya ke mana saja. Itu juga akan membantu asesmen kurikulum kita, apa yang perlu disempurnakan lagi,” urainya.
Di akhir orasi, ia berpesan agar keindonesiaan tetap harus ditanamkan oleh seluruh civitas akademika UNTIDAR. Sebab, perasaan cinta bangsa yang disertai prestasi dan ilmu akan terus bermanfaat.
Humas UNTIDAR