UKM IQSAN UNTIDAR KENALKAN PEMBUATAN WAYANG PLASTIK DI KELURAHAN TIDAR UTARA
![](https://untidar.ac.id/wp-content/uploads/2022/10/WhatsApp-Image-2022-10-18-at-14.41.01.jpeg)
Unit Kegiatan MahasiswaIlmu Al-Qur’an dan Seni Rebana (UKM IQSAN) UNTIDAR melaksanakan program pengabdian masyarakat di Kampung Gumuk Sepiring, Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa). Tim UKM IQSAN mengenalkan pembuatan wayang dari plastik bekas. Sasaran program adalah 20 orang warga yang bermatapencaharian sebagai pemulung. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas pemanfaatan sampah plastik.
“Program ini berawal dari banyaknya warga Kampung Gumuk Sepiring yang bermata pencaharian sebagai pemulung. Kita pun memiliki gagasan untuk meningkatkan nilai tambah dari sampah khususnya plastik yang telah mereka kumpulkan,” ujar Ketua PPK, Rifqi Tiara Febriyanti (Kiki)
Pelatihan pembuatan wayang dari plastik ini merupakan program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Kemenristekdikti. Kiki dan tim mengajak warga Kelurahan Tidar Utara khususnya warga di Kampung Gumuk Sepiring untuk menghasilkan produk wayang dari sampah plastik. Kiki melaksanakan program pelatihan ini bersama 14 orang anggota tim yang berasal dari berbagai prodi, dibimbing oleh Novitasari, M.Pd. (dosen prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). Program berlangsung dari bulan Juli s.d. Desember 2022, dengan Kelurahan Tidar Utara sebagai desa mitra.
Kiki menjelaskan, program pelatihan pembuatan wayang dari plastik juga merupakan upaya melestarikan budaya Jawa, dan bisa turut mendukung langkah untuk mewujudkan Gumuk Sepiring sebagai kampung wisata.
![](https://untidar.ac.id/wp-content/uploads/2022/10/WhatsApp-Image-2022-10-18-at-14.41.00-741x417.jpeg)
“Pembuatan wayang diawali dengan pengumpulan limbah plastik terlebih dahulu. Setelah terkumpul, plastik disatukan dengan menggunakan setrika. Proses penyetrikaan plastik dilakukan satu per satu agar setiap lapisan plastik bisa merekat dengan baik. Plastik yang digunakan dalam pembuatan satu wayang sekitar 10 lapis, sehingga lapisannya akan tebal dan kokoh,” tutur Kiki.
Lebih lanjut ia menjelaskan, tahap pembuatan wayang setelah proses setrika ialah pembuatan pola. Setelah pola wayang jadi, dilanjutkan dengan proses pemotongan, lalu pewarnaan. “Pewarnaan pada wayang disebut juga dengan proses sungging. Setelah proses sungging, kita buat bentuk detail dari wajah, pakaian, bentuk tangan, dan lipatan-lipatannya secara terperinci. Terakhir, proses pemasangan bagian lengan pada wayang dan pemasangan bamboo pada wayang agar bisa dimainkan. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap Minggu. Harapannya, produk wayang ini dapat dijual ke pasaran baik secara offline maupun online,” urai Kiki.
Selain memberikan pelatihan pembuatan wayang plastik kepada warga, tim PPK UKM IQSAN UNTIDARjuga mengenalkan kepada warga tentang kebudayaan Islam, yaitu seni rebana. Diharapkan seni rebana bisa menarik empati warga untuk terus aktif dalam pelatihan pembuatan wayang plastik, selain itu sesuai dengan visi misi UKM IQSAN untuk terus mengembangkan ilmu Al-Quran dan Seni Rebana.
Penulis: Izzudin Abdul Faroj, Arinda Hikma Wati.
Editor : Humas UNTIDAR