Kisah Nur Listia dan Alya Berbagi Ilmu di Lereng Gunung Merbabu
Nur Listia dan Alya Putri Ramadhani merupakan mahasiswa semester 4, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTIDAR. Nur Listia dan Alya berkesempatan mengikuti salah satu program Kampus Merdeka, yaitu Kampus Mengajar Angkatan 5. Bagi Nur Listia dan Alya, Kampus Mengajar merupakan perjuangan pendidikan bagi mereka yang jauh dan kesulitan dalam mendapatkan ilmu pendidikan.
Nur Listia dan Alya bertugas di salah satu sekolah terpencil di kaki Gunung Merbabu, yaitu SD Negeri Soronalan 2 Sawangan. “Melewati jalan menanjak bukanlah sebuah rintangan bagi saya dalam membantu guru dan pemerintah dalam meningkatkan literasi dan numerasi pada siswa. Pengabdian ini merupakan hal yang paling berkesan dalam hidup saya, bertemu dengan para siswa yang memiliki mimpi tinggi tetapi terhalang oleh banyak sebab. Sangat menyenangkan bisa bertemu dengan warga sekitar sekolah yang menerima baik kehadiran saya dan rekan-rekan dalam bertugas. Kehadiran kamipun diterima baik oleh guru SD Negeri Soronalan 2 Sawangan,” urai Alya.
Senada dengan Alya, Nur Listia juga merasakan hal serupa. “Saya begitu senang saat bertemu dengan anak-anak SD Negeri Soronalan 2. Ini merupakan hal baru untuk saya dan rekan lainnya. Disana banyak anak-anak yang masih minim akses pendidikan, disebabkan oleh lingkungan sekitar yang kurang mendukung. Meski demikian, banyak prestasi yang mereka raih, terutama dalam bidang seni dan budaya,” urainya.
Nur Listia menuturkan bahwa SD Negeri 2 Soronalan merupakan sekolah dengan segudang prestasi seni budaya yang membanggakan. Ini karena kesenian di lereng gunung Merbabu masih terjaga dengan baik. “Kesenian memang wajib dilestarikan, namun pendidikan juga merupakan hal penting bagi mereka untuk masa depan yang lebih cerah,” tegas Nur Listia. “Karena itu kami mencoba untuk memberi inspirasi dan motivasi kepada warga sekitar terkait pentingnya pendidikan untuk ditekuni dan mendapatkan perhatian serius,” imbuhnya.
Alya menuturkan bahwa SD Negeri Soronalan 2 tidak memiliki guru Bahasa Inggris, sehingga ia juga ditugaskan untuk mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. “Saya bertugas mengisi Bahasa Inggris di kelas 6, dan hal yang membuat saya terkejut adalah mereka mengatakan ini adalah pertama kalinya mereka memahami pelajaran bahasa Inggris, karena sebelumnya mereka tidak pernah sekalipun mendapatkan ilmu bahasa Inggris,” kisah Alya.
“Salah satu siswa berkata ‘kalo tidak ada mba, kami tidak bisa belajar bahasa Inggris’, dalam hati saya sangat senang, bahwa kehadiran kami ternyata memberikan dampat positif bagi mereka. Pengalaman ini membuat pemikiran saya lebih terbuka dan sadar bahwa ternyata masih banyak anak-anak di daerah terpencil yang membutuhkan bantuan uluran tangan pemerintah dan kami mahasiswa,” ujar Alya.
Selain mengajar, Nur Listia, Alya, dan 2 rekan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Magelang, bersama sama membantu guru dalam meningkatan literasi siswa dengan pengoptimalan pojok baca yang berfungsi sebagai tempat membaca para siswa.
Alya dan Nur Listia sepakat sangat mendukung program Kampus Mengajar, karena dengan program ini dapat membantu pemerintah dalam pemerataan pendidikan di Indonesia.
Keduanya berharap program Kampus Mengajar kedepannya dapat menjadi program yang lebih
baik dan berdampak bagi siswa-siswi serta lingkungan sekitarnya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!