Mendiktisaintek Dorong Pengembangan Semikonduktor dan Artificial Intelligent (AI) sebagai Penggerak Teknologi Masa Depan

Jakarta – Dalam rangka menggali lebih dalam peran semikonduktor dan Artificial Intelligent (AI) sebagai penggerak revolusi teknologi masa depan menuju Indonesia emas, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro hadir dalam seminar yang di gelar oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Perpustakaan Nasional, DKI Jakarta pada Rabu (15/1).

Sebuah inovasi tercipta sering kali berbasis dari apa yang para peneliti kuasai. Menteri Satryo mengajak para ahli untuk beranjak dari permasalahan yang ada dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut, sehingga hasilnya berdampak langsung kepada masyarakat.

“Inovasi harus mengacu pada paradigma transformasi. Jadi, fokus riset berbasis masalah. Kita berangkat dengan masalah dulu,” ujar Satryo.

Indonesia saat ini sedang berupaya keluar dari middle income trap. Dari hasil pengamatan, banyak kalangan di Indonesia yang masih memiliki produktivitas yang rendah.

“Kalau tidak di-handle dengan baik, kita mendapatkan musibahnya daripada manfaatnya. Terkait dengan delapan misi Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Asta Cita, Ada tiga misi yang Kemdiktisaintek emban,” ujarnya.

Tiga misi tersebut adalah memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru; memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas; serta melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Menteri Satryo menyampaikan dari RPJMN 2025-2029 dan Asta Cita yang telah digariskan pemerintah, ada pula rumusan dari Kementerian Investasi terkait sembilan sektor investasi prioritas. Semikonduktor termasuk di dalamnya. Semikonduktor di Indonesia berpeluang besar, karena bahan bakunya tersedia di tanah air, seperti silika, lembaga, bauksit, dan emas.

“Kita punya pasir kuarsa SiO2, dan itu ada 27 miliar ton, serta cadangan 330 juta ton yang tersebar di 23 provinsi. Kemudian pasir kuarsa dapat diolah menjadi silikon sebagai bahan utama chip semikonduktor. Semikonduktor, istilahnya merupakan minyak bumi baru dengan nilai pasar USD 592 miliar,” ungkapnya.

Namun, menurutnya terdapat tantangan lain, yaitu SDM yang terbatas, teknologi, dan infrastruktur yang kurang memadai.

“Kita bisa siapkan dengan regulasi. Kita siapkan bina talenta, kita develop talenta untuk AI dan semikonduktor, tambahkan riset dan pengembangan, itu harus. Kita punya industri yang deep tech, high edit value, dan kita juga hilirisasi, itu juga penting,” terang Satryo.

Mendiktisaintek juga menegaskan isu terkait ketahanan pangan, ekonomi hijau, kreatif, digitalisasi, kesehatan, visualisasi bisa diselesaikan dengan memanfaatkan AI dan semikonduktor, serta revolusi teknologi masa depan berbasis riset, sehingga menopang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

“Ke depan, sebetulnya perindustrian sudah mengantisipasi dengan diperkenalkannya TKDN bukan hanya hardware. Tidak ada komputer tanpa software and there is no software without computers,” ujar Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.

Menko Airlangga menyampaikan bahwa  Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Bila dilihat dari kontribusi ekonomi digital, diperkirakan 9% dari PDB Indonesia di tahun 2024. Ia berharap dapat meningkatkan kontribusi ini menjadi 13% di tahun 2030 dan mendekati 20% di 2045.

“Kalau dari pabrik langsung ke konsumen untuk fast moving consumer goods. Dengan adanya digitalisasi, sangat dimungkinkan. Dan ini cost delivery mulai dari pabrik sampai ke consumer akan menjadi dekat,” ungkapnya.

Ketua AIPI, Daniel Murdiyarsopun  berharap seminar semacam ini bisa terus difasilitasi oleh AIPI yang memang menempatkan diri sebagai wadah, di mana semua stakeholder yang terkait dengan ilmu pengetahuan bisa berdialog dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan masyarakat.

Undang Pakar Kecerdasan Otak, Kemdiktisaintek Selenggarakan Kuliah Umum Pengaruh Musik terhadap Otak dan Kesehatan

Denpasar – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berkolaborasi dengan Tsinghua University dan Tsinghua Southeast Asia Center menyelenggarakan kuliah umum tentang pengaruh musik terhadap kecerdasan otak dan Kesehatan, Minggu (12/1).

Pada kuliah umum bertajuk “Music and Brain: How Does Music Influence The Brain And Health?” Kemdiktisintek mengundang Direktur Laboratorium Otak dan Kecerdasan Tsinghua Prof. Xiaoqin Wang sebagai narasumber untuk memberikan pemahaman kepada Masyarakat dan komunitas akademik mengenai hubungan antara musik, otak, dan kesehatan.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menyampaikan bahwa musik merupakan satu hal yang disukai masyarakat umum. Musik membutuhkan proses otak, dan berdasarkan penelitian,  musik memiliki pengaruh pada proses otak dan kesehatan. Stella Christie menjelaskan bahwa kegiatan kuliah umum ini merupakan upaya Kemdiktisaintek memberikan akses informasi kemajuan sains dan teknologi kepada masyarakat dan komunitas akademik.

“Musik adalah salah satu hal yang disukai masyarakat umum. Musik juga membutuhkan proses oleh otak dan berpengaruh dalam kecerdasan dan kesehatan. Kegiatan diseminasi sains ini selaras dengan visi Bapak Presiden yaitu memberikan akses sains dan teknologi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Melalui acara ini kita jadi mengetahui bagaimana otak bekerja saat kita memainkan atau mendengarkan musik,” ujar Stella.

Lebih lanjut Stella Christie menjelaskan bahwa kegiatan kuliah umum ini merupakan suatu perwujudan implementasi dua Asta Cita yaitu Asta Cita keempat dan kedelapan. Asta Cita keempat berfokus pada pembangunan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan untuk Asta Cita kedelapan berfokus pada pembangunan budaya. Dengan menjadikan ilmu pengetahuan dan budaya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, diharapkan Indonesia dapat tumbuh menjadi bangsa yang kuat yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan budaya.

“Kegiatan hari ini merupakan sinergi antara Asta Cita keempat dan Asta Cita kedelapan. Sains dan budaya merupakan sesuatu yang universal. Dengan acara ini diharapkan dapat menyatukan ilmu pengetahuan dan budaya sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dengan menyadari hal itu, diharapkan kita dapat tumbuh sebagai bangsa yang kuat berbasis pada budaya dan ilmu pengetahuan,” jelas Stella.

Sementara itu Xiaoqin Wang menjelaskan bagaimana cara kerja perangkat FNIRS (Functional Near-Infrared Spectroscopy). Alat ini merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengukur aktivitas otak. Alat ini bekerja menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau jamak disebut Artificial Intelligent System.

“Artificial Intelligent System sebenarnya bukan sepenuhnya sebuah kecerdasan, tapi merupakan  sebuah sistem komputer yang cukup canggih yang membuat kita mampu menggunakan semua pengetahuan yang ada”, jelas Xiaoqin Wang.

Lebih lanjut Xiaoqin Wang menjelaskan bahwa dalam pendekatan untuk memahami tentang kecerdasan biological dapat dilakukan melalui pembelajaran tentang musik. Beliau juga membagikan pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya otak kita bekerja. Beliau mengasumsikan musik ibarat sebuah pesan yang menyentuh jiwa kita.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahanan hubungan sains dan teknologi di Indonesia dengan bidang kesenian khusunya musik dan bidang neurologi, juga meningkatkan pemahaman publik mengenai manfaat musik terhadap otak dan Kesehatan.

Kemdiktisaintek Buka Peluang Kerja Sama Riset Multiplier Effect di Bidang Ekonomi Kreatif

Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro menerima audiensi dari Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf), Yovie Widianto, di kantor Kemdiktisaintek, Selasa (7/1). Kedatangan Stafsus Presiden Yovie Widianto bertujuan untuk bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi terkait riset Multiplier Effect dari Festival Musik Indonesia dalam Bidang Ekonomi Kreatif.

“Kami saat ini sedang mencoba untuk masuk ke perguruan tinggi, karena kami sudah beberapa kali mencoba melakukan kerja sama riset, bagaimana multiplier effect sebuah festival musik di Indonesia dalam bidang ekraf,” tuturnya.

Dirinya juga menambahkan bahwa akan menjadi sangat menarik sekali ketika ternyata antusiasme ekonomi kreatif ini menjadi lebih tinggi ketika memasuki area lain, seperti ke kampus-kampus.
“Di samping itu kita bisa mendapatkan akurasi data yang bagus perlokasi daerah atau yang menjadi tempat penelitian dari kampus-kampus. Mungkin dari sini kita bisa kembangkan untuk bekerja sama sebagai program Kemdiktisaintek,” ujar Stafsus Yovie.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Satryo mengatakan bahwa di kampus ada macam-macam unit kesenian. Di Indonesia sendiri ada beberapa institut seni dan budaya, dimana terdapat program studi yang berfokus pada musik.

“Kampus-kampus bisa membuka peluang bekerja sama dan berkolaborasi. Yang terpenting kerja sama dapat bermanfaat bagi keduanya, yakni bagi masyarakat dan kampus,” tegasnya.

Tim stafsus bidang ekraf Presiden pun menambahkan bahwa mereka ingin mencoba untuk melibatkan dari sejak awal bagaimana kampus-kampus juga dapat menggelorakan penguatan ekonomi kreatif sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam pertemuan ini Mendiktisaintek menekankan bahwa yang menjadi titik berat adalah bagaimana multiplier effect penelitian dari sebuah festival musik bisa berpengaruh terhadap ekonomi kreatif bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penelitian penting untuk dilakukan lewat kerja sama dengan kampus atau perguruan tinggi, dengan harapan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, mahasiswa, dan Perguruan Tinggi.

Menteri Satryo juga memberikan pesan bahwa riset ekonomi kreatif juga bisa mengangkat kreatifitas di daerah sehingga program ini juga nantinya turut dijalankan di berbagai Universitas daerah.

Harapan bersama disampaikan kedua pihak dimana nantinya ekraf harus menjadi salah satu tulang punggung dari pembangunan ekonomi. Berangkat dari kampus, berangkat dari mahasiswa, dan berangkat dari penelitian.

Kemdiktisaintek Siap Dukung Pencapaian Ketahanan Pangan

Jakarta – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi siap mendukung pencapaian ketahanan pangan. Hal ini disampaikan perwakilan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Fauzan Adziman saat Taklimat Media 2025 “Arah dan Kebijakan Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025”, Jumat (3/1).

Fauzan Adziman menyoroti bahwa beberapa komoditas pangan penting Indonesia, pemenuhan suplainya masih tergantung impor. Untuk itu, diperlukan berbagai langkah strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan, salah satu strateginya adalah dengan pengembangan benih unggul. Pengembangan benih unggul di Indonesia masih sangat terbatas dan masih banyak tergantung pada benih impor. Untuk itu, perlu digalakkan riset dan inovasi untuk menghasilkan benih-benih unggul untuk berbagai komoditas pangan yang penting.

“Kami sudah bertemu dengan lebih dari 25 pakar dari perguruan tinggi untuk membahas strategi-strategi yang dapat dikembangkan. Sejauh ini, strategi penting nomor satu adalah benih unggul,” ujar Fauzan Adziman.

Strategi berikutnya adalah intensifikasi. Strategi ini perlu digunakan karena dapat diimplementasikan tanpa memperluas lahan areal tanam. Strategi ini lebih mengutamakan penggunaan teknologi dalam budidaya pertanian. Fauzan Adzimen mencontohkan, di Bondowoso produksi padi jika tanpa dilakukan intensifikasi, sawah hanya bisa menghasilkan gabah 5 ton per hektare. Dengan implementasi intensifikasi pertanian berbasis riset organik, produksi bisa meningkat  menjadi 8 ton per hektare.

Peran riset dalam upaya mencapai ketahanan pangan adalah untuk meningkatkan nilai tambah baik dalam hal produktivitas benih melalui teknologi genomics. Selain itu riset juga berperan dalam optimalisasi penggunaan lahan melalui implementasi berbagai teknologi baik berbasis internet of things (IoT) dan juga kecerdasan buatan.

“Jadi tanpa memperbesar lahan, namun dapat meningkatkan produktifitas pertanian yang bermuara pada pencapaian ketahanan pangan,” jelas Fauzan Adziman.

Sementara itu, plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemdiktisaintek menjelaskan bahwa permasalahan tunjangan kinerja (tukin) dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemdiktisaintek telah menjadi perhatian khusus Mendiktisaintek. Bahkan di setiap pertemuan dengan DPR maupun DPD, isu ini menjadi salah satu topik pembahasan.

Togar meluruskan bahwa regulasi terkait tukin sudah ada sejak nomenklatur Kemristekdikti. Namun ketika terjadi perubahan nomenklatur Kementerian, belum ada perubahan nomeklatur maupun kejelasan kebijakannya sehingga belum dapat dianggarkan. Ini adalah perjuangan bersama.

“Regulasi tukin ini sudah ada sejak Kemristekdikti. Informasi yang kami peroleh, Kemenkeu sudah memperingatkan terkait permasalahan tukin ini, namun waktu itu tidak ditindaklanjuti dalam dua hal yaitu kejelasan keberlanjutannya dan kejelasan kebijakannya. Kementerian terdahulu tidak bisa menganggarkan karena nomenklatur dan kejelasan kebijakannya tidak ada,” ucap Togar.

Kemdiktisaintek saat ini telah menghitung kebutuhan anggaran untuk pembayaran tukin dosen mencapai sekitar 2,8 triliun rupiah. Besaran ini belum masuk dalam penganggaran tahun 2025. Untuk itu, Kemdiktisaintek berupaya mengusulkan alokasi tukin dosen masuk dalam anggaran tambahan ke Badan Anggaran (Banggar) DPR dan Kementerian Keuangan. Togar menegaskan bahwa Kemdiktisaintek akan mengikuti prosedur penganggaran belanja negara dalam proses pengusulan alokasi anggaran untuk pembayaran tukin dosen.

“Terkait tukin dosen, Kemdiktisaintek mengikuti prosedur penganggaran belanja negara. Memang di tahun 2025 belum ada alokasinya. Untuk itu kita usulkan sebagai anggaran tambahan ke Banggar DPR dan Kementerian Keuangan dan tetap memerlukan Peraturan Presiden,” jelas Togar.

Mendiktisaintek Sampaikan Paradigma Transformasional Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi

Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro sampaikan arah dan kebijakan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi dalam acara Taklimat Media 2025 Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pada Jumat, (3/1).

Menteri Satryo menyampaikan tentang paradigma baru kebijakan pendidikan tinggi dalam mendukung Asta Cita, 8 program hasil terbaik cepat, 17 program prioritas, dan tantangan strategis bangsa Indonesia.

Mendiktisaintek berpendapat bahwa pendidikan tinggi harus berdampak kepada pembangunan nasional. Oleh  karena itu, Kemdiktisaintek terus berupaya memaksimalkan dukungan sains dan teknologi.

“Kami ingin memastikan bahwa Kementerian kami ini mampu untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai agen pembangunan ekonomi, supaya pendidikan tinggi mampu memberikan pada masyarakat kita suatu dampak yang lebih baik ke depan,” ujar Satryo.

Dalam paparannya Menteri Satryo menjelaskan peran Kemdiktisaintek pada visi presiden dan wakil presiden yaitu Asta Cipta, 8 program hasil terbaik cepat, dan 17 program prioritas yang akan melibatkan Ditjen Pendidikan Tinggi, Ditjen Sains dan Teknologi, dan Ditjen Riset dan Pengembangan.

“Kita akan lihat mana-mana yang menjadi tugas kami di Kementerian. Dari 8 visi Presiden-Wakil Presiden (Asta Cita), maka kami terlibat di tiga Asta Cita, tiga misi,” ujar Satryo.

Pada Asta Cita, Kemdiktisaintek mengambil peran pada nomor 2 tentang memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa. Kemudian di nomor 4 tentang pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, dan nomor 5 tentang hilirisasi dan industrialisasi.

Dalam mewujudkan fondasi Indonesia Emas 2045 melalui kontribusi 8 program hasil terbaik cepat, Kemdiktisaintek berperan dalam mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional. Selain itu, Kemdiktisaintek berusaha membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di provinsi, dan memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi.

Menurut Menteri Satryo, dalam 17 program prioritas, Kemdiktisaintek berperan dalam membangun bangsa dan negara sesuai dengan mencapai swasembada pangan, energi, dan air, penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi. Selain itu, menurutnya juga terkait penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak, serta penyandang disabilitas.

“Kemdiktisaintek juga berperan mengenai pelestarian lingkungan hidup serta melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan Sumber Daya Alam (SDA) dan maritim,” terangnya.

Sementara itu, Wamendiktisaintek, Fauzan, menegaskan bahwa program-program yang telah disusun Kemdiktisaintek sangat mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Menurutnya struktur Kementerian perlu disesuaikan, mulai dari staf, sumber daya, dan lainnya dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas kerja.

“Kebermanfaatan ke masyarakat dalam rangka mendukung Asta Cita Pak Presiden ini menjadi salah satu prioritas yang menjadi atensi, menjadi perhatian bagi perguruan tinggi,” ujar Fauzan.

Pada kesempatan yang sama, Wamendiktisaintek, Stella Christie juga memaparkan bawah Kemdiktisaintek bertugas untuk membangun ekosistem yang mendukung pertumbuhan sains dan teknologi. Beliau melihat potensi bahwa Indonesia mempunyai banyak individu yang tersebar di berbagai perguruan tinggi yang sangat mumpuni.

“Kita mempunyai ilmuwan-ilmuwan yang sangat mumpuni, yang sangat pakar pada bidangnya. Saya sudah beruntung bertemu dengan banyak ilmuwan-ilmuwan tersebut dan inilah yang perlu kita bangun, yaitu bagaimana kita bisa membangun kondisi yang mendukung pertumbuhan setiap individu tersebut di masing-masing perguruan tinggi yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,” tegas Stella.

Acara taklimat media 2025 menjadi ajang temu media dengan jajaran Kemdiktisaintek yang dilaksanakan sebagai pembuka awal tahun 2025. Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh rekan-rekan media yang tergabung Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik).

 

Permendikbudristek Nomor 67 Tahun 2024 Jadi Ruang Orpfrof Guru Untuk Aktualisasi Kompetensi Diri

 

Jakarta, 2 Januari 2025  –  Organisasi Profesi (Orprof) Guru merupakan wadah yang memiliki peran penting untuk membantu guru agar memiliki kemampuan adaptif dengan berbagai perubahan dan memiliki ketahanan (resiliensi) terhadap tantangan. Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Nunuk Suryani dalam keterangannya di Jakarta, (2/1).
 
Dengan demikian diperlukan suatu regulasi yang mendorong Orprof Guru untuk memberikan kesempatan bagi guru dalam mengaktualisasikan kompetensi dirinya. “Oleh sebab itu, pada tanggal 16 Oktober 2024 lewat inisiasi yang melibatkan berbagai pihak, diantaranya pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal GTK (Ditjen GTK), bersama Tim Kerja Fasilitasi Pembinaan Orprof GTK sebagai representasi dari seluruh – organisasi pendidikan pada Ditjen GTK beserta Tim Akademisi, kami menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 67 Tahun 2024 tentang Fasilitasi Terhadap Organisasi Profesi Guru,” urai Nunuk.
 
Melalui peraturan ini, Kemendikdasmen dapat memberikan ruang dan fasilitasi yang lebih baik bagi organisasi profesi guru untuk mengoptimalkan peran dalam mengembangkan profesionalitas guru serta menjalankan secara bersama-sama Kode Etik Guru dalam hal menjaga, meningkatkan kehormatan, dan martabat guru saat pelaksanaan tugas keprofesionalan.
 
Tak luput, dengan dukungan regulasi ini diharapkan para guru dapat lebih mudah mengakses pelatihan, berbagi pengalaman, dan memperluas wawasan demi menciptakan proses pembelajaran yang lebih inovatif dan menyenangkan bagi peserta didik.
 
“Kemendikdasmen akan melakukan berbagai strategi penyebarluasan (Permendikbudristek) lewat berbagai platform media sosial, sehingga masyarakat umum terutama guru terhindar dari banyak miskonsepsi/kesalahpahaman khususnya mengenai pengertian Orprof Guru,” jelas Nunuk.
 
Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Organisasi Profesi Guru merupakan perkumpulan berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru, dan guru wajib menjadi anggota organisasi profesi guru. Dengan kata lain, Orprof guru adalah dari dan untuk guru.  Sedangkan di Permendikbudristek no 67/2024 menyebutkan bahwasanya organisasi profesi guru merupakan perkumpulan berbadan hukum adalah bentuknya perkumpulan dan memiliki pengesahan badan hukum dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
 
Lebih lanjut, komitmen Kemendikdasmen untuk menyebarluaskan Permendikbudristek no 67/2024 tersebut telah dilakukan lewat berbagai strategi. Salah satunya melalui Sosialisasi yang telah diadakan di 3 (tiga) wilayah regional yaitu di Kota Padang pada tanggal 21-22 November; di Kota Makassar pada tanggal 29-30 November; dan di Kota Surabaya pada tanggal 12-13 Desember, dengan unsur yang terlibat berasal dari pemerintah daerah, organisasi pendidikan pusat dan daerah, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah perjenjang negeri, swasta, dan agama, serta LPTK yang menyelenggarakan program pendidikan profesi guru (PPG).
 
Kemendikdasmen berharap dengan ditetapkannya Permendikbudristek no 67/2024 dapat mendorong Orprof Guru semakin mengoptimalkan diri dalam memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
 
“Selanjutnya, di dalam peraturan tersebut (Permendikbudristek no 67/2024), Kemendikdasmen menetapkan bentuk-bentuk fasilitasi yang dapat diberikan kepada organisasi profesi guru, guna mengoptimalkan peran organisasi guru”, pungkas Nunuk.

 

 

Kampus Merdeka: Perluas Akses Belajar Luar Kampus, Optimalkan Kompetensi Mahasiswa

Sanur, Bali, 1 Oktober 2024 – Sejak 2020, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk menghadirkan solusi dalam menjembatani kebutuhan antara perguruan tinggi dan industri terkait kompetensi lulusan pendidikan tinggi. Upaya untuk memenuhi kebutuhan industri akan lulusan siap kerja memang masih menjadi salah satu tantangan yang dihadapi institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Tantangan inilah yang mendorong Kemendikbudristek untuk mendesain program yang mendorong pemerataan akses bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas serta meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang relevan bagi kebutuhan profesional. Melalui beragam pilihan aktivitas seperti praktik magang dan studi independen, pertukaran pelajar, wirausaha, dan pilihan proyek lain selama tiga semester, mahasiswa diharapkan semakin teruji dalam melakukan praktik baik yang mendukung pembelajaran di kampus hingga semester akhir. 

Staf Khusus Mendikbudristek Bidang Kompetensi dan Manajemen, Pramoda Dei Sudarmo, menjelaskan kepada delegasi peserta Gateways Study Visit 2024 bahwa MBKM merupakan matchmaking yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berguru langsung kepada praktisi-praktisi terbaik di industri. “Pendekatan ini memberikan percepatan akses mahasiswa pada kemampuan berstandar tinggi (high-standard skills),” ujarnya di Bali, Selasa (1/10). 

Hingga saat ini, lebih dari dua juta mahasiswa sudah berpartisipasi pada kesempatan belajar di luar kampus melalui kebijakan Kampus Merdeka sejak 2020. Langkah ini menjadi salah satu solusi untuk memberi pengetahuan berbasis pengalaman dan meningkatkan daya saing bagi lebih dari 9,8 juta mahasiswa Indonesia yang tersebar dalam 32.592 program studi di 4.356 institusi perguruan tinggi. 

“Dengan kompleksitas jumlah dan skala tersebut yang didukung dengan platform Kampus Merdeka, pelaksanaan kebijakan ini tidak hanya mencocokkan kebutuhan antara mahasiswa dan industri melainkan juga memungkinkan mahasiswa dapat mendaftar pada program yang diminati secara langsung. Sementara universitas simultan turut memantau kemajuan dan hasil dari para mahasiswa,” jelas Dei. 

Tantangan lain pada pendidikan tinggi yang dipaparkan Dei adalah kebutuhan anggaran dan sumber daya riset kampus yang terbatas. Menyikapi hal ini, Kemendikbudristek menggagas Kedaireka.id, platform pertama dan terbesar di Indonesia yang memberikan kesempatan bagi universitas, industri dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam menciptakan inovasi-inovasi melalui berbagai riset. Lebih lanjut, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di level pendidikan tinggi, Kemendikbudristek juga memfasilitasi perguruan tinggi ternama dunia untuk membuka kampus di Indonesia, dengan syarat harus berkolaborasi dengan fakultas-fakultas lokal.

Manfaat dari terobosan berbasis teknologi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek juga telah memberi hasil nyata bagi mahasiswa. Adhi Setiawan, lulusan program studi Teknik Informatika, Universitas Brawijaya adalah salah satu alumni yang mengikuti program Bangkit. Sebagai bagian dari Kampus Merdeka, pembelajaran mandiri yang berlangsung daring dan bersertifikat ini berfokus pada pengembangan teknologi digital seperti machine learning, mobile development, cloud computing, artificial intelligence, dan cyber security. Sistem ini memungkinkan individu, termasuk penyandang disabilitas seperti Adhi, untuk menyerap pengetahuan tentang industri digital dari para ahli di bidangnya dan menerapkannya ke dunia profesional. 

“Semakin hari, pengetahuan saya semakin bertambah. Pengalaman 900 jam belajar machine learning hingga bahasa Inggris membuat saya yang dulunya berkecil hati jadi lebih berani. Tanpa sadar, saya ternyata sudah mengambil langkah maju ke depan. Sekarang, saya berkarier sebagai AI engineer dan bisa bantu berkontribusi (dalam mengoptimalkan ilmu dan keterampilan saya) untuk industri kesehatan nasional,” kata Adhi.

Kisah sukses Adhi hanyalah salah satu praktik baik di mana ia dapat menerapkan pengetahuan dasar yang didapat dari kampus lalu membandingkannya dengan pembelajaran yang didapat dalam program untuk melengkapi pemahaman dan keterampilan yang dimiliki sebelumnya. Melalui proses ini, harapannya lebih banyak dampak positif yang teramplifikasi.  

Diskusi dalam sesi Deep Dive 2: “Higher Education Tech Ecosystem: Democratizing Access to Opportunities through Technology” di Gateways Study Visit Indonesia 2024 berlangsung dalam grup, di mana tiap grup diberi waktu untuk membahas perihal tantangan pendidikan yang ada dan saran terbaik berdasarkan studi kasus di negara masing-masing. Penambahan kurikulum mengenai kemampuan wirausaha menjadi salah satu topik usulan yang mencuat dalam diskusi. Langkah ini dinilai dapat mempertajam kemampuan mahasiswa dalam menganalisis situasi sekaligus kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving skills).

Hari Kesaktian Pancasila 2024: Mendikbudristek Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter

Jakarta, 1 Oktober 2024 – Pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2024, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menegaskan pentingnya program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk mencetak generasi muda Indonesia yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

“Pancasila bukan hanya sekedar hafalan, tetapi harus menjadi bagian dari jati diri bangsa. Selama lima tahun terakhir, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghadirkan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk memastikan bahwa pelajar kita mampu menghayati nilai-nilai Pancasila,” ujarnya di Jakarta, pada Selasa (1/10).

Mendikbudristek menjelaskan bahwa program P5 menekankan pada pembelajaran yang aktif, bermakna, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Saat ini para pelajar di Indonesia tidak sekadar mempelajari Pancasila melalui pembelajaran tekstual, tapi juga terjun langsung ke lapangan dan menggali berbagai nilai Pancasila yang ada di lingkungan.

“Untuk mengintegrasikan pembelajaran Pancasila, berbagai aktivitas para pelajar, guru, bisa menggunakan berbagai macam perangkat ajar, mulai dari sastra, film, dan berbagai produk seni dan budaya lain. Para guru bisa merancang pembelajaran dengan berbasis pada isu-isu yang menjadi perhatian generasi muda saat ini. Seperti isu lingkungan hidup, permasalahan sosial, bencana alam, dan berbagai isu relevan lainnya,” tambah Nadiem.

Lebih lanjut, Menteri Nadiem menyampaikan bahwa metode pembelajaran Pancasila berbasis projek merupakan upaya Kemendikbudristek dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul selangkah lebih dekat. “SDM unggul yang memiliki potensi untuk berkompetisi secara global, menguasai teknologi dan ilmu, dan memiliki karakter yang berlandaskan Pancasila. Inilah modal utama kita dalam menyambut Indonesia Emas 2045,” terangnya.

“Mari kita bersama mendukung implementasi program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan. Demi lahirnya SDM unggul yang akan membawa peradaban bangsa Indonesia melompat ke masa depan,” tegas Mendikbudristek.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengangkat tema “Bersama Pancasila Kita Wujudkan Indonesia Emas”. Sebagai kegiatan inti, upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila digelar di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Bertindak sebagai pembaca teks Pembukaan Undang-undang 1945 adalah Ketua MPR, Bambang Soesatyo. Sementara itu, pembaca teks Pancasila adalah Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti. Kemudian, bertindak sebagai pembaca ikrar adalah Ketua DPR, Puan Maharani. Upacara ditutup dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. Turut hadir sekitar 800 tamu undangan yang terdiri atas keluarga pahlawan, jajaran Kabinet Indonesia Maju, perwakilan negara sahabat, Ketua Lembaga Tinggi Negara, perwakilan pelajar dari SD Negeri Lubang Buaya 13 Jakarta, SMP Negeri 81 Jakarta, SMP Negeri 157 Jakarta, SMA Negeri 113 Jakarta, SMA Negeri 71 Jakarta, SMA Negeri 8 Depok, dan SMA Negeri 2 Tangerang Selatan, serta tamu undangan lainnya.

Kemendikbudristek Raih Empat Penghargaan pada Media Relations Awards 2024

Bandung, 21 September 2024 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meraih empat penghargaan pada Media Relations Awards dalam puncak peringatan ulang tahun ke-78 Serikat Perusahaan Pers (SPS). Apresiasi ini diberikan kepada media, korporasi, institusi, dan pemerintah daerah atas sumbangsihnya memajukan industri pers dan ekosistem media selama tahun 2024. 

Pada Sub Kategori Program Press Gathering Terbaik 2024 Gold Winner diraih Direktorat Jenderal Pendidikan (Ditjen) Vokasi, Kemendikbudristek. Lalu, untuk Sub Kategori Program Press Release Terbaik 2024 Silver Winner diraih oleh Kemendikbudristek dan Ditjen Vokasi. Berikutnya, untuk Sub Kategori Program Press Conference Terbaik 2024 Bronze Winner diraih Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. 

Pelaksana harian (Plh.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbudristek, Anang Ristanto, merasa bersyukur atas capaian ini. Terlebih, ini adalah kali pertama siaran pers Kemendikbudristek meraih apresiasi pada kompetisi Media Relations. “Selamat atas kinerja dan dedikasi teman-teman selama ini. Semoga prestasi ini bisa menjadi semangat bagi rekan-rekan semua untuk menghasilkan produk media relations yang lebih berkualitas di masa mendatang,” ucapnya pada acara HUT ke-78 SPS yang mengangkat tema “Mewujudkan Pers Sehat, Pers Berkualitas” di Bandung, Jumat (20/9).

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Umum SPS, Januar P. Ruswita, mengatakan bahwa penghargaan pada perayaan 78 tahun SPS menjadi sangat spesial karena menjadi puncak penyelenggaraan kompetisi Media Brand Awards, Media Relations Award, Pemimpin Divisi Komunikasi, Korporasi, dan Institusi Terpopuler. 

“Semua penghargaan tersebut diperuntukkan bagi media, korporasi, institusi, dan pemerintah daerah. Tak ketinggalan, akan ada juga penghargaan Lontar Awards dan Lestari Awards, bagi pemerintah dan pemimpin daerah atas budi jasa di bidang media dan budaya lokal,” tuturnya. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Bandung merupakan tempat di mana jejak pers dan peta kebangkitan nasional dilahirkan. Tiga surat kabar yang lahir di Bandung, Jawa Barat, yakni Medan Prijaji, Soeloeh Indonesia, dan Fikiran Ra’jat, menjadi trisula yang menemani perjuangan Soekarno dan bangsa Indonesia dalam melawan kolonialisme dan imperialisme di berbagai belahan dunia. “Dan di tahun ini, jejak pers akan kembali terukir di Bandung melalui penyelenggaraan HUT 78 SPS dan bertepatan dengan perayaan 25 tahun lahirnya UU Pers, yakni UU Nomor 40 tahun 1999,” tuturnya. 

Tahun ini, SPS Indonesia memberikan apresiasi kepada 24 peraih Media Brand Awards 2024 dan 53 pemenang Media Relations Awards 2024, 11 penghargaan kepada korporasi dan institusi terpopuler di media arus utama 2024, serta 13 pemimpin Divisi Komunikasi Terpopuler di media arus utama 2024.

Dalam menentukan pemenang, SPS Indonesia menggandeng lima juri yang kompeten di bidangnya untuk menyeleksi ratusan entri yang masuk. “Rata-rata entri yang masuk sangat bagus. Banyak kemajuan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Maria Wongsonegoro, PR Consultant, yang menjadi juri kategori Media Relation, Press Conference, dan Press Gathering.

Berikutnya, Praktisi Kehumasan, Jojo S. Nugroho, yang menjadi juri kategori Media Relation, Press Conference, dan Press Gathering, turut menambahkan, “Entri yang masuk lebih banyak 50% dan lebih variatif dari tahun kemarin.”

“Semua yang masuk sudah memenuhi standar press release yang baik. Catatan saya adalah bagaimana memasukkan data dalam sebuah siaran pers,” tutur Pung Purwanto, Pemimpin Redaksi Sindonews.com. 

Sementara Tri Agung Kristanto, selaku Wakil Ketua Umum Harian Kompas, mengatakan, “Materi yang masuk sangat beragam. Tim Humas korporat terlihat sudah menguasai teori bagaimana membuat siaran pers yang baik.”

Asmono Wikan sebagai juri kategori Media Relation, Press Conference, Press Gathering, dan Press Release, menambahkan, “Ada beberapa entri yang masuk dan mencuri perhatian. Selamat kepada pemenang. Ke depannya semoga bisa lebih baik lagi sukses dan semakin berkembang.”

Urgensi Generasi Muda Berkontribusi dalam Pengembangan Bahasa Indonesia

Jakarta, 17 September 2024 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Pusbanglin) Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), terus mengembangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Melalui Diseminasi KBBI Kemitraan dengan Komisi X DPR RI, Badan Bahasa berupaya untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia tetap menjadi komunikasi, pendidikan, dan ekspresi budaya yang kuat di Indonesia.

Kepala Pusbanglin, Imam Budi Utomo menyampaikan bahwa urgensi pengembangan KBBI karena merupakan sumber daya pendidikan yang sangat berharga bagi siswa, pendidik, dan peneliti, yang menyediakan referensi yang otoritatif bagi mereka untuk memahami kosakata bahasa Indonesia yang terus berkembang. Selain itu, KBBI juga dapat meningkatkan komunikasi di antara penutur bahasa Indonesia, sehingga memungkinkan percakapan yang lebih tepat dan ekspresif.

Menurut Imam, kekayaan bahasa Indonesia harus tetap terpelihara dan dikembangkan dengan menggabungkan kata-kata dan ungkapan baru yang muncul dari berbagai ranah kehidupan, termasuk teknologi, sains, dan budaya populer. “Sebab, bahasa Indonesia secara resmi telah ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam Sidang Umum UNESCO. Oleh karena itu, sebagai bahasa internasional, kosakatanya harus kaya,” jelasnya di Jakarta, Selasa (17/9).

Adapun perkembangan entri KBBI sejak pertama kali pada tahun 1988 sebanyak 62 ribu entri, KBBI II  tahun 1991 sebanyak 72 ribu entri, KBBI III tahun 2001 sebanyak 78 ribu entri, KBBI IV tahun 2008 sebanyak 90 ribu entri, KBBI V tahun 2016 sebanyak 112 ribu entri, KBBI VI tahun 2023 sebanyak 120 ribu entri, serta KBBI tahun 2024 ditargetkan sebanyak 200 ribu entri. “Semoga tahun ini tercapai,” harapnya.

Selain KBBI, terdapat tiga program prioritas Badan Bahasa lainnya yaitu internasionalisasi bahasa Indonesia, literasi kebahasaan dan kesastraan, serta pelindungan bahasa dan sastra. Dalam menyukseskan berbagai program tersebut, Badan Bahasa merangkul dan berkolaborasi dengan generasi muda melalui Duta Bahasa serta menggandeng komunitas sastra. Imam menyebut, hingga saat ini sudah ada ribuan Duta Bahasa yang tersebar di berbagai provinsi. Kepada generasi muda ia berpesan, “Kalian adalah jembatan kami (Badan Bahasa) untuk berbicara tentang bahasa dan sastra,” tutur Imam.  

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan menekankan peran generasi muda untuk berkontribusi aktif dalam pengembangan bahasa Indonesia khususnya pemanfaatan KBBI secara lebih luas. Ia menyampaikan bahwa bahasa Indonesia dari sisi kebijakan adalah identitas. Oleh karena itu, ketika menjadi identitas maka harus nampak secara jelas kebermanfaatannya.

“Kalian harus bangga dan kami titip bahasa Indonesia karena ini adalah identitas bangsa dan kalian adalah pemain utama dalam mengembangkannya. Maka ketika bicara diseminasi seperti sekarang ini, kita perlu merangkul anak-anak muda untuk terlibat secara aktif,” ujarnya.

Cici, perwakilan dari mahasiswa Universitas Indraprasta, Jakarta, mengajak pemuda dan pemudi untuk berkontribusi menggunakan dan mengembangkan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. “Mari, kita gunakan bahasa Indonesia lebih masif lagi di ruang publik. Sebab, kalau bukan kita sebagai generasi muda, siapa lagi,” tutup Cici.

Berikutnya, mahasiswi Tyzar, semester 7 dari Universitas Bung Karno, Jakarta, menilai penting untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa Indonesia di era digital seperti sekarang. Sebab, sebagai identitas bangsa, generasi penerus juga harus tahu menggunakan bahasa Indonesai dengan baik, benar dan sesuai konteksnya. “Saat ini anak muda lebih banyak menggunakan bahasa gaul dan campuran bahasa Inggris terutama saat berkumpul dengan teman sebaya,” ungkapnya.  

Beberapa hal kecil yang bisa dilakukan dan dibiasakan adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik ketika menulis caption di media sosial. Lalu, unggah konten sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar. “Dengan begitu, kita bisa berkontribusi melestarikan bahasa Indonesia dalam keseharian kita,” jelasnya.

“Sebagai generasi muda perlu menggunakan bahasa Indonesia yang baik sebagai sarana berkomunikasi agar bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai identitas bangsa di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Tyzar.